Apa itu Diastasis Recti Pasca Melahirkan?
Perhatikan penyebab dan cara mengatisnya Ma!
29 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diastasis recti merupakan kondisi umum yang dialami ibu hamil pasca melahirkan. Hal tersebut terjadi ketika otot rektus abdominus terpisah selama kehamilan akibat peregangan.
Pelebaran tubuh dapat menyebabkan pemisahan otot-otot dan membuat perut ibu hamil mengalami diastasis recti. Dastasis recti bisa timbul selama berbulan-bulan dan bisa menetap setelah melahirkan hingga bertahun-tahun.
Hal tersebut sangat umum terjadi selama kehamilan dan pasca melahirkan. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan beberapa jenis latihan khusus yang dapat membantu menutup pemisahan otot-otot.
BerikutPopmama.com merangkum mengenai apa itu diastis recti pasca melahirkan? Simak bersama, yuk, Ma!
Apa itu Diastasis Recti Pasca Melahirkan?
Perubahan tubuh selama kehamilan merupakan hal yang normal terjadi. Wajar apabila ibu hamil mengalami tubuh yang membesar akibat mengandung si Kecil.
Pelebaran tubuh selama kehamilan dapat menyusut pasca melahirkan. Namun, terdapat sebagian ibu hamil yang mengalami pelebaran tubuh mengakibakan diastasis recti.
Diastasis recti merupakan bagian otot-otot perut mengalami pemisahan akibat terjadinya tekanan yang berasal dari dalam perut. Otot rektus abdominus bagian kanan dan kiri akan mengalami pemisahan yang tidak normal pada otot-otot.
Kondisi tersebut biasanya terjadi saat trimeser kedua kehamilan dan pasca melahirkan. Apabila Mama mengalami diastasis recti, mengakibatkan perut tak memiliki kemampuan untuk balik lagi seperti semula pasca melahirkan.
Editors' Pick
Penyebab Diastasis Recti Pasca Melahirkan
Diastasis recti pasca melahirkan disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
- Hamil di atas usia 35 tahun.
- Mengalami hamil kembar.
- Memiliki bayi yang berat saat dikandungan.
- Melakukan persalinan pervaginam, mengakibatkan terjadinya dorongan yang dapat meningkatan tekanan pada perut.
- Tubuh tidak dapat maksimal mengembalikan perut menjadi ukuran seperti semula.
- Berat badan yang meningkat secara berlebihan selama kehamilan.
- Peregangan otot rektus abdominus yang berlebihan.