Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi saat Menyusui
Salah satunya pemeberian ASI secara ekslusif pada si Kecil
27 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umumnya, perempuan dengan riwayat hipertensi lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan dan setelah melahirikan.
Tekanan darah tinggi yang terjadi setelah melahirkan bisa disebut postpartum preeklampsia. Hal ini disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan kelebihan protein di dalam urine setelah melahirkan
Tekanan dara tinggi yang dialami setelah melahirkan dapat memperburuk produksi dan pemberian ASI pada si Kecil. Apabila Mama mengalami tekanan darah tinggi saat menyusui tentunya akan menggangu tumbuh kembang si Kecil.
Berikut Popmama.com merangkum lebih jelas mengenai cara mengatasi tekanan darah tinggi saat menyusui. Yuk, cari tahu, Ma!
Editors' Pick
Tekanan Darah Tinggi setelah Melahirkan
Tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi ketika tekanan darah berada di angka 140/90 mmHg atau lebih.Apabila mengalami hipertensi selama kehamilan kemungkinan besar akan berlanjut setelah melahirkan.
Biasanya, tekanan darah tinggi pada ibu hamil akan turun setelah melahirkan namun prosesnya lambat. Apabila tekanan darah tinggi berlanjut setelah melahirkan, kemungkinan Mama mengalami postpartum preeklamsia.
Postpartum preeklamsia merupakan kondisi langka. Terjadi ketika Mama memiliki tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine setelah melahirkan.
Kondisi ini umumnya membutuhkan perawatan segera. Sebab, jika tidak diobati dapat mengganggu kesehatan ibu dan mengganggu tahap menyusui si Kecil.
Gejala Tekanan Darah Tinggi
Berikut gejala tekanan darah tinggi yang umum terjadi:
- Dada terasa sakit.
- Mengalami mimisan.
- Sakit kepala yang parah.
- Mengalami masalah penglihatan.
- Mengalami telinga berdengung.
- Merasa cemas.
- Mengalami kelehahan.
Sedangkan gejala teknan darah tinggi setelah melahirkan yang menyebabkan postpartum preeklamsia, gejalanya mirip dengan preeklamsia selama kehamilan. Berikut gejalanya:
- Mengalami peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih.
- Mengalami nyeri otot dan persendian.
- Jarang buang air kecil.
- Mengalami kenaikan berat badan secara drastis.
- Mengalami pembengkakan pada bagia tubuh, terutama pada kaki.
- Mengalami sakit perut bagian atas.
- Kelelahan.
- Penglihatan bekurang.
- Sakit kepala yang parah.
Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi saat Menyusui
Menurut American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa menyusui akan memberikan manfaat untuk ibu dan bayi. Para ahli juga menganjurkan agar bayi diberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama.
Perempuan yang menyusui setidaknya selama enam bulan, kemungkinan lebih kecil mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan ibu yang hanya meberikan susu formula.
Berikut beberapa cara lainnya mengatasi tekanan darah tinggi saat menyusui:
- Memberikan ASI esklusif.
- Jangan merokok.
- Jangan mengonsumsi minuman keras, seperti alkohol.
- Batasi mengonsumsi daging merah.
- Atur pola makan, dengan mengonsumsi makanan bergizi seperti buah dan sayur.
- Jaga tubuh tetap ideal.
- Kurangi asupan garam yang belebihan, minimal 1 sendok teh perhari.
- Hindari stres dan pikiran negatif.
- Lakukan olahraga secara rutin.
- Kurangi mengonumsi minuman berkafein dan bersoda.
- Cek tekanan darah secara rutin.
Jika sudah mengikuti beberapa cara di atas tapi tekanan darah tinggi tak kunjung turun. Sebaiknya, segera hubungi dokter dan konsultasikan hal tersebut secara mendalam agar dapat ditangani depat tepat.
Nah, itu tadi pembahasan mengenai cara mengatasi tekanan darah tinggi saat menyusui. Selalu jaga kesehatan dan jangan lupa rutin kontrol tekanan darah, ya, Ma!
Baca juga:
- Tekanan Darah Tinggi Pasca Melahirkan? Waspada Preeklampsia Postpartum
- 7 Manfaat Menyusui bagi Kesehatan Mama, Bisa Menurunkan Hipertensi
- Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi karena Hipertensi