Apakah Muncul Benjolan di Payudara saat Menyusui Berbahaya?
Ketahui penyebabnya untuk menentukan metode pengobatan yang tepat
29 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah merasakan adanya benjolan di payudara saat menyusui? Benjolan di payudara adalah suatu kondisi yang sering dialami terutama oleh Mama yang sedang menyusui. Biasanya benjolan ini menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman saat menyusui.
Lalu munculnya benjolan di payudara saat menyusui, apakah berbahaya?
Sebagian besar benjolan yang ditemukan pada payudara (termasuk tumor), umumnya bersifat jinak. Tapi tidak menutup kemungkinan, dikemudian hari ditemukan bahwa benjolan yang muncul tersebut merupakan kanker, seperti dilansir dari American Cancer Society.
Jadi meskipun benjolan di payudara bukan suatu kondisi yang serius, bukan berarti Mama boleh mengabaikannya ya. Karena benjolan di payudara saat menyusui, bisa jadi salah satu tanda adanya penyakit serius seperti kanker payudara.
Oleh karena itu, benjolan yang ada di payudara harus segera diobati. Namun, sebelum mengobatinya, Mama tentu harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebabnya.
Yuk, simak ulasan dari Popmama.com berikut ini mengenai benjolan di payudara saat menyusui, penyebab, serta cara mengobatinya, dilansir dari Healthline.
1. Penyebab munculnya benjolan di payudara
Penting untuk Mama mengetahui penyebab dari munculnya benjolan di payudara. Hal ini guna menentukan cara perawatan dan pengobatan, serta kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter.
Berikut ini beberapa penyebab munculnya benjolan di payudara:
- Adanya sumbatan di saluran ASI
Sumbatan di saluran ASI sangat umum terjadi dan menyebabkan adanya benjolan di payudara. Hal ini bisa dikarenakan penggunaan pakaian yang terlalu ketat, atau pelekatan bayi saat menyusu yang kurang tepat. Benjolan umumnya terasa lembut, berukuran seperti kacang polong dan menyebabkan payudara menjadi lebih sensitif.
- Adanya pembengkakan di payudara
Pembengkakan terjadi ketika payudara terlalu penuh oleh ASI. Inilah yang menyebabkan payudara terasa keras, kencang dan nyeri. Tentu ini membuat pelekatan menjadi sulit dilakukan dengan baik, dan Mama mengalami demam ringan. Apabila tidak segera diobati, pembengkakan bisa menyebabkan mastitis.
- Mastitis atau peradangan akibat infeksi
Mastitis adalah peradangan atau pembengkakan di jaringan payudara yang disebabkan oleh infeksi atau alergi. Gejalanya berupa pembengkakan, kemerahan, kelembutan dan payudara menjadi lebih sensitif. Kondisi ini bahkan bisa membuat Mama merasakan demam, menggigil, dan sakit kepala.
- Abses
Abses adalah benjolan yang muncul di payudara dan terasa menyakitkan. Abses bisa berkembang menjadi mastitis, atau pembengkakan ekstrim jika tidak ditangani dengan segera. Gejalanya berupa kemerahan, sensasi rasa panas, serta terasa sakit saat payudara disentuh akibat benjolan berisikan nanah. Jika Mama mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter ya.
- Pembengkakan akibat kelenjar getah bening
Benjolan yang terjadi akibat pembengkakan kelenjar getah bening, biasaya bisa dirasakan di bawah salah satu atau kedua lengan. Benjolan ini juga menyebabkan rasa nyeri dan menimbulkan gejala yang mirip seperti mastitis.
- Kista jinak
Kista jinak atau Galactocele umumnya dapat berkembang di payudara. Kista yang satu ini biasanya berbentuk bulat dan terasa halus saat disentuh. Inilah yang menyebabkan benjolan akibat kista jinak tidak terasa menyakitkan. Tapi pada kondisi tertentu, benjolan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman terutama saat menyusui.
Umumnya kista ini akan hilang dengan sendirinya ketika Mama berhenti menyusui.
Editors' Pick
2. Apakah benjolan di payudara saat menyusui bisa berkembang menjadi kanker?
Kanker payudara saat menyusui merupakan hal yang jarang terjadi. Menurut penelitian, hanya sekitar 3% perempuan menyusui yang bisa mengembangkan kanker payudara, selama fase tersebut.
Tapi, perhatikan jika beberapa gejala ini muncul bersamaan dengan benjolan di payudara:
- Keluarnya cairan dari puting selain ASI.
- Merasakan nyeri di payudara yang tidak kunjung hilang dengan sendirinya.
- Kulit payudara dan puting mengalami kemerahan dan terasa bersisik.
- Adanya iritasi pada kulit payudara.
- Retraksi puting atau kondisi dimana puting tidak menonjol keluar.
Gejala-gejala tersebut bukan berarti Mama memiliki kanker payudara. Namun jika merasakan salah satunya, ada baiknya Mama segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan informasi lebih jelas ya.
Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan, serta merekomendasikan perawatan dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Mama.
3. Masih bolehkah menyusui jika terdapat benjolan di payudara?
Tentu adanya benjolan di payudara membuat kita khawatir ya. Apalagi jika Mama masih harus menyusui. Ketika ditemukan kasus benjolan di payudara, biasanya Mama masih bisa terus menyusui kok.
Jika benjolan terjadi karena adanya sumbatan pada saluran ASI, proses menyusui justru dapat membantu membuka saluran yang tersumbat. Selain itu benjolan terjadi di dalam payudara, bukan pada air susu, sehingga masih aman untuk Mama menyusui si Kecil.
Apabila terasa nyeri pada payudara saat menyusui, Mama bisa coba untuk memompa ASI. Sedangkan jika menyusui dirasa menyakitkan, Mama bisa mengganti posisi agar lebih nyaman dan aliran ASI jadi lebih lancar.
4. Perawatan dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi benjolan di payudara
Berikut ini beberapa cara yang bisa Mama lakukan di rumah, guna mengatasi benjolan di payudara.
- Gunakan kompres air hangat untuk payudara yang terasa sakit.
- Jika memungkinkan, Mama bisa mandi menggunakan air hangat beberapa kali dalam sehari.
- Lakukan pijat payudara dengan lembut, untuk melancarkan sumbatan sebelum dan selama menyusui.
- Setelah selesai menyusui, Mama bisa melakukan kompres air es ke area payudara.
- Gunakan pakaian yang longgar dan pilih bahan yang nyaman, agar tidak mengiritasi payudara.
- Gunakan bra dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk Mama menyusui.
- Pastikan tubuh mendapatkan istirahat yang cukup, serta penuhi kebutuhan nutrisi tubuh ya.
5. Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Kapan sebaiknya Mama memeriksakan diri ke dokter?
Nah, pemeriksaan dapat dilakukan jika benjolan tidak hilang dengan sendirinya, bahkan setelah mencoba pengobatan dari rumah selama beberapa hari.
Selain itu, periksakan diri ke dokter jika ditemukan kondisi sebagai berikut:
- Daerah sekitar benjolan menjadi kemerahan.
- Daerah sekitar benjolan mengalami pembesaran.
- Mengalami demam tinggi disertai dengan gejala seperti flu.
- Ada rasa sakit yang tidak tertahankan dan menyebabkan sulit beraktivitas.
- Rasa tidak nyaman di payudara yang semakin hari semakin bertambah.
Jika benjolan disebabkan oleh mastitis atau infeksi lainnya, biasanya dokter akan meresepkan beberapa jenis obat salah satunya antibiotik. Saat mengonsumsi obat, Mama masih tetap bisa menyusui, namun dengan persetujuan dokter.
Tapi apabila benjolan disebabkan oleh faktor lainnya, kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti USG dan mammogram.
Demikianlah informasi mengenai benjolan di payudara saat menyusui, penyebab, dan cara mengobatinya. Meksipun dikatakan aman, Mama tidak boleh mengabaikan benjolan yang muncul di payudara saat menyusui ya. Jika merasakannya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter guna mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat dan cepat. Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui dan Cara Mengatasinya
- Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Vagina, Berbahayakah?
- 5 Manfaat Kayu Manis untuk Ibu Menyusui, Jangan Konsumsi Berlebihan!