Lakukan 6 Hal Ini Saat Ketuban Pecah Menjelang Persalinan
Jangan lupa untuk memberi tahu keluarga yang mendampingi Mama juga ya
7 Februari 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa yang perlu dilakukan ketika mengalami ketuban pecah menjalang waktu persalinan, sementara Mama masih berada di rumah?
Yang terjadi saat ketuban pecah adalah kantung membran yang terisi cairan amniotik sebagai pelindung bayi dalam kandungan, mengalami sobekan. Bukan sekedar mengalami kebocoran, tapi benar-benar pecah karena terbuka.
Cairan akan merembes keluar dan tidak bisa ditahan. Cairan keluar melalui serviks yang kemudian mengalir ke vagina.
Saat ketuban pecah secara alami dan kandungan Mama sudah cukup umur untuk ke proses persalinan, dokter atau bidan akan mencatatnya dalam catatan kelahiran sebagai spontaneousrupture of membranes yang sering disingkat SROM.
Pecah ketuban menjadi tanda awal Mama akan segera melahirkan.
Kebanyakan persalinan diawali dengan kontraksi kuat disertai ketuban pecah. Meski begitu, ada juga kehamilan yang mengalami ketuban pecah, sementara ibu hamil tidak mengalami kontraksi sama sekali.
Ciri-Ciri Air Ketuban
Ketuban berwarna bening atau jerning sedikit kekuningan. Bentuknya cair tidak berlendir. Pada kehamilan trimester ketiga, Mama memiliki sekitar 800 ml cairan ketuban dalam rahim.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Ketuban Pecah Menjelang Waktu Persalinan?
1. Jangan panik
Setelah mengalami pecah ketuban, berusahalah untuk tenang. Diharapkan keluarga yang menemani juga jangan panik.
Di sini, peran Papa sebagai pendamping utama sangatlah penting. Pastikan Papa memberikan pelukan agar Mama bisa merasa tenang.
Editors' Pick
2. Bantu ibu hamil untuk duduk
Segera posisikan ibu hamil untuk segera duduk di bangku yang tinggi. Jangan jongkok atau duduk di bawah. Posisi duduk di bangku tinggi agar ibu hamil tidak mengejan sebelum pembukaan sempurna.
3. Bersihkan cairan ketuban
Bantu ibu hamil untuk membersihkan cairan ketuban. Ganti pakaian dan bersihkan cairan yang membanjiri lantai. Menghindari ada yang kepleset juga ya.
4. Gunakan pembalut
Cairan ketuban bisa saja masih merembes. Agar lebih nyaman ibu hamil bisa menggunakan pembalut. Ini supaya menahan rembesan air ketuban yang tersisa dan tetap keluar sedikit demi sedikit.
5. Segera hubungi dokter
Konsultasikan keadaan yang baru saja dialami kepada dokter kandungan atau bidan yang menangani kehamilan Mama. Ceritakan apa yang terjadi?
6. Bersiap ke rumah sakit bersalin
Segera antarkan ibu hamil menuju ke rumah sakit bersalin. Jika menggunakan mobil, Papa bisa membantu dengan memberikan alas plastik yang ditiban handuk bersih pada tempat duduk Mama. Ini menjaga rembesan menembus semakin luas.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Pecah Ketuban
Mungkin ini akan ditanyakan oleh tim medis yang menangani persalinan Mama nanti. Ada baiknya Mama memperhatikannya. Ini juga berlaku bagi keluarga yang mendampingi.
- Apa warna cairan ketuban Mama?
- Apakah Mama merasakan kontraksi kuat secara teratur?
- Kira-kira seberapa banyak air ketuban yang keluar?
- Apakah sebelum ketuban pecah, ada bercak darah yang keluar dan mungkin menempel di pakaian dalam Mama?
Sebagai informasi untuk Mama, setibanya Mama di tempat bersalin nanti akan ada pengecekan dasar. Biasanya Bidan atau perawat akan memasukkan speculum untuk membuka vagina lebih luas, kemudia bisa melihat bagian serviks dengan lebih jelas.
Jika usia kehamilan Mama berada pada minggu ke-37, berarti Mama sudah bisa melanjutkan ke proses persalinan. Jika Mama mengalami kontraksi yang kuat dan intens, ini pertanda baik karena Mama bisa melahirkan dengan proses persalinan normal spontan.
Tetap tenang dan usahakan mengatur napas dengan baik ya Mama, ketuban pecah bisa menjadi pertanda kamu semakin dekat dengan proses persalinan.