5 Aturan Menyusui di Dalam Lapas yang Perlu Diketahui
Meski berada di dalam Lapas, seorang Ibu tetap bisa memberikan ASI untuk bayi
17 April 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyusui adalah proses pemberian ASI (Air Susu Ibu) yang dilakukan secara alami oleh Ibu ke bayi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI lanjutan secara optimal hingga bayi berusia 2 tahun. Di mana berdasarkan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, disebutkan bahwa proses menyusui dilakukan untuk mendukung Ibu menyusui dalam memenuhi hak bayi.
Karena itu, demi memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, seorang Ibu bisa menyusui di mana saja dan kapan saja. Termasuk saat sedang menjalanin masa tahanan sebagai warga binaan di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Namun tentunya, ada beberapa aturan yang perlu diketahui dan tiaati, terkait menyusui di dalam Lapas.
Apa saja aturan menyusui di dalam Lapas yang perlu diketahui? Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya untuk Mama.
1. Diperbolehkan menyusui dan membawa anak ke dalam Lapas hingga usia 3 tahun
Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Pasal 62 ayat (1) disebutkan bahwa, anak dari tahanan atau Narapidana perempuan yang dibawa ke dalam Lapas atau yang lahir di Lapas, dapat tinggal bersama Ibunya paling lama sampai anak berusia 3 tahun.
Artinya dalam hal ini, perempuan yang tengah menjalani masa tahanan di dalam Lapas masih diperbolehkan menyusui bayinya.
Editors' Pick
2. Ibu menyusui di dalam Lapas berhak mendapat makanan tambahan
Ibu menyusui di dalam Lapas berhak mendapat makanan tambahan. Ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Pasal 20 ayat (1).
(1) Narapidana dan anak Anak Didik Pemasyarakatan yang sakit, hamil atau menyusui, berhak mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter.
Makanan tambahan yang dimaksud adalah penambahan jumlah kalori di atas rata-rata jumlah kalori yang ditetapkan. Misalnya untuk Ibu menyusui, mendapatkan tambahan antara 800 hingga 1.000 kalori dalam sehari. Di mana kondisi ini kemudian disesuaikan kembali dengan kondisi tubuh Narapidana yang sedang menyusui.