5 Penyebab Utama Kematian Ibu saat Melahirkan, Harus Diwaspadai!
Ada berbagai penyebab kematian ibu yang bisa terjadi saat proses melahirkan
13 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada setiap proses persalinan, semua keluarga tentu berharap yang terbaik untuk sang Mama dan bayi agar dapat lahir dengan selamat dan sehat. Namun tak selamanya harapan terkabul, ada beberapa kondisi yang menyebabkan Mama atau bayi meninggal saat proses persalinan.
Hal ini tentu membuat banyak perempuan yang sudah memasuki waktu hamil tua atau hamil pertama kali akan merasa cemas dan takut saat waktu melahirkan tiba. Rasa takut dan khawatir itu bisa dimaklumi karena kasus kematian ibu dan bayi saat melahirkan memang banyak terjadi.
Berdasarkan data dari WHO, terdapat setidaknya 303 ribu perempuan di seluruh dunia meninggal menjelang ataupun selama proses persalinan berlangsung. Di Indonesia sendiri terdapat 126 kasus kematian ibu tiap 100 ribu persalinan sepanjang 2011 sampai 2015.
Sebenarnya apa penyebab kematian ibu saat melahirkan ya, Ma? Untuk mengetahuinya yuk ketahui informasi yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Adanya infeksi
Aborsi bisa dbilang salah satu penyebab utama kematian ibu. Mama bisa saja mendapatkan infeksi dari aborsi yang tidak aman. Infeksi juga bisa terjadi akibat proses persalinan yang sangat lama.
Hal lain penyebab infeksi adalah karena kurangnya pemahaman dan informasi tentang kebersihan pribadi serta cara merawat tubuh mama saat menjelang melahirkan.
Infeksi yang terjadi lama tanpa penanganan lebih lanjut dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian pada ibu melahirkan.
Editors' Pick
2. Perdarahan berat
Berdasarkan data yang dirilis WHO, perdarahan saat persalinan merupakan salah satu penyebab kematian mama yang paling umum terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah.
Perdarahan berat yang terjadi setelah melahirkan bisa disebabkan karena berbagai macam hal. Mulai dari vagina atau leher rahim yang robek, terjadinya rupture atau robekan uteri, rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan atau atonia uteri, hingga adanya masalah plasenta selama kehamilan seperti abrupsio plasenta.