Penting Diperhatikan, Ini 5 Panduan Donor ASI dari AIMI
Ingin mencoba donor ASI? Coba perhatikan panduan berikut yuk, Ma
26 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ASI atau air susu ibu merupakan satu-satunya asupan nutrisi bayi sejak pertama kali dilahirkan. Sebagai asupan utama bayi, tentu setiap Mama ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.
Namun nyatanya, tidak semua Mama dapat memberikan ASI sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa kondisi yang seringkali dialami dan pada akhirnya membuat Mama tidak dapat memberikan ASI pada si Kecil.
Ketika mengalami hal ini, donor ASI pun bisa menjadi salah satu solusi selain memberikan susu formula. Meski menjadi alternatif, donor ASI perlu memerhatikan kesehatan dan kebersihan agar manfaatnya maksimal.
Jangan sampai donor ASI atau memberikan ASI justru menjadi sarana penularan penyakit, ya. Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum panduan donor ASI dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).
Disimak baik-baik sebelum melakukan donor ya, Ma!
1. Memerhatikan prinsip kehati-hatian
Sebelum melakukan donor ASI, AIMI menyebutkan bahwa idelanya melakukan dengan penuh hati-hati dan memerhatikan banyak pertimbangan seperti faktor medis, sosial budaya, dan agama.
Jadi, tak asal mendonor ASI saja, Ma. Perlu juga mempertimbangkan faktor di atas agar pemberian ASI nantinya menjadi maksimal bagi anak yang membutuhkan.
Editors' Pick
2. Pertimbangan medis
Sama halnya dengan donor darah, donor ASI pun perlu mempertimbangkan kesehatan medis mama yang akan mendonorkan. Untuk melakukannya, diperlukan skrining kesehatan berupa hepatitis, HIV, CMV.
Adapun skrining tersebut dilakukan sebelum Mama memerah ASI. Setelah sudah dinyatakan dalam kondisi sehat dan lulus skrining, barulah Mama bisa memulai memerah ASI untuk didonorkan.
Namun tak langsung diberikan, nantinya ASI tersebut akan dilakukan pemeriksaan ulang apakah layak untuk didonorkan atau tidak. Jadi dalam pertimbangan medis ini tidak asal ya, Ma.