5 Fakta Makan Cokelat saat Menyusui, Apakah Aman?
Dapat membuat bayi mudah rewel dan sulit tidur
8 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cokelat adalah favorit semua orang dengan rasa manis yang menarik, teksturnya yang meleleh di mulut dan selalu membuat ketagihan. Tetapi bagi Mama yang masih memberikan ASI mungkin memiliki tanggung jawab tambahan.
Biasanya, Mama mewaspadai semua yang asupan makanan yang dikonsumsi. Gunanya, untuk turut menjaga kesehatan bayi yang masih disusui.
Berbagai pertimbangan seperti, bolehkah makan cokelat saat menyusui dan seberapa sering boleh makan cokelat. Jadi pertanyaannya adalah apakah makan cokelat selama menyusui itu baik atau tidak?
Kali ini Popmama.com akan membahas seputar makan cokelat saat menyusui.
Berikut informasi lengkapnya!
1. Kandungan pada cokelat yang dapat membuat bayi mudah rewel dan sulit tidur
Siapa yang tidak mengenal cokelat? Makanan manis yang biasanya disantap sebagai hidangan penutup atau sebagai olesan di roti dan kue.
Biasanya untuk makanan yang memiliki aroma cokelat, dibuat dari biji kakao Theobroma yang dipanggang dan dihaluskan.
Bahan utama cokelat adalah cairan cokelat, cocoa butter, dan gula tambahan.
Bahan-bahan pembuat cokelat ini mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air, kafein, kolesterol, dan theobromine.
Cokelat juga mengandung thebromine yang merupakan stimulan.
Secara teori, theobromine dapat menyebabkan bayi yang disusui lebih mudah rewel dan sulit tidur.
Jika Mama mengonsumsi cokelat yang mengandung kafein, terdapat efek ganda dari kombinasi theobromine dan tambahan kafein, sehingga bayi mengonsumsi dua macam stimulan.
2. Membatasi makan cokelat atau menghentikan makan cokelat jika muncul efek samping
Lalu apakah boleh makan cokelat saat masih menyusui? Jawabannya adalah tetap boleh ya, Ma! Namun batasi hingga jumlah sedang, karena cokelat memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi serta sedikit nilai gizi.
Namun, jika bayi menunjukkan efek samping seperti di bawah ini, sebaiknya hindari cokelat:
- Kegelisahan,
- ruam (karena alergi produk susu),
- muntah,
- produksi gas berlebih,
- sensitif,
- diare,
- hiperaktif,
- insomnia,
- menolak menyusu.
Jika bayi memunjukkan salah satu efek samping ini, lebih baik hentikan makan cokelat untuk sementara hingga kondisi bayi lebih pulih dan normal.
Jika kondisi terus menerus atau menunjukkan gejala lain, Mama dapat mengunjungi dan berkonsultasi pada dokter anak.
Editors' Pick
3. Efek dari mengonsumsi cokelat yang memiliki kandungan tinggi kafein saat menyusui
Mengonsumsi cokelat yang tinggi kafein dapat memengaruhi kesehatan bayi saat ia menyusui. Satu persen kafein akan masuk ke dalam ASI lewat aliran darah setelah satu jam Mama mengonsumsi cokelat.
Jika Mama mengonsumsi lebih dari 500mg kafein atau theobromine atau keduanya dalam sehari, bayi akan lebih sensitif, rewel, dan sulit tidur nyenyak.
Sistem bayi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghilangkan kafein dalam dirinya.
Kafein juga dapat mengurangi produksi ASI jika dikonsumsi dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan.
4. Bayi dapat mengonsumsi kandungan theobromine dari cokelat 10mg dalam sehari
Theobromine adalah komponen utama dalam membuat cokelat padat, oleh karena itu dark chocolate mengandung kadar theobromine yang lebih tinggi daripada cokelat susu.
Tidak perlu khawatir dengan kandungan theobromine dalam cokelat, jika Mama mengonsumsi cokelat dalam batas yang sedang. Sebuah penelitian menemukan bahwa, bayi dapat mengonsumsi sekitar 10mg theobromine dalam sehari.
Jika terlalu banyak, bayi akan menunjukkan tanda-tanda pembentukan gas esktrem jika theobromine tercampur dengan kafein dalam cokelat.
Jika Mama melihat konsistensi tinja bayi telah berubah atau bayi memiliki masalah gas pada perut, Mama harus menghentikan sementara konsumsi cokelat sambil menyapih bayi.
5. Cokelat hitam memiliki kadar kafein yang tinggi, namun cokelat putih memiliki kandungan gula yang tinggi
Cokelat hitam atau dark chocolate terdiri dari kakao yang lebih padat, sehingga memiliki kadar kafein dan theobromine yang lebih tinggi. Sedangkan cokelat putih memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dan tidak memiliki theobromine yang lebih rendah.
Namun, cokelat hitam memiliki gula yang lebih sedikit daripada cokelat putih yang mengandung flavonoid, sehingga baik untuk jantung. Cokelat putih yang diproses memiliki kandungan gula yang tinggi.
Sehingga lebih baik dalam mengonsumsi cokelat hitam atau cokelat putih dalam kadar yang sedang. Karena setiap cokelat memiliki keuntungan serta efek sampingnya masing-masing.
6. Mengonsumsi makanan dengan campuran cokelat sesekali dan memerhatikan alergi pada bayi
Makanan dengan campuran cokelat seperti kue cokelat, es krim cokelat, kue cokelat, atau susu cokelat dapat dikonsumsi sesekali. Tapi ingat bahwa Mama perlu mengonsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan mama serta memberikan nutrisi penting untuk bayi.
Beberapa bayi mungkin tidak toleran dengan susu sapi atau menunjukan alergi pada telur. Pada kondisi seperti itu, Mama mungkin perlu untuk menghindari produk susu dan telur, termasuk cokelat.
Kini Mama telah mengetahui seputar makan cokelat saat menyusui. Konsumsi makanan sehat seperti buah, sayuran, serta kacang-kacangan sebagai makanan ringan yang sehat, ya Ma!
Baca juga:
- Menambah Selera Makan, Bolehkah Ibu Menyusui Makan Makanan Pedas?
- Bolehkah Minum Soda saat Menyusui? Cek Faktanya di Sini!
- Bolehkah Ibu Menyusui Minum Kopi? Cek Faktanya, Ma!