Eksklusif: Lawan Depresi Postpartum, Donita Berusaha Mencari Bantuan
Demi menjaga kesehatan mental, masalah memang tidak perlu disembunyikan
4 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Proses melahirkan memang tidaklah mudah, banyak sekali emosi yang terjadi saat proses persalinan berlangsung mulai dari rasa bahagia, terharu, takut hingga gelisah terus bercampur menjadi satu.
Dilansir dari Parents, depresi postpartum yang melahirkan anak laki-laki bisa cenderung jauh lebih tinggi dalam memicu depresi postpartum (PPD) atau depresi pasca persalinan dibandingkan yang memiliki anak perempuan.
Terkait mengenai depresi postpartum, Donita yang memiliki dua anak laki-laki bernama Alfarizqy Ataris Svarga Nugroho dan Parvaiz Farezell Shaquill Nugroho juga sempat mengalami permasalahan kesehatan mental yang satu ini.
Perlu diketahui bahwa depresi postpartum adalah masalah kesehatan mental yang sering dialami beberapa perempuan pasca melahirkan walaupan selama proses persalinan memberikan situasi bahagia hingga rasa bangga. Depresi postpartum dapat terjadi secara tiba-tiba bahkan berkembang secara perlahan terutama pada tahun pertama pasca persalinan.
Mengurus dua orang anak seperti yang dijalani oleh Donita tentu tidak mudah dan banyak perjuangan, termasuk dalam melawan depresi postpartum.
Jika Mama penasaran dengan cerita Donita dalam melawan depresi postpartum yang sempat terjadi pada dirinya, kali ini Popmama.com pun telah melakukan wawancara eksklusif disela-sela pemotretan Millennial Mama of the Month edisi Oktober 2019.
Simak kisah inspirasi Donita dalam melawan depresi postpartum yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Donita tak mengalami baby blues, tapi ia merasakan depresi postpartum
Sebenarnya ada tiga level permasalahan kesehatan mental alias depresi pasca persalinan yaitu postpartum baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum.
Berbeda dengan baby blues yang terjadi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, depresi pasca melahirkan atau postpartum depression justru bisa dialami selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
"Saya dulu bukan terkena baby blues, tetapi justru lebih ke arah depresi postpartum. Bisa dibilang saat itu termasuk tipe yang panik banget bahkan hal-hal yang terkesan sepele," ucap Donita.
Istri dari Adi Nugroho ini pun mengatakan kalau ia bahkan sempat panik ketika suatu ketika sang Mama salah memakaikan baju kepada anaknya. Pengaruh hormon membuat Donita merasa bisa tiba-tiba panik dalam menjalani keseharian saat mengurus anak.
Usai persalinan perubahan hormon terjadi sangat besar dalam tubuh perempuan terutama estrogen dan progesteron. Kondisi hormon itulah yang membuat produksi tiroid mengalami perubahan, sehingga memberikan perubahan mood pasca melahirkan.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues!
2. Sempat beberapa kali ke psikolog untuk mengatasi depresi postpartumĀ
Perlu Mama ketahui bahwa depresi postpartum bisa terjadi kepada siapa saja karena berbagai faktor seperti merasa kelelahan, frustasi, sendirian mengurus anak, tidak dihargai, merasa kehilangan prestasi diri hingga tidak memiliki waktu luang untuk diri sendiri.
Ketika mengetahui kalau dirinya mengalami depresi postpartum, Donita sempat panik dan ingin memperbaiki kesehatan mentalnya dengan cara pergi ke psikolog untuk berkonsultasi.
Selama konsultasi bersama psikolog, Donita pun diajak untuk tidak menyangkal bahwa dirinya sedang menghadapi permasalahan dan tetap berusaha diselesaikan dengan baik.
"Ketika punya masalah ada baiknya tidak berusaha untuk menyangkal. Ketika merasa denial tanpa disadari akan semakin membohongi diri sendiri dan seolah mengamini kalau tidak ada perubahan dalam hidup," ucap Donita.
Kepada Popmama.com, Donita pun mengingatkan bahwa seorang Mama yang memiliki masalah tidak perlu malu untuk mengakuinya. Selain sebagai proses pengalaman berbagai masalah justru membantu diri sendiri untuk belajar.
Menurut seorang psikolog, cara Donita untuk meminta bantuan kepada orang yang lebih profesional terbilang tepat karena perlu segera ditangani.
“Kalau kondisinya sudah masuk tahap depresi dan terbilang melakukan yang tidak wajar memang sangat dibutuhkan bagi seseorang untuk mendapatkan pertolongan profesional. Apalagi bila sudah masuk postpartum depression, tinggal selangkah lagi menuju PP Psychotic. Biasanya peran psikolog di sini adalah membantu mereka mengembalikan rasa prestasi diri, kepercayaan diri, mencari pemicu depresi (kelelahan, rasa tidak berharga, perubahan bentuk tubuh, perubahan lifestyle hingga pemicu lainnya) dan membantu pasien berlatih untuk beradaptasi terhadap kondisi yang sedang dialaminya,” kata Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht.
Psikolog Alexandra mengatakan kalau penanganan depresi pasca persalinan ini memang perlu dilakukan sedini mungkin agar tidak berdampak buruk ketika sedang mengurus anak.
Perlu diingat bahwa kebahagiaan dan kesehatan Mama menjadi prioritas karena bisa menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Baca juga: Benarkah Melahirkan Anak Laki-Laki Meningkatkan Depresi Postpartum?