Apa itu Histerektomi dan Perlukah Metode Pengangkatan Rahim Dilakukan?
Benarkah histerektomi atau pengangkatan rahim perlu dilakukan?
17 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua perempuan tentu tidak ingin rahimnya diangkat, namun terdapat beberapa alasan medis yang membuat rahim seorang perempuan perlu diangkat. Tindakan pengangkatan rahim ini disebut dengan histerektomi.
Histerektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat uterus atau rahim seorang perempuan. Ada beberapa alasan yang kadang membuat dokter menyarankan tindakan tersebut.
Tindakan ini dapat dilaksanakan melalui insisi di perut (Histerektomi Abdominal) atau melalui vagina (Histerektomi Vaginal).
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Popmama.com rangkum dari berbagai sumber mengenai tindakan pembedahan rahim pada perempuan.
1. Perlukah dilakukannya histerektomi?
Seseorang yang akan melakukan tindakan pengangkatan rahim mau tidak mau harus siap bahwa dirinya tidak akan bisa hamil lagi. Bahkan juga sudah tidak akan mendapatkan periode menstruasi lagi setiap bulannya.
Tindakan histerektomi biasanya disarankan dokter jika seorang perempuan mengalami masalah kesehatan tertentu, terutama yang berkaitan dengan organ reproduksi.
Diantaranya ialah perdarahan berat, adenomiosis, endometriosis, tumor fibroid, turunnya peranakan, kanker, penyakit radang panggul, dan plasenta akreta.
Jika Mama mengalami masalah kesehatan seperti yang sudah disebutkan, dokter mungkin akan meminta Mama melakukan operasi histerektomi.
Editors' Pick
2. Beberapa jenis operasi histerektomi
Terdapat berbagai jenis operasi histerektomi. Operasi akan dilakukan tergantung pada alasan mengapa perlu diangkat rahimnya dan seberapa aman rahim serta sistem reproduksi sekitarnya jika tidak diangkat.
Beberapa jenis histerektomi diantaranya:
Histerektomi total (sederhana), ialah tindakan pengangkatan rahim dan leher rahim (serviks). Ini merupakan bentuk operasi yang paling umum dilakukan untuk mengatasi masalah pada rahim maupun leher rahim. .
Histerektomi sebagian (parsial), pengangkatan sebagian utama rahim, sedangkan leher rahim masih dibiarkan pada tempatnya.
Histerektomi total dengan salpingo-oophorectomy bilateral, yaitu pengangkatan rahim, leher rahim, tuba falopi (salpingectomy), dan ovarium (oophorectomy) secara bersamaan. Setelahnya akan disarankan untuk melakukan terapi pengganti hormon.
Histerektomi radikal, merupakan pengangkatan rahim dan jaringan sekitarnya. Ini juga termasuk tuba falopi, vagina bagian atas, ovarium, kelenjar getah bening, dan jaringan lemak. Biasanya, tindakan ini dilakukan jika terdapat kanker.
3. Cara kerja histerektomi
Dari jenis histerektomi yang sudah disebutkan ada dua cara yang bisa dilakukan yaitu pengangkatan secara penuh dan radikal.
Teknik itupun akan dilakukan berbeda pada setiap pasien, mengingat setiap pasien memiliki perjalanan penyakit dan kondisi kesehatan yang berbeda.
Ada dua pendekatan yang bisa dipilih saat melakukan tindakan histerektomi, yaitu bedah terbuka atau minimal invasif. Bedah terbuka dilakukan dengan memberikan bius total pada pasien dan membutuhkan sayatan dengan panjang 5 -7 inci di perut untuk mengakses rahim yang akan diangkat.
Lain halnya dengan pendekatan minimal invasif yang terdiri dari dua tindakan yaitu laparoskopi histerektomi dan vaginal histerektomi. Laparoskopi histerektomi menggunakan alat tipis seperti tabung dengan kamera dan lampu terpasang pada salah satu ujung nya serta alat-alat bedah lain yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut pasien.
Sementara vagina histerektomi pembuatan sayatan kecil di vagina untuk pengangkatan rahim.
4. Kemungkinan yang akan terjadi setelah tindakan
Tidak ada perempuan manapun yang ingin rahimnya diangkat, namun jika kondisi kesehatan mengancam jiwa maka mau tidak mau tindakan pengangkatan rahim perlu dilakukan.
Jadi normal saja jika Mama merasa cemas sebelum menjalani tindakan ini.
Sebagai persiapan, berikut ini beberapa hal yang mungkin akan terjadi setelah menjadi tindakan pengangkatan rahim. Diantaranya ialah:
Kemungkinan tidak bisa hamil, dengan diangkatnya rahim, maka tidak akan ada tempat bagi janin untuk tumbuh nantinya dalam proses kehamilan. Inilah mengapa histerektomi menyebabkan perempuan tidak bisa hamil lagi.
Adanya perubahan menstruasi, gangguan menstruasi juga bisa saja terjadi akibat tindakan pengangkatan rahim. Hormon seks dan monopause akan terjadi jika ovarium ikut diangkat, sementara jika ovarium tidak diangkat biasanya menstruasi akan kembali normal setelahnya.
Itulah hal-hal yang perlu diketahui perempuan saat akan menjalani histerektomi atau tindakan pengangkatan rahim. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan dan penjelasan lebih lanjut.
Baca juga:
- Mengenal Spinal Stenosis, Penyebab Mulut Rahim Sempit dan Sulit Hamil
- Calon Mama Wajib Tahu, Ini 5 Cara agar Rahim Sehat dan Siap Hamil
- Mengenal Sistem Reproduksi Perempuan dan Fungsinya bagi Tubuh