Ini Tips Dokter agar Tetap Lancar Berikan ASI Ekslusif selama Pandemi
Pengaruh mental disebut sebagai tantangan terbesar ibu menyusui selama pandemi
22 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 di Indonesia membuat berbagai aspek dalam hidup kita terpengaruh. Hal itu mengakibatkan terjadinya perubahan pola hidup pada sistem kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Fasilitas pelayanan kesehatan difokuskan untuk penanganan Covid-19, sehingga banyak pelayanan kesehatan rutin terganggu, termasuk tidak beroperasinya posyandu dan pelayanan konseling ibu hamil dan menyusui di Puskesmas. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada perilaku laktasi dan menyusui para mama di Indonesia.
Namun, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa meski ada keterbatasan operasional fasilitas kesehatan ibu hamil dan menyusui serta akses pelayanan konseling, tidak menurunkan perilaku laktasi ibu menyusui di Indonesia, terutama kalangan ibu bekerja.
"Survei daring dari HCC yang dilakukan di 20 provinsi di Indonesia membuktikan, selama masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, angka ASI Eksklusif meningkat tajam mencapai 89 persen," jelas Ray dalam webinar pada Rabu (20/1/2021).
Meski angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terjaga bukan berarti tanpa kendala, terutama bagi ibu bekerja.
Bagi Mama yang saat ini masih menyusui dan bekerja dari rumah karena pandemi, berikut Popmama.com rangkum tips dari dokter Ray agar tetap lancar menyusui di masa pandemi.
1. Tidak boleh berhenti memberikan ASI ketika ibu menyusui positif Covid-19
Ray mengingatkan meski ibu menyusui sudah terkonfirmasi positif Covid-19, tetap tidak boleh berhenti memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
"Karena di dalam ASI ibu yang positif Covid-19 tidak ada virusnya," jelas dokter Ray.
Editors' Pick
2. Aspek higienitas harus didahulukan
Dokter Ray mengatakan jika sebelum menyusui tetap yang pertama adalah mempertimbangkan aspek higienitas.
"Pastikan payudara bersih, kalau pumping pastikan juga bersih dan disterilisasi. Yang perlu diingat kalau tidak ada masalah lebih baik menyusui langsung, ini tips yang paling penting," jelas dokter Ray.
Badan Kesahatan Dunia atau WHO menyebut jika selama pandemi antara ibu dan anak tidak boleh untuk melewatkan pemberian ASI. Begitupun dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yang menyebut demikian. Namun, bagi ibu menyusui yang terkonfirmasi Covid-19 IDAI sudah memberikan saran untuk menyusui dengan memberikan ASI perah.
"Virus SARS-Cov2 belum ditemukan pada ASI dan tidak menular melalui ASI. Memang kalau di Indonesia masih kontroversi soal menyusui langsung bagi ibu yang positif Covid-19. Tapi kita mengikuti anjuran IDAI untuk memberikan ASI secara pumping ketika ibu positif Covid-19," jelas Ray.