Cup Feeding, Metode Alternatif untuk Memberikan ASI pada Bayi
Cup feeding bisa dilakukan sementara dalam kondisi darurat, agar bayi bisa tetap menyusu
27 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sesaat setelah melahirkan, tentunya Mama ingin langsung bisa menyusui si Kecil ya. Selain untuk memberikan nutrisi kepada bayi, proses menyusui jadi salah satu cara untuk mendekatkan bonding antara Mama dan anak.
Namun dalam prosesnya tidak semua Mama bisa dengan mudah menyusui bayinya, sesaat setelah dilahirkan. Ada banyak faktor yang membuat proses menyusui jadi terhambat, yang kemungkinan besar membuat bayi tidak bisa menyusu langsung dari payudara maupun botol susu.
Untuk itu, biasanya dokter atau konsultan laktasi menyarankan penggunaan metode cup feeding Ma. Dimana proses menyusui bayi dilakukan dengan menggunakan alat bernama cup feeder atau bisa juga pakai cangkir kecil.
Untuk lebih jelasnya, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai cup feeding, metode alternatif untuk memberikan ASI pada bayi, dilansir dari Healthline. Yuk disimak Ma!
1. Apa yang dimaksud dengan cup feeding?
Cup feeding adalah salah satu metode pemberian makan atau Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi. Dalam melakukan metode ini biasanya Mama harus menggunakan alat bernama cup feeder atau bisa juga pakai cangkir.
Karena, seperti yang kita tahu kalau tidak semua bayi bisa menyusu secara langsung dari payudara maupun botol. Oleh karenanya metode cup feeding banyak disarankan untuk dipakai, guna memberikan ASI atau kolostrum dalam kondisi darurat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun memberi makan bayi dengan cup feeding terdengar menakutkan, tapi ini merupakan satu hal sederhana yang bisa dilakukan, mengingat di negara berkembang khususnya, barang-barang untuk keperluan menyusui kurang tersedia.
Pemberian makanan atau susu melalui cup feeding juga dinilai efektif dan hanya membutuhkan sedikit peralatan Ma. Selain itu, barang-barang yang digunakan untuk cup feeding juga mudah dibersihkan atau disterilkan, daripada menggunakan botol.
2. Siapa saja yang bisa menggunakan metode cup feeding?
Pemberian susu melalui metode cup feeding dapat digunakan sebagai cara darurat atau sementara, agar bayi bisa tetap menyusu dan mendapatkan suplai ASI secara maksimal. Cara ini terutama diberikan ketika:
- Bayi terlahir dalam kondisi prematur dan belum bisa menyusu.
- Bayi tidak bisa menyusu sementara karena terpisah dengan Mamanya.
- Bayi mengalami sakit atau harus menjalani perawatan medis tertentu.
- Bayi tidak mau menyusu langsung dari payudara Mama.
- Mama harus beristirahat dari menyusui karena alasan tertentu.
- Mama harus memberi makanan tambahan dan ingin menghindari penggunaan botol, yang bisa menyebabkan bingung puting.
Editors' Pick
3. Manfaat memberikan ASI dengan metode cup feeding
Metode cup feeding selain bisa membantu dalam kondisi darurat, juga memiliki banyak manfaat lho Ma, diantaranya:
- Karena bisa dilakukan oleh bayi prematur, metode cup feeding bisa membantu bayi yang punya berat badan lahir rendah, serta memiliki masalah medis tertentu seperti bibir sumbing.
- Bermanfaat untuk menyusui bayi yang tidak mau menyusu, karena mengalami kesulitan dalam melakukan pelekatan yang baik dengan puting payudara.
- Membantu menyusui si Kecil ketika Mama mengalami mastitis atau masalah payudara lainnya.
- Metode ini relatif murah karena hanya membutuhkan cup feeder, cangkir obat plastik atau wadah kecil mirip gelas, serta ASI atau susu formula.
- Metode ini sangat mudah dipelajari, asalkan Mama bersabar dalam prosesnya dan terus berlatih.
4. Permasalahan yang mungkin dihadapi saat menggunakan metode cup feeding
Meskipun metode cup feeding ini mudah dan murah, bukan berarti Mama bisa memberikan ASI tanpa hambatan ya. Faktanya, ada beberapa hal yang bisa menjadi hambatan ketika menggunakan metode cup feeding ini Ma, seperti:
- Saat pertama menggunakan metode ini, Mama mungkin akan kehilangan sedikit ASI. Ini terjadi karena bayi belum terbiasa menggunakan cup feeder atau cangkir, sehingga banyak ASI yang keluar dari mulut bayi atau tumpah. Namun, seiring berjalannya waktu umumnya bayi akan mulai terbiasa kok Ma.
- Cup feeding mungkin akan sulit dilakukan jika bayi mengalami kesulitan dalam menghisap atau menyesap susu. Apabila hal ini terjadi, Mama bisa berkonsultasi ke dokter atau konsultan laktasi terlebih dahulu ya.
- Ada kemungkinan saat melakukan cup feeding, bayi menghisap ASI dengan ujung cup feeder-nya. Ini bisa menyebabkan bayi tersedak, batuk, mengalami masalah pernapasan, hingga demam ringan.
5. Cara melakukan cup feeding yang baik dan benar
Berikut ini cara melakukan cup feeding yang baik dan benar:
Tahap persiapan
Sebelum mulai melakukan cup feeding, Mama harus menyiapkan beberapa hal seperti:
- Siapkan cup feeder, cangkir untuk obat, atau gelas berukuran kecil dengan bahan yang lembut.
- Siapkan ASI hangat atau susu formula untuk di Kecil.
- Siapkan kain atau waslap yang bersih dan lembut, untuk menampung dan membersihkan tumpahan susu atau tetesan ludah bayi.
- Siapkan kain yang bisa digunakan untuk mengamankan lengan bayi, agar tidak mengganggu proses menyusui.
Proses cup feeding
Sebelum menyusu, pastikan bayi dalam kondisi terjaga dan tenang. Kemudian Mama bisa memposisikan bayi untuk tegak, guna menghindari risiko tersedak saat menyusu.
Jika si Kecil gelisah dan tangannya banyak bergerak, Mama bisa coba untuk membedongnya atau membungkus lengannya sementara waktu, tapi jangan terlalu ketat ya. Kemudian, letakkan kain atau waslap lembut di bagian bawah dagu bayi, sebelum memulai cup feeding.
Apabila semua sudah siap, Mama bisa mencoba memberikan susu melalui cup feeder. Biarkan bayi ‘menyeruput’ atau menyesap susu secara perlahan. Sebaiknya berikan susu sedikit demi sedikit ya Ma, guna mencegah bayi tersedak saat menyusu dengan cup feeder.
6. Tips melakukan cup feeding
Berikut ini beberapa tips bagi Mama yang ingin menyusui si Kecil dengan metode cup feeding.
- Cobalah untuk merangsang refleks bayi sebelum menyusu. Caranya sama seperti saat menyusui dengan payudara atau botol Ma. Cukup dekatkan area bibir bawah bayi dengan tepian cup feeder. Ini akan memberikan sinyal kepada mereka bahwa sudah tiba waktunya untuk minum susu.
- Pastikan saat merangsang refleks bayi, bagian lidahnya dapat bergerak dengan mudah ke tepi bawah cup feeder.
- Pastikan Mama menggunakan cup feeder dengan bagian ujung yang lembut, supaya susu bisa dengan mudah mengalir ke dekat tepi cangkir.
- Jangan mengubah posisi bayi ketika sedang menyusu. Meskipun saat bayi berhenti sejenak untuk berisitirahat.
- Biarkan bayi menggunakan lidahnya, untuk menjilat susu di cangkir atau ujung cup feeder.
- Sesekali Mama bisa berhenti untuk menyendawakan bayi.
Nah demikian tadi Ma, informasi mengenai cup feeding, metode alternatif untuk memberikan ASI pada bayi.
Terkait berapa banyaknya susu yang akan diberikan, hal ini tergantung dari usia dan berat badan bayi ya Ma. Ada baiknya, untuk tahap awal Mama berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter atau konsultan laktasi. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama ya!
Baca juga:
- Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Punggung saat Menyusui
- Fakta: Menyusui Anak Membantu Mama Tidur Lebih Nyenyak
- Siapa Sangka, Proses Menyusui Memengaruhi Hubungan Seks Suami Istri