Hati-Hati Ma, Ini Risiko dan Pemicu Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur
Kenali risiko dan pemicu bayi terlahir prematur yuk, Ma!
21 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat rutin melakukan USG ke dokter selama masa kehamilan, Mama bisa memprediksi kelahiran si Kecil. Baik lahir lebih awal atau bahkan lebih lambat dari tanggal perkiraan yang sudah diberitahu oleh dokter kandungan.
Bayi yang terlahir secara prematur memiliki risiko komplikasi lebih tinggi dibandingkan bayi normal. Padahal komplikasi yang terjadi pada bayi prematur sangat membahayakan kesehatannya.
Jika Mama ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai risiko dan pemicu bayi lahir prematur, kali ini Popmama.com sudah merangkumnya.
Editors' Pick
1. Apa itu kelahiran secara prematur?
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kandungan yang seharusnya. Kelahiran prematur umumnya terjadi pada usia kandungan di bawah 37 minggu atau kurang dari 30 minggu. Bayi yang terlahir secara prematur cenderung memiliki berat badan lahir yang rendah. Namun, ada juga yang lahir sebelum minggu ke-26 disebut prematur mikro dan ini paling berisiko mengalami komplikasi.
Berat badan bayi prematur bisa diukur menjadi beberapa bagian yaitu:
- Kurang dari 2500 gram masuk dalam kategori berat lahir rendah.
- Kurang dari 1500 gram masuk dalam kategori berat lahir sangat rendah.
- Kurang dari 1000 gram masuk dalam kategori berat lahir rendah ekstrem.
2. Risiko komplikasi terhadap bayi yang terlahir secara prematur
Usia kandungan yang normal sebenarnya sangat dibutuhkan dalam perkembangan janin selama di dalam kandungan. Kondisi kehamilan yang normal dapat membantu proses pembentukan organ tubuh secara optimal, pembentukan darah hingga sistem kekebalan tubuh.
Jika bayi lahir kurang dari usia yang semestinya untuk dilahirkan, maka organ-organ dalam tubuh masih kurang matang berkembang dengan baik.
Bayi yang terlahir prematur berisiko untuk mengalami berbagai macam komplikasi kesehatan. Beberapa komplikasi tersebut antara lain:
- Mengalami gangguan pernapasan. Kekurangan kadar surfaktan yang perlu didapat pada usia kehamilan ke-20 hingga ke-34 minggu dapat memicu elastisitas tidak berkembang normal. Kondisi ini dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbondioksida saat berada di paru-paru, sehingga dapat memicu gangguan suplai oksigen ke beberapa organ penting lain.
- Memicu terjadinya anemia. Bayi yang lahir sebelum waktunya alias prematur membuat beberapa organ dalamnya belum ‘matang’ secara sempurna. Baik secara organ hingga komponen darah termasuk sel darah merah di dalam tubuh yang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan risiko si Kecil terkena anemia.
- Terjadi gangguan nutrisi. Kondisi bayi terlahir prematur dapat memicu saluran pencernaannya belum terlalu sempurna, sehingga menyebabkan gangguan saat menyerap makanan. Oleh karena itu, setiap bayi baru lahir termasuk bayi prematur perlu dianjurkan diberi ASI. Apalagi ASI ini bersifat mudah dicerna, sehingga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada bayi prematur.
- Mengalami ketidakseimbangan cairan tubuh. Berbeda dari bayi yang terlahir normal, bayi prematur dapat mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Kondisi seperti ini membuat dirinya mudah dehidrasi apalagi saat ketidakseimbangan ini dipicu oleh fungsi ginjal yang belum sempurna.
- Mengalami infeksi. Sel darah merah dan sel darah putih pada bayi prematur juga belum berkembang dengan sempurna. Padahal sel darah putih sangat berguna untuk mempertahankan tubuh dari segala infeksi kuman. Ketidakstabilan sel darah putih dapat menyebabkan angka kematian akibat penyakit infeksi semakin meningkat.
- Mengalami hiperbilirubin atau penyakit kuning. Fungsi hati pada bayi prematur masih belum sempurna nih, Ma. Akibatnya proses pemecahan bilirubin sering terhambat, sehingga menyebabkan tingginya kadar bilirubin dalam darah. Apabila bilirubin terlalu lama mengendap di dalam darah, maka dapat menimbulkan penyakit kuning pada bayi.
Inilah beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi setelah bayi terlahir prematur. Sebelum terjadi berbagai dampak buruk pada si Kecil, Mama perlu berkonsultasi lebih ke dokter untuk meminimalkan segala kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.
3. Apa saja penyebab bayi terlahir prematur?
Setiap ibu hamil perlu sekali menjaga kehamilannya dengan baik agar tetap berjalan sehat. Selain mencukupi nutrisi selama kehamilan, Mama juga perlu meluangkan waktu untuk istirahat cukup dan menjaga kestabilan emosi.
Semua yang penting perlu diterapkan agar tidak terjadi masalah pada saat masa-masa kehamilan, terutama pemicu bayi terlahir secara prematur.
Sebuah penelitian di University of California menyimpulkan ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya bayi terlahir prematur. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab prematur, seperti:
- Hamil di usia muda. Perempuan di bawah umur yang mengalami kehamilan remaja dapat meningkatkan risiko buruk. Perlu diketahui bahwa kehamilan yang terjadi pada usia remaja dapat mengalami peningkatan risiko kelahiran bayi prematur lebih ekstrem.
- Adanya riwayat kelahiran prematur. Pemicu terjadinya kelahiran prematur akan semakin meningkat apabila pernah mengalaminya di persalinan yang sebelumnya.
- Jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Periode atau jarak antar kehamilan yang satu dengan lainnya perlu enam hingga sembilan bulan setelah melahirkan. Jika dari proses persalinan dengan kehamilan berikutnya sangat dekat, tanpa disadari dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur.
- Mengalami infeksi dan peradangan. Organ-organ yang mengalami infeksi atau peradangan dapat memicu kelahiran secara bayi prematur. Infeksi yang ada dapat memengaruhi vagina, ginjal, kandung kemih hingga saluran kencing sehingga berisiko melahirkan prematur.
- Terjadi abnormalitas pada leher rahim. Pengangkatan leher rahim yang dilakukan sebelum persalinan dapat memicu risiko hilangnya kehamilan secara sehat dan normal. Risiko kelahiran bayi secara prematur akan semakin meningkat saat leher rahim pendek usai menjalani operasi rahim.
- Berat badan saat masa kehamilan tidak memenuhi standar. Obesitas yang terjadi saat pra-kehamilan berpotensi tinggi sebagai faktor risiko terjadinya kelahiran prematur. Apalagi dipicu dengan meningkatnya risiko ketuban pecah dini.
- Mengalami stres fisik dan mental. Terlalu banyak beraktivitas dan bekerja membuat tubuh merasa kelelahan secara fisik. Lalu mental ibu hamil juga perlu sehat dari segala jenis trauma dan depresi. Peristiwa hidup traumatik dapat memicu kelahiran prematur yang ekstrim.
- Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Masa-masa kehamilan yang begitu dekat dengan alkohol, rokok, kurang tidur cukup hingga narkoba dapat menyebabkan potensi bayi terlahir prematur. Perkembangan janin di dalam rahim akan terganggu saat gaya hidup yang selalu diterapkan tidak sehat.
Dari informasi yang diberikan Popmama.com kali ini, semoga bisa membantu Mama mengetahui lebih banyak informasi mengenai penyebab bayi prematur.
Baca juga:
- Benarkah Magnesium Sulfat Dapat Menunda Persalinan Prematur?
- Ibu Hamil Positif Covid-19 Berpotensi Melahirkan Bayi Prematur
- Tanda-Tanda Akan Melahirkan Prematur yang Harus Mama Waspadai