Tubektomi Jadi Metode Sterilisasi, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?
Tubektomi dinyatakan haram karena dianggap sebagai metode pemandulan
28 September 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tindakan sterilisasi masih menjadi pilihan bagi pasangan suami istri yang sudah tidak ingin memiliki anak. Dengan melakukan sterilisasi, diharapkan kehamilan bisa dicegah secara permanen.
Tak hanya laki-laki, perempuan juga bisa menjalani prosedur steril yang disebut dengan tubektomi. Sterilisasi yang satu ini dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi.
Namun, bagaimana hukum tubektomi menurut Islam? Simak informasi selengkapnya di Popmama.com!
Editors' Pick
1. Apa itu tubektomi?
Tubektomi merupakan suatu prosedur kontrasepsi permanen pada perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi.
Metode sterilisasi yang satu ini cukup banyak diminati. Terutama oleh pasangan yang ingin mencegah kehamilan, sudah tidak ingin memiliki anak, atau memiliki risiko kehamilan yang tinggi misalnya hamil di atas usia 40 tahun.
Biasanya, tindakan tubektomi berlangsung selama kurang lebih 20 menit, dengan kondisi pasien dibius total. Setelah tindakan, pasien harus berbaring selama minimal 6 jam. Kemudian pemulihan dilakukan sekitar 1 minggu.
Prosedur ini bisa dilakukan setelah seorang perempuan melahirkan. Meski cukup efektif sebagai kontrasepsi, perempuan yang sudah tubektomi tetap memiliki peluang hamil sekitar 0,5%.
2. Hukum tubektomi menurut Islam
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1979 telah memfatwakan bahwa tubektomi merupakan tindakan yang diharamkan dalam Islam. Fatwa ini ditetapkan pada 13 Juni 1979.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa tubektomi dikatakan haram, yaitu:
- Pemandulan dilarang oleh agama.
- Tubektomi dianggap sebagai salah satu usaha pemandulan pada seseorang.
- Di Indonesia, belum ada bukti bahwa tubektomi bisa disambung kembali.
Jadi, meski tubektomi merupakan bagian dari metode kontrasepsi, hal ini tetap tidak dibenarkan, ya.
Metode kontrasepsi baru bisa dikatakan halal jika tujuannya untuk mengatur jarak kehamilan dan proses kelahiran. Tanpa menutup peluang kehamilan atau menghalangi seseorang untuk melakukan regenerasi.