Pro dan Kontra Ibu Melahirkan di Rumah, Bolehkah?
Alasan seorang maama ingin melahirkan di rumah bisa karena ingin persalinannya nyaman dan tenang
1 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap ibu hamil pasti memiliki kondisi yang berbeda-beda selama kehamilannya. Oleh karenanya setiap proses persalinan yang dilewati seorang mama juga tak bisa disamakan.
Biasanya sejak hamil, setiap mama sudah merencanakan dan mempertimbangkan kelahiran bayinya nanti. Salah satu caranya adalah melahirkan di rumah. Melahirkan di rumah jadi salah satu metode yang masih banyak dipilih oleh ibu hamil.
Banyak alasan yang mendasari mengapa seorang mama ingin melakukan persalinan di rumah. Misalnya ingin melahirkan tanpa intervensi medis seperti obat nyeri atau induksi, ingin melahirkan di tempat yang nyaman dan akrab dikelilingi oleh keluarga, atau ingin lebih bebas dan mengontrol dalam proses persalinannya.
Lalu bagaimana dengan keamanannya?
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap mengenai pro kontra melahirkan di rumah. Simak bersama untuk menjadi bahan pertimbangan ya, Ma.
1. Persalinan di rumah bukan berarti benar-benar sendirian
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebut untuk ibu hamil yang akan melahirkan di rumah tentu harus dengan kondisi tertentu.
Secara khusus, ibu hamil tersebut harus diberitahu bahwa melahirkan di rumah berarti juga membutuhkan bantuan medis meski kecil seperti layaknya persalinan di rumah sakit. Sehingga tidak bisa hanya ibu melahirkan sendiri saja.
Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan di rumah yang direncanakan dikaitkan dengan risiko kematian bayi dan kejang yang lebih tinggi daripada persalinan di rumah sakit yang direncanakan.
Menurut ACOG, melahirkan di rumah sakit menjadi pilihan paling aman. Namun, setiap ibu hamil dibebaskan untuk memilih proses persalinan yang menurutnya paling nyaman.
Dikutip dari berbagai sumber, Dr. Budihardja Singgih selaku Senior Government Advisor dari USAID Jalin, sesuai kebijakan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) menyebut jika semua persalinan harus dilakukan di rumah sakit atau minimal fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu Puskesmas. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak bisa tertangani di rumah.
Editors' Pick
2. Melahirkan di rumah harus penuh perhitungan
Ibu hamil juga harus diberitahu bahwa ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan untuk mengurangi tingkat kematian prenatal saat memilih melahirkan di rumah.
Harus diingat, meski melahirkan di rumah semuanya harus direncanakan dengan benar. Biasanya ibu hamil bisa melakukan persalinan di rumah jika ia tidak memiliki komplikasi selama kehamilannya atau kehamilan sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang sangat penting dan perlu disiapkan jika akan menjalani persalinan di rumah:
- Bantuan dari perawat-bidan bersertifikat
- Akses ke dokter kandungan yang terlatih
- Rencana transportasi darurat ke rumah sakit terdekat
3. Kondisi kehamilan yang tidak bisa lakukan persalinan di rumah
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil tak bisa memaksakan diri untuk melahirkan di rumah. Dikutip dari Mayo Clinic, ACOG menyatakan bahwa semua ibu hamil sebaiknya menghindari melahirkan di rumah jika:
- Hamil anak kembar
- Bayi akan lahir pada posisi yang salah (misalnya sungsang)
- Persalinan sebelumnya dilakukan dengan caesar
Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat ibu yang akan melahirkan di rumah harus segera dirujuk ke rumah sakit terdekat jika memiliki kondisi:
- Perkembangan bersalin yang tidak mengalami kemajuan
- Bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan keluar dari rahim
- Bayi keluar tidak dalam posisi kepala terlebih dahulu
- Ibu hamil merasakan kontraksi menyakitkan yang tidak bisa ditolerir
- Ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi
- Ibu hamil yang mengalami perdarahan
4. Tips mempersiapkan persalinan di rumah dengan matang
Jika Mama sangat ingin melahirkan di rumah, maka perlu menyiapkan beberapa hal. Ingat, persalinan di rumah ini bukan tanpa dokter atau bidan sama sekali ya. Mama pun harus berkonsultasi terlebih dahulu jika ingin melakukan persalinan di rumah.
- Memilih penyedia layanan kesehatan terlatih untuk membantu persalinan. Pilihlah bidan bersertifikat atau tenaga kesehatan yang pendidikannya memenuhi standar untuk membantu persalinan. Mama bisa juga memilih dokter untuk membantu persalinan di rumah.
- Membuat rencana kelahiran. Diskusikan rencana persalinan dengan rumah sakit atau klinik tempat Mama biasa kontrol selama kehamilan.
- Mempersiapkan kondisi jika harus dibawa ke rumah sakit. Diskusikan dengan rumah sakit atau klinik bersalin terdekat jika terjadi perubahan rencana dan tidak bisa melahirkan di rumah. Idealnya jarak antara rumah ke rumah sakit atau klinik setidaknya 15 menit. Pastikan juga memiliki akses ke transportasi yang cepat ke rumah sakit atau klinik.
Itulah tadi informasi mengenai pro kontra melahirkan di rumah yang bisa dipertimbangkan ibu hamil. Namun, tetap ingat ya Ma apapun pilihan tempat dan metode persalinannya harus dikonsultasikan dengan dokter atau bidan terlebih dahulu. Karena yang paling penting adalah keselamatan ibu dan bayinya.
Baca juga:
- Persalinan Caesar Lebih Berisiko untuk si Kecil? Simak Faktanya!
- Tak Sembarangan, Ketahui Risiko di Balik Induksi Persalinan
- Melahirkan Normal tanpa Rasa Sakit dengan Metode ILA, Benarkah?