Perjalanan mengASIhi setiap mama bisa berbeda dan kadang menemui banyak tantangan. Ada yang soal produksi ASI atau perlekatan saat menyusui yang tak tepat sehingga bayi tak bisa mendapatkan asupan terbaik.
Proses perlekatan saat menyusui yang salah juga bisa merugikan untuk mama. Berbagai kendala bisa dirasakan, salah satu yang paling umum adalah puting lecet hingga risiko mastitis nih.
dr. Ameetha Drupadi, CIMI secara eksklusif di Podcast Popmama Talk yang menjelaskan mengenai hal ini. Sekaligus memperingati World Breastfeeding Week 2023, ia mengatakan ketika mama menyusui si Kecil dan mengalami puting lecet maka obati dulu luka pada puting tersebut.
"Kalau puting luka kita sembuhkan dulu. Kalau lecetnya sedikit bisa dengan ASI. Jadi sebelum dan sesudah menyusui itu diolesi ASI. Namun, kalau seandainya sudah lebih dalam lukanya, nyeri dan keluar darah saran saya ke dokter supaya diberi salep untuk mengobati puting yang lecet," tuturnya.
Apa saja tips dari dokter Ameetha soal puting lecet hingga perlekatan yang benar saat menyusui? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Pumping ASI bercampur darah karena payudara lecet, amankah untuk anak?
Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk
Banyak mama yang mengalami kebingungan saat payudara lecet. Apalagi sampai mengeluarkan darah. Sementara bayi harus tetap diberikan ASI agar ia mendapatkan asupan gizi terbaik.
Hal ini dialami oleh salah satu pembaca Popmama yakni mama @Gitayustian. Saat payudara di-pumping dan ASI bercampur dengan darah apakah masih aman diberikan ke anak? Dokter Ameetha menjawab ternyata masih boleh lho diberikan tapi mama juga harus memastikan untuk penyembuhan luka lecet tadi, ya.
"Darah masuk ke dalam ASI dan berwarna pink tetap boleh diberikan ke bayinya. Hanya memang akan terasa nyeri untuk mama saat menyusui karena tidak nyaman. Selama pumping ASI masih warna pink itu luka semakin dalam," tuturnya.
2. Saat puting lecet bisa dikompres air dingin dulu untuk menutup luka
Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk
Saran dari dokter Ameetha ketika melakukan beberapa kali pumping dan ASI masih berwarna pink sebaiknya dihentikan dulu dan dilihat lukanya. Biasanya untuk melancarkan ASI mama mengompres air hangat, tetapi untuk membantu menutup luka maka kali ini diganti dulu dengan kompres air dingin.
"Jadi memang ketika sudah warna pink stop dulu, lihat dulu lukanya. Kalau sudah luka kompresnya diganti dengan kompres dingin dulu. Kita ambil es batu, beri air, pakai waslap dan tempel ke payudara. Gunanya untuk menekan nyeri atau menekan radang disitu," terangnya.
Tips dari dokter Ameetha yakni, pertama, olesi dulu ASI ke sekitar puting yang lecet lalu tunggu sampai kering. Jangan ditutup dulu atau pakai bra.
"Atau bisa menggunakan alat bantu di dalam bra yang bentuknya seperti mangkuk sehingga puting tidak bergesek langsung ke kain. Ini tujuannya untuk melindungi gesekan. Ada namanya bra shield, bisa juga menampung ASI agar tidak rembes," jelasnya.
3. Sudah lecet lalu payudara bengkak? Ikuti tips dari dr. Ameetha ini!
Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk
Ketika payudara sudah terlanjur lecet dan cukup dalam, dokter Ameetha mengatakan sebaiknya mama tidak memaksakan. Hentikan dulu pumping atau menyusui di payudara yang sakit tadi.
"Utamakan pumping di payudara tidak sakit, yang sakit dikompres air dingin tadi. Kalau payudaranya bengkak karena tidak sempat di-pumping, kompres air hangat dulu. Karena asi ini sifatnya lemak jadi kalau dikompres air hangat akan lebih cair. kalau sudah baru dikompres air dingin, untuk mencegah semakin dalam yang lecetnya," tuturnya.
Editors' Pick
4. Cara memerah ASI menggunakan tangan saat payudara lecet
Popmama.com/Putri Syifa N
Berkembangnya alat pumping di Indonesia tentu memudahkan para mama untuk bisa memerah ASi dengan mudah. Namun, saat puting payudara ada yang lecet seperti ini kemampuan mama untuk memerah ASI sendiri sangat diperlukan lho.
Dokter Ameetha menyarankan agar setiap mama bisa memahami cara memerah ASI menggunakan tangan yang benar. Ini berguna untuk mengeluarkan ASI yang sempat atau akan mampet karena pernah lecet karena tidak di-pumping untuk sementara waktu.
"Boleh diperah pakai tangan karena lebih lembut dari alat pumping. Dari arah areola ini seperti huruf C, tekan ke arah dada, lalu pencet sedikit ke arah depan. Kalau sudah mancur baru ditampung," tuturnya.
Lantas bagaimana dengan memerah ASI seperti posisi menggunting? Ternyata itu adalah cara yang salah ya, Ma. Posisi memerah ASI menggunakan tangan yang benar yakni seperti huruf C.
"Salah sebenarnya itu terlalu sempit. Di dalam payudara mama itu banyak salurannya. Kalau posisi seperti gunting justru kita menahan saluran itu, jadi mudah terbendung dan membuat ASI tidak keluar. Jadi harus seperti huruf C dibagian areolanya. Ini juga jadi tips buat ibu bekerja latihan pompa ASI pakai tangan karena kalau sudah bengkak kayak tadi pakai pumping jadi lebih sakit. Baru kalau sudah sembuh boleh pumping lagi," terangnya.
5. Ternyata 70 persen penyebab puting lecet karena salah perlekatan saat menyusui
Popmama.com/Putri Syifa N
Puting lecet ini jadi tantangan mama saat menyusui bayi, apalagi jika ini anak pertama. Mama juga masih meraba cara yang benar agar perjalanan mengASIhinya semakin lancar.
Dokter Ameetha mengungkapkan kalau puting lecet banyak dialami oleh ibu menyusui di Indonesia. 70 persen penyebab puting lecet itu karena posisi perlekatan bayi saat menyusu tidak pas.
"70 persen itu karena posisi perlekatan bayi tidak pas. Jadi menyusunya lebih ke arah puting dan bayi akan menarik puting saja. Sementara kulit peralihan antara areola dan puting ini mudah sobek jadi luka," terangnya.
6. Tips dan ciri menyusui langsung ke bayi yang benar, ingat hal ini!
Popmama.com/Putri Syifa N
Untuk bisa menjalani proses mengASIhi yang lancar, mama harus pastikan proses perlekatan dengan bayi saat menyusui tadi benar. Berikut tips dari dokter Ameetha untuk para ibu menyusui agar perlekatannya benar sehingga puting payudara tidak lecet.
"Posisi paling awal adalah bayi harus menghadap ke mama. Tidak boleh dibedong, ketika menyusui dibuka bedongnya. Tujuannya agar tangan bayi bisa mengeksplor dan tangan mama memegang sampai bokong bayi," tuturnya.
Selain itu, pastikan posisi bayi ketika menyusu harus sejajar antara kepala, telinga bahu itu garis lurus. Pastikan mama juga nyaman posisinya. Kalau menyusui dengan posisi duduk di kursi bisa ditambah kursi kecil atau bantal agar kaki diselonjorkan. Mama juga bisa menyusui di tempat tidur.
"Kemudian kita lihat areolanya. Usahakan saat meletakan bayi puting mama didepan hidung atau mulut bayi. Ini yang perlu diingat juga karena payudara mama macam-macam bentuknya. Kalau tipenya besar dan menggantung ke bawah berarti bayi agak ditaruh, posisinya menyesuaikan. Jangan sampai payudara ke bawah tapi bayi ke atas atau sebaliknya, jangan terlalu kejauhan," jelas dokter Ameetha.
Lalu lihat puting payudara itu dengan hidung dan mulut bayi sejajar. Ketika bayi sudah dipeluk erat, ambil areola payudara mama, cubit sedikit seperti huruf C tadi. Kemudian diarahkan ke mulut bayi.
"Ketika seperti ini puting pertama kali menunjuk ke bibir atas dulu. Ketika mulut anak sudah terbuka lebar, baru arahkan. Setelah itu bayi dipeluk. Kalau posisi seperti ini hidung tidak akan tertutup jadi tidak terhalang napasnya. Bayi akan menyusu dengan maksimal karena isapannya sampai di areola tadi," terangnya.
7. Ciri-ciri bayi yang menyusui dari payudara mama dengan benar
Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk
Apa yang mama rasakan saat menyusui si Kecil? Geli atau justru terasa sakit? Ternyata menyusui yang benar itu harusnya terasa geli lho, Ma. Saat kita menyusui langsung si Kecil atau direct breastfeeding (DBF) dengan benar bagian areola payudara mama akan memanjang sampai ke kerongkongan bayi.
Selain itu bisa dilihat juga dari mulut bayi ketika menyusui. Ketika mulut bayi menggembung saat menyedot ASI maka bisa dipastikan perlekatan yang mama lakukan benar.
"Cirinya kalau bayi menyusu dengan benar, bagian areola mama akan memanjang dan sampai ke depan kerongkongan. Jadi di bayi benar-benar menggembung pipinya. Jadi kalau bayi ada yang menyusu dan pipinya cekung (kempot), salah itu, pasti di puting dan nanti lama-lama akan lecet," tuturnya.
Ketika menyusu dan mama merasakan sakit, sebaiknya prosesnya diulang, ya. Keluarkan lagi puting dari mulut bayi dan arahkan seperti penjelasan di atas. Cirinya bisa dilihat dengan menggembungnya pipi bayi, rasa tidak sakit dan terdengar suara menelan.
"Nanti sekitar 10-20 menit bayi akan lepas sendiri karena sudah kenyang," ujarnya.
8. Tips agar mama menyusui sampai mendapatkan hindmilk, banyak nutrisi untuk bayi!
Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk
ASI yang dihasilkan ibu dibagi menjadi dua jenis, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI pertama yang diperoleh bayi ibu pada awal sesi menyusui, sedangkan hindmilk adalah ASI yang bayi dapatkan setelahnya.
Perbedaan foremilk dan hindmilk yakni foremilk bertekstur lebih encer, karena memiliki kandungan air yang banyak. Sementara hindmilk lebih creamy dan lebih kaya atau padat kalori.
Dokter Ameetha menjelaskan kalau keduanya bisa didapatkan saat mama menyusui si Kecil. Jadi memang saat ASI pertama keluar itu akan lebih encer berupa foremilk tadi karena untuk menghilangkan haus si Kecil.
"Kalau sudah diisap 5-10 menit sudah mulai jalan hindmilk, ini justru kandungan lemaknya tinggi jadi untuk bayi yang menyusu satu payudara dengan maksimal akan cepat tumbuh kembangnya. Makanya disarankan menyusu satu payudara sampai selesai, sampai hindmilk tadi keluar. Lalu pada sesi berikutnya baru di payudara sebelahnya," jelasnya.
Apa tips untuk mama yang ingin mendapatkan hindmilk lebih cepat? Dokter Ameetha menyarankan agar mama bisa memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui. Setiap mama memiliki metabolisme yang berbeda, tapi selama menyusui harap dipastikan kandungan gizi seimbang terutama protein.
"Metabolisme tiap mama berbeda, makanya ketika masa menyusui itu asupan 2500-2800 protein setiap hari penting. Juga konsumsi sumber lemak baik supaya hindmilk lebih banyak. Kalau sudah terpenuhi gizi seimbang, hindmilk-nya pasti lebih cepat keluar dan banyak," terangnya.
Wah, lengkap sekali penjelasan dari dokter Ameetha Drupadi soal puting lecet hingga proses perlekatan yang benar untuk ibu menyusui. Semoga ini menjadi tambahan informasi untuk mama agar perjalanan mengASIhinya semakin lancar ya, Ma.