Menyusui bayi bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, sekaligus menantang. Oleh karena itu, sebagai orangtua baru, Mama perlu mengetahui cara menyusui bayi yang benar, agar merasa nyaman dan kebutuhan ASI pun dapat tercukupi dengan baik.
Meski terlihat mudah, namun menyusui bayi untuk pertama kalinya tak semudah yang dibayangkan. Bahkan mungkin butuh perjuangan keras dari Mama, sehingga tak jarang jika banyak mama baru yang harus berkonsultasi berkali-kali ke bidan atau dokter agar bisa menyusui bayinya dengan benar.
1. Kontak kulit mama dengan kulit bayi segera setelah lahir
Pexels/Jonathan Borba
Cara menyusui bayi yang benar diawali dengan momen kontak kulit antara Mama dan bayi segera setelah melahirkan, ini sangatlah penting untuk dilakukan. Cara melakukannya pun cukup mudah dan sederhana.
Tepat setelah melahirkan, bayi akan ditempatkan di dada mama. Sementara perawat akan mengeringkan bayi dan menutupinya dengan selimut hangat.
Bayi kemudian akan berusaha mengenali diri mama, menjilat kulit mama, dan mencari puting susu untuk menyusu. Momen penting setelah melahirkan ini ternyata dapat membawa banyak manfaat bagi bayi, lho.
Berikut diantaranya:
Menjaga suhu bayi tetap hangat
Mengatur denyut jantung, laju napas, dan kadar gula darah bayi
Menenangkan bayi dan Mama
Memperkuat ikatan batin
Menambah kolonisasi flora normal usus bayi
Awal keterampilan menyusu
Memberikan kolostrum saat bayi menyusu
Mendorong Mama menyusui sekehendak bayi
Editors' Pick
2. Rawat gabung setelah melahirkan
babycenter.com
Rawat gabung lahir atau rooming in adalah cara yang ditawarkan rumah sakit agar Mama dan si Kecil dapat bersama terus-menerus selama 24 jam penuh sejak dilahirkan.
Idealnya, rooming in atau kondisi rawat gabung setelah melahirkan dapat dilakukan pada bayi yang lahir normal dan dalam kondisi sehat, di mana dia tidak membutuhkan perawatan intensif lainnya.
Dengan rooming in, bayi akan ditidurkan dalam boks bayi yang berada di dekat ranjang mama, sehingga mudah terjangkau. Tak disangka, ternyata rawat gabung lahir ini juga memiliki banyak manfaat.
Di antaranya adalah:
Mama dapat belajar mengenali tanda lapar
Mama dapat belajar merespons dan merawat bayi
Bebas menyusui sekehendak bayi
Bayi tidur lebih nyenyak dan jarang menangis
Daya tahan bayi lebih kuat
3. Cegah pemberian susu atau makanan tambahan
Freepik/yanalya
Organisasi kesehatan besar dunia, seperti American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan bayi ASI selama enam bulan atau biasa disebut dengan ASI eksklusif.
Walaupun banyak ahli merekomendasikan ASI sebagai makanan paling sempurna untuk bayi, namun beberapa mama mungkin tidak dapat memberikan ASI-nya karena berbagai hal.
Tak hanya karena sang Mama, ada juga alasan medis pada bayi yang tidak memungkinkannya untuk mendapatkan ASI.
Apa saja?
Kondisi bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif:
Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti galaktosemia klasik
Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti maple syrup urine disease
Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti enilketonuria
Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi dengan BBLR <1500 gram
Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi yang lahir pada usia kehamilan <32 minggu
Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi yang beresiko hipoglikemia (gagal merespons pemberian ASI)
Kondisi Mama yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif:
Mama dibenarkan tidak menyusui secara permanen jika terkena infeksi HIV
Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terkena penyakit parah yang menghalangi Mama merawat bayi
Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terkena infeksi virus herpes simpleks 1 di payudara
Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terpapar obat psikoterapi, radioaktif, iodium, dan kemoterapi
4. Hindari penggunaan botol dot dan empeng
Pexels/Burst
Penggunaan dot atau empeng pada bayi yang masih mendapatkan ASI sedapat mungkin harus dihindari. Pasalnya, penggunaan dot pada botol susu dapat mengganggu kegiatan menyusui anak.
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), penggunaan dot untuk memberikan ASI yang diperah dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting.
Bingung puting bisa terjadi bila Mama yang biasa menyusui lewat payudara, memberikan ASI perah untuk bayi menggunakan botol dot.
Ketika akan memberikan ASI lewat payudara lagi, bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan payudara.
Tak hanya itu, beberapa alasan lain untuk menghindari penggunaan botol-dot dan empeng, yaitu:
Mengganggu transfer ASI (58%)
Mengubah pola mengisap bayi
Mempercepat berhenti menyusu
5. Cari bantuan atau bimbingan menyusui
babiesdailynews.com
Agar proses menyusui si Kecil lancar, ada baiknya jika Mama mencari bantuan atau bimbingan menyusui.
Namun jika belum sempat mencarinya, berikut beberapa informasi yang perlu Mama ketahui terkait posisi, pelekatan, dan isapan yang efektif saat sedang menyusui bayi baru lahir:
Posisi menyusui yang tepat:
Mama dalam kondisi nyaman (posisi duduk, rebahan, atau berbaring)
Bayi dipeluk dekat dengan tubuh mama, lengan mama menyangga bahu dan tubuh bayi
Bayi menghadap dada atau perut mama, telinga, dan bahu dalam 1 garis lurus
Pelekatan yang tepat:
Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi
Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar ke luar, dagu menyentuh payudara
Pipi menggembung, isapan lambat dan dalam, tampak gerakan menelan
Isapan yang efektif
Tahapan refleks primitif bayi adalah rooting, sucking, kemudian swallowing
Jika bayi dapat memasukkan sebagian besar areola ke dalam mulutnya, maka isapan akan efektif (panjang puting akan bertambah 3x lipat)
Jangan biarkan bayi mengisap dengan botol-dot, karena botol-dot memiliki mekanisme pengaliran yang berbeda dan dapat menyulitkan bayi menyusu
Nah, itu dia beberapa cara menyusui bayi yang benar. Mama bisa mencobanya saat si Kecil lahir nanti ya, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat.