5 Alasan Pentingnya Dukungan Kesehatan Mental Bagi Ibu Melahirkan
Dukungan dari keluarga dapat mencegah ibu dari gagguan mental pasca melahirkan!
11 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena berbagai perubahan hormon, fisik, dan psikologis yang terjadi selama masa kehamilan hingga melahirkan.
Adapun data WHO 2022 mencatat 1 dari 5 perempuan mengalami gangguan mental selama masa kehamilan hingga satu tahun setelah melahirkan.
Dukungan bagi para ibu menjadi penting karena akan berdampak pada tumbuh kembang anak, kesehatan mental keluarga secara umum, dan yang terpenting kesehatan mental ibu sendiri. Sebab menurut WHO sendiri, kesehatan mental ibu merupakan major public health challenge untuk suatu negara.
Berkaitan dengan hal itu, dalam rangka menyambut hari Ibu di bulan Desember, Halo Ibu menyelenggarakan Festival Ibu. Melalui salah satu rangakian acara talkshow yang bertajuk “MOM Hacks 101:Non-Judgemental Support for Mothers” mengangkat awareness kesehatan mental khususnya bagi ibu pascapersalinan.
Talkshow ini dihadiri oleh Dokter spesialis obgyn di Tembuni Birth Center dr.Ridwan SpOG, Founder Halo Ibu Ashtra Dymach, dan penyanyi Andien Aisyah. lho!
Untuk lebih jelasnya, yuk simak hasil diskusi dari Festival Ibu oleh Halo Ibu, yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama. Simak sampai tuntas ya!
1. Halo Ibu tegaskan pentingnya dukungan mental bagi Ibu melahirkan
Sebagai komunitas pemberdayaan perempuan yang berfokus pada kesehatan mental perempuan, isu kesehan mental Ibu menjadi sorotan penting bagi Halo Ibu.
Sebab, dukungan psikis dan emosional tidak hanya dibutuhkan ibu selama menjalani masa kehamilan saja lho, Ma. Setelah melahirkan pun, para ibu tetap membutuhkan sokongan dari orang-orang terdekat di sekitarnya, termasuk kehadiran komunitas.
"Selepas melahirkan, seorang ibu membutuhkan ruang untuk bercerita karena ada proses perubahan peran yang mereka alami. Setelah melahirkan dan tidak lagi hamil, adalah hal yang wajar jika ibu bersedih. Sebab ada yang hilang dari dirinya, Ia bukan perempuan yang sama,” ujar Founder Halo Ibu, Ashtra Dymach.
Editors' Pick
2. Pentingnya kehadiran sosok suami sekaligus ayah sebagai support system ibu
Idealnya, ayah adalah sosok yang berperan besar sebagai support system ibu. Kontribusi orang-orang di sekitar ibu, terutama ayah, sangat diperlukan demi menjaga kesehatan mentalnya.
Salah satu pakar yang hadir pada Festival Ibu, Dokter Spesialis Obygn di Tembuni Birth Center, dr. Ridwan, SpOG mengatakan, peran suami dan keluarga terdekat sangat dibutuhkan untuk mendukung psikologis dan kesehatan ibu selama masa kehamilan hingga hari melahirkan nanti.
"Masa kehamilan sebaiknya tidak ditanggung sepihak saja oleh ibu, tetapi suami juga berperan sebagai pendamping yang selalu siaga dan memberi dukungan penuh kepada ibu,"ungkapnya.
3. Hadirnya support system mencegah ibu dari risiko baby blues
Menurut dr. Ridwan pentingnya dukungan suami dan keluarga pada fase hamil dan bersalin pada ibu berkontribusi dalam mencegah terjadinya baby blues hingga postpartum depression (PPD) pada ibu.
"Dukungan dari suami dan keluarga terdekat merupakan faktor risiko yang paling dominan berkontribusi terhadap terjadinya baby blues hingga PPD yang rentan menghampiri ibu. Sebelum terjadi hal ini, perlu adanya tindakan preventif, seperti melibatkan suami dalam memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, serta antisipasi terhadap deteksi dini baby blues hingga PPD dengan kualitas penggalian informasi pasien (anamnesis), sehingga dapat menurunkan angka kejadian postpartum blues,” tambah dr. Ridwan.
4. Hal yang bisa dilakukan suami sebagai support system Ibu
Lebih lanjut dr. Ridwan memaparkan, banyak hal yang bisa dilakukan suami dan keluarga di sekitar untuk mendukung ibu yang sedang hamil, seperti menemani dalam menjalani perawatan kesehatan sampai membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Namun, bisa juga dimulai dari hal-hal sederhana yang bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti menanyakan kabar ibu. Meski jawaban akan terasa standar di awal, tapi perlahan ibu akan mengeluarkan segala uneg-unegnya. Ia tak lagi memendam kepedihannya.
5. Suami juga perlu mencari informasi tentang kehamilan dan menyusui
Pentingnya dukungan keluarga terdekat terutama suami, juga diamini oleh Andien Aisyah. Support system keluarga dalam menghadapi masa-masa sulit pasca melahirkan menjadi hal penting yang dirasakan oleh Andien.
Ibu dari Kawa dan Tabi ini mengatakan dukungan suami membantunya dalam melalui proses hamil dan persalinan yang tidak mudah. Bahkan sang suami, yang akrab disapa Ippe tersebut, secara aktif mencari informasi tentang kehamilan dan menyusui.
"Selain belajar bareng-bareng dengan suami untuk menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak, suami saya juga selalu memberi perhatian bahkan hal-hal kecil selama proses hamil hingga melahirkan. Sesederhana seperti membawakan air minum, membelikan makan, ngobrol dengan anak kami selama dalam kandungan,” jelas Andien.
Dari poin-poin yang dipaparkan para ahli yang dihadirkan oleh Halo Ibu, maka bisa dipahami ya, Ma bahwa kehadiran support system sangatlah penting bagi seorang ibu, baik yang sedang hamil maupun setelah melahirkan.
Dengan kehadiran support system yang berasal dari sosok suami, keluarga, hingga komunitas pada fase hamil dan bersalin, maka hal itu dapat berkontribusi dalam mencegah terjadinya baby blues hingga postpartum depression (PPD) pada ibu. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 8 Ciri-Ciri Baby Blues saat Hamil, Ketahui Tandanya
- Baby Blues, Jangan Abaikan Kesehatan Mental Ibu Melahirkan
- 5 Penyebab Baby Blues Syndrome yang Harus Diketahui