Bolehkah Ibu dengan Baby Blues Menyusui Anaknya? Ini Kata Psikolog
Dibandingkan mengomentari, ibu baru melahirkan lebih butuh didukung
18 Oktober 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi ibu adalah pengalaman yang penuh dengan kebahagiaan, tetapi tidak jarang juga diiringi dengan berbagai tantangan emosional. Salah satunya adalah baby blues.
Kondisi baby blues sering dialami ibu setelah melahirkan dan dapat menyebabkan perasaan sedih, cemas, atau lelah yang berlebihan. Di tengah perasaan tersebut, banyak ibu yang mungkin bertanya-tanya: apakah aman bagi mereka untuk tetap menyusui bayinya?
Sebagai informasi, produksi ASI bisa dipengaruhi oleh keadaan si Ibu. Menurut Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Morula IVF Jakarta, baby blues menjadi salah satu faktor yang menyebabkan produksi ASI berkurang.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai bolehkah ibu dengan baby blues menyusui anaknya?
Editors' Pick
1. Pengaruh baby blue kepada produksi ASI ibu
Menurut jurnal yang dikutip berjudul Breastfeeding and Postpartum Depression: A Review of Relationships and Potential Mechanisms (2022), baby blues memiliki dampak signifikan terhadap produksi ASI pada ibu menyusui, terutama dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Kondisi ini ditandai dengan perubahan suasana hati, kecemasan, dan perasaan tertekan, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon yang diperlukan untuk produksi ASI.
Sementara itu penelitian dari American Academy of Pediatrics (2021) berjudul Evidence-Based Updates on the First Week of Exclusive Breastfeeding Among Infants menyebutkan bahwa stres psikologis, termasuk baby blues, dapat menyebabkan keterlambatan dalam lactogenesis II, yaitu fase di mana produksi ASI meningkat secara signifikan.
Keterlambatan ini biasanya terjadi pada ibu yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) tinggi atau ibu melahirkan melalui operasi caesar, juga dapat memperlambat proses produksi ASI.
2. Menjaga mental ibu baru melahirkan tetap stabil
Baby blues hampir dialami oleh setiap ibu melahirkan. Namun, dijelaskan oleh Psikolog Arina, pada dasarnya ASI merupakan sumber energi paling baik untuk bayi.
"Saya memahami ada kondisi baby blues atau postpartum lainnya perlu ada penanganan beberapa faktor. Untuk bisa menghasilkan ASI yang deras diperlukan ibu yang bahagia. Bayangkan kalau ibunya tidak happy sulit juga untuk menghasilkan ASI," jelas Arina.
Pada kondisi itu, ibu baru melahirkan kerap mendapatkan tekanan lebih dari lingkungan sosial. Mulai dari pertanyaan 'kok ASI-nya tidak keluar' dan lain-lain. Padahal menurut Arina lebih baik ibu baru tersebut didukung secara emosional agar perasaannya jauh lebih baik.
"Dibandingkan seperti itu lebih diberikan support untuk ibunya. Sehingga ibunya lebih happy dan anaknya bisa mendapatkan ASI dari ibu yang baik. Ibunya memproduksi ASI yang baik sehingga menyusuinya juga baik," imbuhnya.
Popmama Star

Popmama Talk: Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog Morula IVF Jakarta
Mental Health Pasca Melahirkan: Kunci Bahagia Keluarga