Apa Itu Lochia, Pendarahan Setelah Melahirkan! Apakah Berbahaya?
Kenali lochia agar tidak terkejut saat melihat pendarahan setelah persalinan
30 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah menunggu si Bayi selama 9 bulan, perasaan bahagia akhirnya datang ketika memasuki hari persalinan. Walaupun merasakan tubuh yang sangat lelah, perasaan sukacita hadir ketika melihat anak lahir dengan selamat dan sehat.
Kemudian, dalam 6 minggu setelah melahirkan, tubuh Mama akan melewati masa penyembuhan. Saat dalam proses penyembuhan, terdapat kondisi yang disebut dengan lochia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pendarahan serta pembekuan darah.
Pendarahan ini terbentuk dari gumpalan darah yang saling menempel hingga membentuk sebuat zat seperti jeli.
Pendarahan ini tidak selalu keluar melewati vagina, namun keluar dari tubuh dan membentuk sebuah gumpalan. Bahkan terkadang gumpalan ini bisa sangat besar saat setelah melahirkan. Jika membentuk terlalu banyak gumpalan darah atau gumpalan yang sangat besar, lochia bisa menjadi perhatian penting.
Kali ini Popmama.com akan membahas tentang fakta lochia yaitu pembekuan darah yang terjadi setelah proses persalinan.
1. Penyebab pendarahan diakibatkan oleh pelepasan lapisan di rahim
Penyebab pendarahan yang paling umum setelah melahirkan adalah pelepasan lapisan rahim, jika Mama melakukan persalinan normal, penyebab lainnya juga dapat merusak jaringan pada jalur lahir.
Endometrium atau lapisan terdalam pada rahim yang menebal dan menjadi tempat menempelnya ovum setelah dibuahi menjadi terlepas. Pelepasan jaringan ini membawa darah dan lendir yang berasal dari mulut rahim melalui proses penyembuhan dan akibat dari peluruhan jaringan dari dalam tubuh yang sudah mati.
Gumpalan darah sering terlihat seperti jel, yang mengandung lendir dan ukurannya bisa sebesar bola golf. Jumlah gumpalan darah dan pendarahan yang dialami setelah kelahiran harus berubah seiring proses penyembuhan berlalu.
Dalam kondisi normal, Mama bisa mengalami pendarahan dalam proses masa penyembuhan 6 minggu setelah melahirkan.
2. Tahapan lochia selama dalam waktu penyembuhan 6 minggu setelah persalinan
Selama masa 6 minggu proses penyembuhan, terdapat beberapa tahapan dalam pendarahan yang dapat dialami, yaitu:
Lochia rubra (atau cruenta)
Pertama terbentuk seperti keputihan, terdiri dari darah, serpihan selaput janin, desidua, vernix caseosa, lanugo dan selaput. Warnanya merah karena banyaknya darah yang dikandungnya. Biasanya berlangsung tidak lebih dari 3 hingga 5 hari setelah kelahiran.
Lochia serosa
Istilah untuk lochia yang telah menipis dan berubah warna menjadi kecoklatan atau merah muda. Ini mengandung Eksudat Serosa, Eritrosit, Leukosit, Lendir Serviks dan Mikroorganisme. Tahap ini berlanjut hingga sekitar hari kesepuluh setelah melahirkan. Lochia serosa yang bertahan hingga beberapa minggu setelah kelahiran dapat mengindikasikan perdarahan pasca persalinan yang terlambat, dan harus dilaporkan ke dokter.
Lochia alba (atau purulenta)
Setelah itu, lochia berubah putih atau putih kekuningan. Ini biasanya berlangsung dari minggu ke-2 hingga ke-3 atau bahkan hingga ke-6 setelah melahirkan. Ini mengandung lebih sedikit sel darah merah dan terutama terdiri dari Leukosit, Sel Epitel, Kolesterol, Lemak, lendir dan Mikroorganisme. Kelanjutan setelah beberapa minggu dapat mengindikasikan Lesi Genital, yang harus dilaporkan ke dokter.
Editors' Pick
3. Gejala yang menyebabkan faktor pendarahan menjadi berbahaya atau infeksi
Walaupun lochia termasuk kondisi normal yang biasanya dialami oleh setiap perempuan setelah melahirkan, namun terdapat gejala-gejala yang menyebabkan faktor pendarahan dapat menjadi berbahaya. Gejala-gejala berikut dapat menjadi tanda infeksi atau perdarahan yang berlebihan:
- Darah merah terang setelah hari ketiga setelah lahir
- Sulit bernafas
- Demam lebih tinggi dari 100,4ºF (38ºC)
- Keputihan berbau busuk
- Pemisahan jahitan di perineum atau perut
- Sakit kepala parah
- Hilang kesadaran
- Mengganti lebih dari satu pembalut per jam dengan darah
- Gumpalan yang sangat besar (berukuran bola golf atau lebih besar) lebih dari 24 jam setelah melahirkan
Jika Mama mengalami gejala seperti diatas, sebaiknya Mama harus melakukan konsultasi dengan dokter untuk diberikan penanganan dan perawatan secepatnya untuk menghindari kemungkinan yang dapat membahayakan kesehatan.
4. Kemungkinan risiko dari pembekuan darah lainnya yang menyebabkan gumpalan sistemik
Perempuan yang baru saja melahirkan juga memiliki peningkatan risiko pembekuan darah di arteri mereka yang menyebabkan gumpalan sistemik. Gumpalan sistemik ini dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan kondisi seperti:
- Serangan jantung
- Penyakit Stroke
- Emboli paru
- Trombosis vena dalam
Gejala pembekuan darah yang menyebabkan gumpalan sistemik pada periode pasca persalinan meliputi:
- Nyeri atau tekanan dada
- Kehilangan keseimbangan
- Rasa sakit atau mati rasa hanya di satu sisi
- Tiba-tiba kehilangan kekuatan di satu sisi tubuh
- Tiba-tiba, sakit kepala parah
- Bengkak atau sakit hanya pada satu kaki
- Kesulitan bernafas
Masing-masing gejala ini dapat mengindikasikan kemungkinan darurat medis. Jika Mama mengalami salah satu dari gejala ini pasca persalinan, segera berkonsultasi kepada dokter.
5. Penanganan pada pendarahan tergantung dari kondisi yang menyebabkan pendarahan
Banyak perempuan yang memakai pembalut besar untuk menampung darah yang diakibatkan pendarahan setelah melahirkan. Mama mungkin menemukan pembalut dengan efek pendingin khusus untuk membantu mengurangi pembengkakan pasca persalinan.
Jika Mama mengalami pendarahan atau pembekuan yang berkepanjangan atau berlebihan, dokter akan menyarankan untuk melakukan USG untuk menguji bagian-bagian dari plasenta yang tertinggal. Semua plasenta harus terbuang pada periode pasca persalinan.
Namun, jika masih ada bagian yang sangat kecil, rahim tidak dapat mengecil dengan benar dan kembali ke ukuran sebelum hamil yang mengakibatkan perdarahan akan berlanjut, biasanya dokter menyarankan untuk operasi retensi plasenta yang melibatkan penggunaan alat khusus untuk mengangkat jaringan yang tertinggal dari rahim.Bahkan jika tidak ada sisa plasenta, ada kemungkinan bahwa Mama dapat memiliki luka di rahim yang sulit untuk sembuh. Dalam hal ini, dokter mungkin harus melakukan operasi.
Penyebab lain pendarahan rahim yang berlanjut setelah melahirkan plasenta adalah atonia uterus, atau rahim yang gagal berkontraksi dan menekan pembuluh darah yang sebelumnya melekat pada plasenta. Pendarahan ini dapat menyatu dan berkembang menjadi gumpalan darah.
Untuk mengobati atonia uteri dengan gumpalan darah, mereka harus diangkat oleh dokter. Mereka mungkin juga meresepkan obat-obatan tertentu untuk membuat rahim berkontraksi dan mengurangi pendarahan.
6. Tips untuk mengurangi pembekuan darah yang menyebabkan gumpalan
Mama dapat menerapkan tips dibawah ini untuk mengurangi pembekuan darah yang menyebabkan gumpalan pendarahan setelah lahir, seperti:
- Minumlah banyak air dan gunakan pelunak feses untuk mempermudah proses BAB. Ini dapat mengurangi risiko gangguan jahitan atau robekan.
- Ikuti rekomendasi dokter untuk kegiatan pascapersalinan. Terlalu banyak aktivitas dapat menyebabkan pendarahan dan memengaruhi penyembuhan.
- Pakailah penopang yang berbentuk sepeti stocking khusus pada periode pasca persalinan. Ini menambah “tekanan” tambahan pada kaki bagian bawah, yang membantu mengembalikan darah ke jantung dan mengurangi risiko pembekuan darah.
- Tinggikan kaki saat duduk atau berbaring.
- Cuci tangan sesering mungkin dan hindari menyentuh jahitan untuk mencegah pendarahan dan mengurangi risiko infeksi.
Kini Mama telah mengetahui penyebab dari pendarahan setelah proses persalinan, perlu diingat jika mengalami kondisi dan gejala yang disebutkan diatas, lebih baik Mama segera tanyakan kepada dokter dan bagaimana cara penanganannya ya, Ma!