Meira Anastasia, Istri Ernest Prakasa Curhat Soal Depresi Postpartum
Ada yang punya pengalaman seperti Meira Anastasia?
26 November 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin sudah banyak yang tahu kalau komika atau pelawak Ernest Prakasa telah menikah dengan Meira Anastasia sejak tahun 2008 lalu. Usia pernikahannya kini sudah 10 tahun berjalan.
Ernest Prakasa dan Meira Anastasia sudah dikaruniai dua anak yakni Sky Tierra Solana dan Snow Auror Arashi. Sebagai sosok orangtua tentu keduanya sudah mencicipi manis pahitnya kehidupan berumah tangga.
Baru-baru ini Meira Anastasia sempat berbagi cerita melalui Instagram pribadinya. Saat melahirkan Snow Auror Arashi, dirinya sempat mengalami emotionalturbulence.
Meira Anastasia mengaku kalau hari-hari yang dijalaninya terasa begitu berat. Sering sekali bertengkar dan sulit untuk berpikir dengan jernih. Baru-baru ini, baru sadari kalau dirinya mengalami depresi postpartum.
Depresi postpartum yang dialami oleh Meira Anastasia sempat membawanya untuk menyelesaikan masalah bersama seorang psikolog. Awalnya Meira Anastasia merasa ragu kalau sampai harus pergi ke psikolog. Namun, setelah berdiskusi dengan Ernest Prakasa akhirnya pun dijalani.
Bukan kayak di film-film yang kita tiduran terus ditanya-tanya gitu. Tapi aku dan psikolognya duduk bareng di sebuah ruangan terus kita ngobrol aja. Santai. ngobrolin segala macem. Nah, yang menarik adalah pertemuan kedua yaitu dia minta Ernest juga dateng. Jadi lebih kayak couples therapy. Kita jadi sama-sama tau apa yang terjadi, bagaimana perasaan masing-masing. Setelah itu, dia lebih mengerti apa yang aku rasakan dan bisa lebih berempati dengan kondisi psikologisku. Because Ernest is my support system! So I really need him to understand what’s going on in my head. The point is: Life (especially marriage life) is more than what you see on social media.
Begitu cerita Meira Anastasia saat berkonsultasi dengan psikolog, ia juga berpesan kepada para pengikutnya di Instagram untuk jangan menilai hidup orang lain hanya karena kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.
Jangan menilai hidup orang lain, karena kita nggak akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi. Apa struggle mereka dan masing-masing orang juga punya jalan keluar yang mereka anggap paling baik, karena nggak semua orang sama. Kalau memang sayang, doakan saja yang terbaik. Dan kalau liat kami berdua seperti baik-baik saja terus, padahal nggak lho. Banyak berantemnya juga. Afterall, we’re humans. Humans have flaws. #SharingMamakMeira.
“Perlu diketahui kalau seseorang yang terkena baby blues itu sangat wajar karena berkaitan dengan hormonal. Hanya saja bila durasi dan intensitasnya sudah semakin berat baru bisa dikatakan sebagai depresi postpartum,” jelas Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht.
Bila Mama sedang mengalami depresi postpartum tidak perlu khawatir, Popmama.com sudah merangkum beberapa tips dari Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht untuk pelan-pelan mengurangi permasalahan ini.
Intip dan terapkan di rumah ya, Ma!
1. Perlu waktu seimbang
Lagi-lagi bicara mengenai waktu ya, Ma.
Menyeimbangan waktu itu sangat diperlukan dalam hal apa saja di dalam hidup. Untuk menghindari terjadinya depresi postpartum, Mama perlu sekali membuat waktu seimbang terlebih dengan segala aktivitas yang ada.
Mengurus rumah, keluarga dan si Kecil memang tidak mudah terlebih saat baru memiliki anak. Kehidupan seolah berubah dan perlu sekali adanya adaptasi agar bisa berdamai dengan kenyataan yang ada.
Cobalah untuk memiliki waktu untuk “hening sejenak” dengan segala rutinitas yang ada. Seimbangkan waktu antara mengurus anak dengan “hening sejenak”. Lakukan ini ketika anak sedang tidur atau suami sudah pulang.
Pergunakan waktu “hening sejenak” untuk diam sejenak, istirahat atau membuat tubuh rileks.
Editors' Pick
2. Pelan-pelan kembalikan rutinitas sebelum memiliki anakĀ
Setelah si Kecil hadir di kehidupan Mama, tak jarang rutinitas akan bertambah banyak dan tentunya berat ketika dijalani. Semua ini bisa wajar terjadi apalagi saat berbagai hal yang dilakukan belum menjadi kebiasaan.
Memang tidak mudah melakukan rutinitas pribadi setelah memiliki si Kecil. Saat dirinya sudah lebih besar dan bisa dibagi waktunya untuk diurus oleh kakek, nenek atau suami akan lebih baik.
Mama setidaknya memiliki waktu sedikit untuk pelan-pelan mengembalikan rutinitas atau produktivitas sebelum memiliki anak. Tanpa mengabaikan tugas utama sebagai orangtua, Mama bisa melakukan berbagai hal lain yang disukai.
Contoh kecilnya seperti melakukan pekerjaan yang sempat tertunda walau dikerjaan dengan waktu singkat atau sekedar berkumpul bersama teman. Perlu diingat, jangan semua ini harus diseimbangkan dengan waktu bersama si Kecil ya.