Tak Hanya Istri, Suami Juga Bisa Terkena Depresi Pasca Persalinan
Gaji kecil yang tidak mencukupi menjadi salah satu depresi pasca persalinan
11 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Momen kelahiran buah hati memang paling dinantikan semua orang apalagi kebahagiaan seperti ini tidak akan bisa terulang kembali. Jika dibandingkan, rasa kebahagiaan antara anak pertama dan anak kedua pun akan berbeda karena setiap anak memiliki kebahagiaan masing-masing.
Namun, dibalik kebahagiaan yang dirasakan oleh sang Suami setelah istrinya berhasil melakukan persalinan ada sedikit rasa khawatir bahkan pelan-pelan memicu depresi. Terkadang depresi yang dirasakan suami ini tidak disadari karena seolah tertutup oleh raut wajah bahagia pasca persalinan.
Padahal di hati dan pikirannya tanpa diketahui ada rasa yang mengganjal, sehingga banyak sekali pikiran pasca keberhasilan persalinan sang Istri.
Jika Mama ingin mengetahui kondisi depresi pasca persalinan yang terjadi pada sang Suami. Berikut beberapa rangkuman dari Popmama.com mengenai permasalahan yang satu ini.
Editors' Pick
1. Faktor pemicu suami mengalami depresi pasca persalinan
Tidak hanya perempuan saja yang memiliki faktor pemicu saat dirinya mengalami depresi pasca persalinan. Laki-laki pun merasakan hal yang sama, namun bentuk permasalahannya saja yang berbeda.
Sebagai seorang kepala rumah tangga, para suami yang baru saja memiliki buah hati biasanya akan mengalami berbagai macam perubahan di dalam dirinya. Tak jarang perubahan yang terjadi pasca persalinan akan membuat dirinya depresi. Ini bisa terjadi karena dirinya belum bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya.
Faktor lain yang bisa memicu suami mengalami depresi pasca persalinan, seperti:
- Belum terbiasa saat memiliki tuntutan untuk merawat bayi.
- Mengalami konflik atau masalah sesama anggota keluarga.
- Kualitas tidur semakin menurun dan jam tidur juga berkurang.
- Merasa punya beban tersendiri terhadap status baru sebagai seorang ayah.
- Gaji mulai tidak mencukupi dalam membeli kebutuhan bayi hingga besar nanti.
- Kondisi kesehatan mental masa lalu yang buruk, sehingga mudah sekali depresi.
- Memiliki masalah finansial setelah memiliki anak. Kondisi ini terkadang mulai terasa setelah membayar biaya persalinan dan membeli segala kebutuhan bayi.
- Kurang bisa menerima keadaan pasangan usai persalinan. Ini diperkuat jika berat badan pasangan menjadi sangat berbeda dari berat badan sebelumnya.
- Ada perasaan takut dan cemas saat belum bisa menjalankan peran sebagai ayah yang ideal.
Walau ada faktor yang terkesan sepele, namun bagi suami yang depresi pasca persalinan permasalahan seperti ini bukanlah masalah biasa. Di beberapa kondisi bahkan kurangnya dukungan dari orang terdekat setelah memiliki anak justru bisa menjadi masalah tersendiri yang memicu depresi.
2. Kenali gejala umum depresi pasca persalinan
Perlu disadari kalau depresi pasca persalinan yang terjadi pada suami termasuk sebuah gangguan kesehatan mental. Depresi ini bisa mulai terjadi pada masa-masa kehamilan atau bahkan setelah proses persalinan benar-benar selesai.
Kondisi mental yang dirasakan suami pasca istrinya mengalami persalinan memang berbeda-beda. Sebagian besar suami ada yang mengalami depresi, namun ada juga yang masih berjalan normal dan semestinya.
Gangguan depresi seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa berdampak buruk pada sang Suami dan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dalam mengidentifikasi secara pasti dan jelas mengenai penyebab sebagian suami mengalami depresi pasca persalinan, perlu sekali dilihat gejala-gejalanya secara umum.
Biasanya depresi yang dirasakan suami pasca persalinan dapat dikenali oleh istrinya memiliki gejala umum, seperti:
- Merasa rendah diri.
- Memiliki kecemasan yang berlebihan.
- Enggan saat diajak berhubungan seks.
- Menutup diri seolah tidak mau bersosialisasi.
- Sulit berkonsentrasi karena terkena gangguan tidur dan kualitas tidurnya tidak pernah terasa cukup.