5 Cara Mengatasi Postpartum Depression
Depresi pasca melahirkan bisa terjadi karena berbagai tekanan sosial
24 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut WHO, sebanyak 50-80 persen perempuan di dunia yang sudah memiliki anak mengalami sindrom baby blues. Lalu sebanyak 10-20 persen di antaranya mengalami depresi berkepanjangan atau yang disebut postpartum depression (PPD).
Berbeda dengan baby blues yang terjadi dalam waktu singkat, depresi pasca melahirkan bisa dialami selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Namun, tak jarang banyak orang yang terlalu mengabaikan gejala-gejala depresi pasca melahirkan ini. Padahal bila kondisi depresi pasca melahirkan dibiarkan begitu saja, peran sebagai seorang Mama tidak bisa dijalankan denga baik. Hal ini, secara tidak langsung dapat membuat Mama dan anak-anaknya kurang memiliki kualitas hidup yang baik.
Selain berusaha untuk tetap cukup istirahat untuk mengurangi depresi, kali ini Popmama.com akan memberikan beberapa langkah dalam meminimalisir terjadinya postpartum depression.
1. Usahakan untuk tidak membebani diri sendiri
Seseorang yang mengalami postpartum depression biasanya akan kesulitan dalam membangun kedekatan emosional dengan si Kecil. Ada baiknya gejala depresi pasca melahirkan ini harus dikomunikasikan ke orang terdekat.
Mama tidak bisa mengurus anak-anak, mengurus suami, mengurus pekerjaan, mengurus rumah dan semuanya sendiri secara bersamaan. Saat tugas terlalu banyak, usahakan untuk tidak membebani diri sendiri.
Tujuannya agar orang-orang sekitar bisa ikut membantu dalam meringakan segala tugas, sehingga perlahan-lahan dapat mengurangi postpartum depression.
Baca juga: Bisa Bikin Stres, 5 Tekanan Sosial Ini Sering Terjadi Pasca Persalinan
Editors' Pick
2. Menjauhkan diri dari orang-orang negatif
Postpartum depression seringkali dialami oleh banyak Mama usai berhasil melahirkan buah hatinya.
Tak jarang tekanan sosial bisa banyak terjadi dari lingkungan sekitar, seperti dikomentari berat badannya bertambah alias mendapatkan body shaming, menghina kondisi bayi bahkan dianggap tidak ada kemiripan antara bayi dengan orangtuanya.
Banyaknya tekanan sosial di saat sedang mengalami depresi ketika mengurus anak, tanpa disadari akan semakin membuat postpartum depression meningkat. Untuk itu, perlu sekali menjauhkan diri dari orang-orang negatif yang bisa meningkatkan depresi.
Mama perlu berkumpul bersama orang-orang positif agar semakin terhindar dari tekanan sosial yang ada di sekitarmu.
Baca juga: Selain Mengurangi Tingkat Stres, Ini Manfaat Lain Vitamin C untuk Mama
3. Berkomunikasi dengan suami
Berkomunikasi dengan orang terdekat termasuk suami menjadi salah satu cara tepat dalam mengatasi postpartum depression. Cara berkomunikasi yang baik mengenai berbagai kondisi pasca melahirkan perlu diperhatikan.
Saat memiliki anak pertama, wajar sekali untuk membutuhkan waktu dalam beradaptasi terhadap situasi yang sedang dijalani sekarang. Apalagi ketika harus mengurus rumah, keluarga sekaligus merawat bayi yang baru lahir. Tak jarang, pengalaman memiliki anak pertama akan menemukan masalah-masalah baru.
Saat memiliki masalah, usahakan untuk tidak sungkan menyampaikannya ke suami atau anggota keluarga yang terpercaya lainnya. Usahakan untuk tidak selalu menyalahkan diri sendiri, selalu ingin menyelesaikan sendiri atau menganggap semua kerja kerasmu selalu salah.
Komunikasi yang baik dan lancar dapat membantu dalam mengurangi stres termasuk saat mengurus bayi baru lahir.
Baca juga: 5 Zodiak yang Paling Pintar Berkomunikasi dengan Pasangannya
4. Mengikuti komunitas dan saling berbagi pengalaman
Ma, daripada hanya stres sendiri tidak ada salahnya untuk berbagi cerita dan pengalaman dengan mengikuti sebuah komunitas.
Dengan melakukan beberapa kegiatan positif seperti mengikuti komunikasi, tanpa disadari akan membantu dalam mengurangi tingkat depresi yang bisa memicu postpartum depression.
Pada hari Sabtu (9/2) lalu, Ibunda baru saja menggelar Talkshow mengenai "Berdamai dengan Depresi Pasca Melahirkan". Ini bisa menjadi salah satu event yang mampu memberikan edukasi sekaligus self healing mengenai baby blues dan postpartum depression (PPD).
Perlu diingat juga bahwa depresi itu sebaiknya tidak dilawan sendirian, namun perlu bersama-sama. Melalui berbagi pengalaman di sebuah komunitas yang mengalami postpartum depression.
5. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater
“Kalau merasakan gejala postpartum depression, idealnya harus temui psikolog atau psikiater. Sebaiknya jangan terlalu banyak googling, nanti malah tersugesti,” ucap Dessy Ilsanty saat Talkshow di acara Ibunda.
Postpartum depression termasuk masalah kesehatan mental yang perlu ditangani karena efeknya bisa berbahaya seperti mudah putus asa, rasa cemas yang berlebihan, menyakiti diri sendiri atau anak-anak di rumah bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Sebelum banyak kemungkinan berbahaya terjadi, postpartum depression perlu segera diatasi oleh para ahli seperti berkonsultasi dengan psikolog. Bila sudah ada gejala yang terlihat sebagai postpartum depression, segeralah untuk mencari bantuan profesional.
Para ahli secara profesional memang bisa memberikan bantuan, namun diri sendiri pun berjuang dalam memberikan kesempatan untuk segera kembali pulih.
Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi postpartum depression. Semoga bisa membantu untuk kembali bahagia dan menghargai segala usaha sendiri ya, Ma!
Baca juga: Waspada Bahaya Postpartum Depression, Kenali 8 Gejalanya