WHO: Risiko Memisahkan Ibu dan Bayi Baru Lahir selama Pandemi Covid-19
Apa saja risiko yang akan dihadapi? Simak jawab berikut ini yuk, Ma!
17 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masih mewabahnya Covid-19 di berbagai belahan dunia tentu membuat banyak kegiatan tertunda, mulai dari pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, WHO menyebutkan bahwa adanya pandemi ini sangat memengaruhi kualitas perawatan yang diberikan kepada bayi baru lahir yang sakit dan bisa mengakibatkan penderitaan dan kematian.
Umumnya, saat bayi baru lahir mereka akan langsung berhubungan erat dengan sang Mama yang melahirkannya. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 ini membuat banyak bayi harus dipisahkan terlebih dahulu dari orangtuanya guna menghindari terjadinya penyebaran berbagai virus yang tak diketahui.
Menurut penelitian yang disebutkan WHO, memisahkan bayi dan sang Mama ternyata memiliki beberapa risiko, Ma. Apa saja risikonya? Yuk, simak rangkuman yang sudah Popmama.com siapkan berikut ini!
1. Risiko kompilasi kesehatan hingga kematian
Lancet Eclinical Medicine, sebuah studi yang membahas pentingnya memastikan bayi yang baru lahir memiliki kontak dekat dengan orangtuanya setelah lahir, terutama bagi mereka yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau terlalu dini (prematur).
Namun, dengan kasus Covid-19 yang masih terus bertambah di berbagai negara, saat ini bayi yang baru lahir akan langsung dipisahkan terlebih dahulu dari sang Mama guna menghindari adanya infeksi virus yang dikonfirmasi atau dicurigai dari orangtua bayi.
Tetapi dengan begitu, justru akan menempatkan bayi yang baru lahir, terlebih yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur akan lebih rentan akan risiko kematian dan komplikasi kesehatan seumur hidup yang lebih tinggi.
Editors' Pick
2. Pentingnya bayi yang baru lahir berdekatan dengan orangtua
Kontak erat antara bayi baru lahir dan orangtua sangatlah penting dilakukan. Namun di beberapa negara yang memiliki perekonomian cukup rendah justru risiko ini akan lebih menghantui.
Sebab, di beberapa negara tersebut jumlah kelahiran prematur dan kematian bayi terbesar terjadi. Terlebih dengan kondisi pandemi seperti sekarang ini yang membuat perawatan antara ibu dan anak semakin memperburuk risiko.
Perawatan ibu kanguru atau bayi yang diletakan pada dada sang Mama setelah melahirkan telah terbukti mengurangi kematian bayi sebanyak 40 persen, hipotermia lebih dari 70 persen, dan infeksi parah hingga 65 persen.
Itulah mengapa pentingnya skin to skin antara bayi yang baru lahir dengan orangtuanya. Selain untuk hubungan erat yang berkepanjangan dengan orangtua, juga mempersiapkan diri untuk pemberian ASI eksklusif.
3. Tidak mendapatkan ASI eksklusif
Perawatan ibu kanguru selama pandemi ternyata banyak dihentikan di berbagai negara. Tinjauan sistematis terhadap 20 pedoman klinis dari 17 negara selama pandemi Covid-19 menemukan bahwa sepertiga merekomendasikan pemisahan Mama dan bayi baru lahir jika sang Mama dicurigai atau mungkin menderita Covid-19.
Dengan begitu, selain anak tidak memiliki kontak erat saat pertama kali lahir ke dunia, anak juga akan kehilangan ASI eksklusifnya selama beberapa waktu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam penelitian British Medical Journal (BMJ) Global Health, yang mana petugas kesehatan di 62 negara tidak mengizinkan Mama dengan dugaan Covid-19 untuk mempraktikkan perawatan ibu kanguru serta tidak mengizinkan menyusui, bahkan oleh pengasuh yang tidak terinfeksi.
4. Infeksi selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur
Studi baru juga mengungkapan bahwa risiko bayi baru lahir tertular Covid-19 akan mengakibatkan kurang dari 2.000 kematian. Itulah yang membuat banyak tenaga kesehatan di berbagai negara tidak mengizinkan adanya kontak kulit hingga pemberian ASI dari sang Mama.
Meski ini sangat berisiko untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur, namun ini semua bisa dicegah dengan melakukan perawatan yang tepat untuk mendukung bayi prematur dan orangtua mereka selama pandemi.
Sebab, infeksi kehamilan dinilai dapat menjadi risiko terbesar bayi lahir secara prematur, Ma. Itulah mengapa pentingnya memberikan perawatan yang tepat agar ibu hamil siap melahirkan bayi secara sehat, terlebih di masa pandemi yang tak kunjung usai ini.
Itu tadi informasi seputar risiko pemisahan ibu dan anak yang baru lahir. Semoga informasinya dapat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi bagi Mama yang akan melahirkan si Kecil untuk selalu menjaga kesehatan janin yang dikandung.
Semoga selalu diberikan kesehatan dan selamat menantikan kelahiran buah hati tercinta, Ma!
Baca juga:
- Melahirkan saat Pandemi, Apa yang Harus Ada di Dalam Tas Bersalin?
- Ini Tips Dokter agar Tetap Lancar Berikan ASI Ekslusif selama Pandemi
- Begini Cara Menghadapi Kehamilan dan Tetap Bugar selama Masa Pandemi