Mama mungkin melihat terdapat benjolan pada salah satu atau kedua payudara saat menyusui selama beberapa minggu pertama setelah kelahiran si Bayi. Payudara mungkin akan terlihat membesar dengan ASI yang membuatnya lebih keras dan sedikit bergelombang.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab benjolan pada payudara ini, dan ada banyak pilihan perawatan untuk benjolan saat menyusui, namun ini tergantung dari penyebab benjolan tersebut muncul.
Kadang-kadang benjolan itu bisa hilang dengan sendirinya atau dengan perawatan di rumah. Namun, dalam beberapa kasus, harus mendapatkan penanganan dari dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Untuk mengetahui penyebabnya, kali ini Popmama.com akan membahas mengenai penyebab benjolan di payudara saat menyusui beserta kemungkinan penyakit yang memiliki gejala yang serupa serta bagaimana cara menanganinya. Yuk disimak!
1. Saluran ASI yang tersumbat dapat menyebabkan benjolan pada payudara
Freepik/Phduet
Benjolan bisa disebabkan oleh saluran susu yang tersumbat, gejala ini sangat umum bagi Mama yang masih memberikan ASI. Saluran susu tersumbat tidak memiliki alasan yang jelas. Namun, terdapat berbagai faktor yang bisa menyebabkan saluran susu tersumbat, seperti:
Bayi belum bisa mengisap ASI dengan baik, hal ini dapat menyebabkan ia kekurangan ASI.
Pakaian mama yang terlalu ketat pada bagian payudara.
Mama sudah lama tidak memberikan ASI secara langsung pada anak.
Gejala saluran ASI yang tersumbat, seperti:
Benjolan empuk dan berukuran seperti kacang polong,
tanda putih kecil di puting susu,
payudara menjadi lebih sensitif.
Jika Mama merasa ada benjolan yang muncul dan anak menjadi lebih rewel, mungkin disebabkan karena saluran ASI yang tersumbat.
2. Pembengkakan ketika payudara menjadi terlalu penuh
Freepik
Pembengkakan bisa terjadi ketika payudara terlalu penuh. Pembengkakan ini bisa terjadi ketika bayi belum diberikan ASI untuk sementara waktu sehingga susu belum dikeluarkan. Jika Mama melihat bagian payudara yang membesar, biasanya disertai dengan benjolan pada sekitar area ketiak.
Gejala pembengkakan dapat meliputi:
Kulit yang lebih meregang ketat pada payudara sehingga terlihat lebih mengkilap,
payudara lebih keras dan kencang, serta menyebabkan rasa nyeri,
puting rata dan kencang, membuat proses menyusui jadi lebih sulit,
Demam ringan.
Jika tidak diobati segera, pembengkakan dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat , jika gejala belum membaik juga, sebaiknya kunjungi dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
3. Peradangan atau pembengkakan akibat mastitis
Unsplash/Annie Spratt
Mastitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan payudara yang disebabkan oleh infeksi saluran susu yang tersumbat. Jika mengalami benjolan atau penebalan pada jaringan di payudara, mungkin Mama terkena mastitis.
Gejala mastitis dapat meliputi:
Pembengkakan pada payudara,
kemerahan, kadang-kadang dalam pola berbentuk irisan,
payudara lebih sensitif,
rasa sakit atau sensasi terbakar saat menyusui,
menggigil, sakit kepala, dan gejala mirip flu,
demam sekitar 38,3 C atau lebih tinggi.
Sebuah peneliian menemukan mastitis terjadi pada sekitar 10 persen mama di Amerika Serikat yang menyusui. Meskipun termasuk penyakit umum, mastitis dapat berbahaya jika tidak ditangani segera. Konsultasi pada dokter untuk perawatan selanjutnya.
Editors' Pick
4. Abses adalah benjolan yang bengkak dan menimbulkan rasa sakit
Freepik
Abses adalah sebuah benjolan yang bengkak dan menimbulkan rasa sakit. Abses dapat berkembang jika mastitis atau pembengkakan ekstrem tidak diobati dengan cepat atau dengan benar. Abses termasuk jarang terjadi pada ibu menyusui.
Jika Mama mengalami abses, Mama mungkin merasakan benjolan berisi nanah di dalam payudara yang akan membuat rasa sakit saat disentuh. Kulit di sekitar abses mungkin memerah dan panas untuk disentuh. Beberapa perempuan juga melaporkan demam dan gejala mirip flu.
Abses memerlukan perhatian medis sesegera mungkin. Dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan USG untuk mendiagnosis abses. Abses hanya dapat ditangani dengan tindakan operasi.
5. Pembengkakan akibat kelenjar getah bening
Freepik
Kelenjar getah bening yang bengkak, lunak, atau membesar dapat dirasakan di bawah salah satu atau kedua lengan mama. Jaringan payudara yang meluas ke ketiak, sehingga Mama akan melihat kelenjar getah bening yang membengkak akibat pembengkakan atau infeksi, gejalanya akan seperti mastitis.
Jika Mama khawatir tentang pembengkakan kelenjar getah bening, sebaiknya Mama berkonsultasi kepada dokter. Dokter mungkin akan memberikan resep antibiotik, atau merekomendasikan USG dan perawatan lebih lanjut.
6. Kista jinak atau galactocele pada payudara
Pixabay/Foundry
Kista jinak atau Galactocele dapat berkembang di payudara. Kista jenis ini mungkin terasa halus dan bulat. Terasa lembut dan tidak bertekstur saat disentuh. Hal ini membuat benjolan tidak akan menyakitkan, tetapi mungkin membuat tidak nyaman.
Ketika kista dipijat, susu mungkin dapat keluar. Dokter mungkin akan mengambil sampel dari isi kista, dan menyarankan USG untuk mengonfirmasi bahwa itu adalah jenis kista jinak. Galactocele biasanya hilang dengan sendirinya saat Mama berhenti menyusui.
7. Bisa menjadi gejala kanker payudara
Freepik
Kanker payudara yang muncul saat menyusui sebenarnya jarang terjadi. Hanya sekitar tiga persen perempuan yang menyusui, menderita kanker payudara selama waktu tersebut. Namun, beritahu pada dokter jika Mama merasakan benjolan di payudara dan juga memiliki satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini:
Pembengkakan pada puting susu (bukan disebabkan oleh ASI),
sakit pada bagian payudara yang tidak hilang dengan sendirinya,
iritasi pada kulit,
retraksi puting,
terasa ada bengkak tanpa ada benjolan.
Meski mengalami gejala-gejala di atas, belum tentu Mama terkena kanker payudara, namun harus memberitahukan kepada dokter jika mengalami gejala di atas. Dokter mungkin akan melakukan pengujian atau merekomendasikan perawatan lebih lanjut.
8. Cara menangani benjolan pada payudara di rumah
Freepik
Jika Mama menduga benjolan tersebut diakibatkan dari saluran susu yang tersumbat, Mama dapat melanjutkan menyusui pada payudara yang sakit, agar saluran susu lebih terbuka. Jika menyakitkan, coba ganti posisi lainnya untuk menyusui yang lebih baik.
Jika bayi tidak sepenuhnya mengisap payudara yang sakit, sebaiknya gunakan tangan untuk mengeluarkan ASI atau pompa untuk mencegah penyumbatan lebih lanjut. Untuk membantu mengurangi benjolan pada payudara, Mama dapat melakukan tips dibawah ini:
Oleskan kompres basah dan hangat ke payudara yang sakit.
Mandi air hangat beberapa kali sehari.
Pijat payudara dengan lembut untuk membantu melepaskan sumbatan. Mama dapat melakukannya sebelum atau sesudah menyusui.
Oleskan kompres es ke daerah benjolan setelah menyusui.
Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman, sehingga tidak mengiritasi payudara atau puting.
9. Temui dokter ketika benjolan tidak hilang selama beberapa hari
Freepik/Jcomp
Mama dapat menemui dokter jika benjolan tidak hilang dengan sendirinya setelah mencoba pengobatan di rumah selama beberapa hari. Saat yang tepat untuk menemui dokter, jika:
Area di sekitar benjolan berwarna merah dan ukurannya bertambah besar,
mengalami demam tinggi dan gejala mirip flu,
merasakan kesakitan atau sangat tidak nyaman.
Jika mengalamin infeksi atau mastitis adalah penyebabnya, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas yang aman untuk ibu menyusui.
Dalam beberapa kasus, Mama mungkin memerlukan tes tambahan, seperti ultrasonografi atau mammogram. Hal ini untuk memastikan benjolan tersebut jinak dan tidak berbahaya.
Kini Mama telah mengetahui berbagai penyebab benjolan di payudara saat menyusui. Karena memiliki banyak penyebab, akan lebih baik jika Mama berkonsultasi kepada dokter agar mengetahui penyebab benjolan dan perawatan yang tepat untuk Mama.