Satu dari tiga ibu hamil melakukan proses persalinan melalui operasi caesar. Operasi caesar dilakukan dengan beberapa alasan tertentu, seperti proses persalinan berlangsung lama, kehamilan berisiko tinggi, bayi memiliki berat badan berlebih, sungsang, dan masih banyak lagi.
Operasi caesar dapat dilakukan dengan perencanaan sebelum persalinan. Namun, ada juga operasi caesar yang dilakukan dalam keadaan darurat karena terjadi masalah persalinan, seperti solusio plasenta dan perdarahan hebat.
Penting bagi Mama untuk mengetahui prosedur operasi caesar sebagai bentuk persiapan jika ingin melahirkan dengan operasi caesar.
Kali ini Popmama.comtelah merangkum informasi terkait prosedur operasi caesar yang dilakukan oleh dokter. Langsung saja simak informasinya ya, Ma!
1. Persiapan operasi caesar dan anestesi
Unsplash/Mehmet Turgut Kirkgoz
Sebelum operasi, dokter akan memberikan anestesi yang biasanya berupa anestesi epidural atau spinal.
Anestesi membuat Mama tidak merasakan sakit selama operasi sambil tetap terjaga untuk menyaksikan kelahiran sang buah hati.
Dalam beberapa kasus darurat, ibu hamil akan diberikan anestesi total sehingga akan tertidur selama operasi.
Saat anestesi diberikan, dokter dan perawat di dalam ruangan operasi akan sibuk menyiapkan peralatan medis dan penghangat untuk bayi.
Terkadang lengan Mama akan dibuat dalam posisi T untuk mencegah tangan mengganggu operasi.
Biasanya akan ada tirai yang ditempatkan di perut Mama agar tidak melihat langsung ke sayatan.
2. Sayatan awal di perut bagian bawah
Pexels/Vidal Balielo Jr.
Setelah anestesi bekerja, dokter akan membuat sayatan awal yaitu sayatan horizontal di perut bagian bawah, tepatnya di bawah pusar.
Namun, beberapa kasus operasi caesar dilakukan dengan sayatan vertikal karena dalam keadaan darurat atau kasus rumit di mana akses yang lebih baik ke bayi diperlukan dengan cepat.
Kelemahan dari sayatan vertikal adalah VBAC (proses persalinan secara normal usai bersalin secara caesar) tidak mungkin dilakukan pada kehamilan berikutnya karena adanya risiko ruptur uteri (lapisan dinding rahim robek).
Namun, jenis sayatan ini biasanya memiliki risiko perdarahan yang rendah.
3. Sayatan lapisan selanjutnya
Unsplash/Richard Catabay
Ada beberapa lapisan yang harus dilalui oleh dokter sebelum mencapai bayi. Lapisan yang harus dilalui adalah kulit, lemak, dan rahim. Otot-otot perut tidak dipotong, tetapi akan dipisahkan untuk akses menuju rahim.
Dokter akan menggunakan berbagai alat medis selama prosedur operasi saat melewati setiap lapisan tubuh.
Mama mungkin akan mendengar suara mendesing dari mesin yang digunakan untuk membakar pembuluh darah kecil agar mencegah pendarahan berlebih.
Terkadang, Mama akan mencium bau aneh yang berasal dari cairan sterilisasi dan kauterisasi.
Editors' Pick
4. Penyedotan cairan ketuban
Unsplash/Olga Guryanova
Saat dokter mencapai rahim, Mama mungkin akan mendengar suara seperti cairan yang disedot dengan alat medis.
Setelah menyayat rahim, cairan ketuban akan disedot untuk memberikan lebih banyak ruang di dalam rahim agar ada ruang untuk tangan dokter serta peralatan medis.
5. Lahirnya kepala bayi
Unsplash/Patricia Prudente
Selanjutnya dokter akan menarik bagian tubuh bayi yang masuk ke panggul. Pada proses ini, Mama mungkin akan merasakan tekanan atau tarikan. Beberapa perempuan juga merasa mual selama proses ini.
Meskipun Mama akan merasakan tekanan, namun Mama seharusnya tidak merasakan sakit karena dokter akan terus memantau anestesi. Mama bisa melapor pada dokter jika merasakan sakit pada proses ini.
Setelah kepala bayi keluar, dokter akan menyedot hidung dan mulut bayi untuk mengeluarkan cairan.
6. Persalinan kepala dan bahu bayi
Unsplash/Jonathan Borba
Setelah cairan bayi disedot, dokter akan mulai membantu mengeluarkan bagian tubuh lainnya.
Dokter perlu menggerakkan bayi untuk membantu tubuhnya keluar.
Mama mungkin akan merasakan goyangan dan sensasi seperti tertarik. Setelah itu dokter akan memeriksa belitan tali pusar atau komplikasi lain saat bayi lahir.
7. Bayi lahir
Unsplash/Amit Gaur
Tahap ini adalah momen yang ditunggu-tunggu setiap orangtua, akhirnya bayi keluar dari perut Mama.
Bayi biasanya akan digendong sebentar di atas tirai untuk diperlihatkan kepada Mama. Kemudian, tali pusar akan dipotong dan bayi dibawa pergi oleh perawat atau ahli neonatologi ke penghangat bayi.
Bayi akan disedot lagi untuk memastikan bahwa cairan ketuban sudah bersih.
Kemudian bayi akan mendapatkan perawatan dasar seperti ditimbang, diukur, dan dibersihkan.
8. Pelepasan plasenta
Unsplash/Gabriel Tovar
Langkah selanjutnya adalah pelepasan plasenta. Selain itu, dokter akan melakukan penjahitan rahim dan semua lapisan yang disayat selama operasi.
Setelah plasenta dikeluarkan, dokter akan memeriksa dan menutup semua yang disayat dalam operasi caesar Proses ini biasanya memakan waktu 30 menit sampai 60 menit.
9. Proses pemulihan
Unsplash/Jimmy Conover
Setelah operasi caesar selesai, Mama akan dipantau di area pasca operasi selama setidaknya satu jam untuk memastikan bahwa tanda-tanda vital stabil dan Mama tidak mengalami pendarahan yang serius.
Setelah itu, Mama akan dibawa ke ruang perawatan untuk proses pemulihan.
Mama biasanya akan dirawat selama 2 sampai 4 hari di rumah sakit agar dokter dapat memantau proses pemulihan pasca operasi.
Demikianlah prosedur operasi caesar yang dilakukan oleh dokter bedah. Mama tidak perlu khawatir jika diharuskan untuk melakukan persalinan secara caesar.
Metode persalinan apapun tidak akan mengurangi nilai Mama sebagai seorang ibu.
Yang terpenting adalah kesehatan dan keselamatan Mama dan bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!