Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bagi bayi usia 0 hingga 6 bulan. ASI mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, serta vitamin, yang dibutuhkan bayi di masa awal kehidupannya.
Hingga saat ini belum ada makanan atau minuman lain yang bisa menggantikan atau memiliki kualitas yang sama dengan ASI.
Namun faktanya, rasa, bau, dan jumlah ASI yang diproduksi tubuh kita bisa saja berubah lho Ma. Penyebabnya cukup beragam, mulai dari gaya hidup tidak sehat, stres, mengonsumsi obat-obatan tertentu, hingga makan makanan yang bisa memengaruhi ASI.
Dimana semua hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap proses menyusui dan tumbuh kembang bayi ke depannya.
Menurut sebuah penelitian, stres dan kecemasan berlebih pada Mama menyusui ternyata bisa memengaruhi produksi ASI lho. Stres dan rasa cemas akan meningkatkan kadar adrenalin dalam tubuh, sehingga dipercaya bisa membatasi refleks keluarnya ASI secara alami dari payudara.
Kondisi semacam ini sering terjadi, terutama pada Mama yang baru saja melahirkan. Karena belum banyak memahami proses menyusui dan masalah yang berhubungan dengan pengasuhan bayi.
2. Mengonsumsi makanan dan minuman berkafein tinggi
Freepik/jannoon028
Minum kopi mungkin jadi pilihan para Mama ketika tubuh merasa lelah dan bosan dengan rutinitas menyusui.
Tapi faktanya menurut penelitian, kafein yang dikonsumsi bisa mengubah komposisi ASI. Karena umumnya kadar kafein bisa mencapai puncaknya sekitar dua jam, setelah Mama mengonsumsi minuman atau makanan berkafein.
Jika bayi minum ASI yang mengandung kafein, tentu ini akan berbahaya dan menyebabkan jadwal tidur yang tidak teratur.
Editors' Pick
3. Mengonsumsi minuman beralkohol
Pexels/Karolina Grabowska
Sama seperti makanan dan minuman berkafein, alkohol juga bisa memberi dampak buruk terhadap ASI dan bayi. Sebab, satu porsi minuman beralkohol umumnya membutuhkan waktu satu hingga dua jam, untuk menjalani proses metabolisme dalam tubuh dan keluar dari aliran darah.
Selain itu menurut penelitian, refleks pengeluaran susu secara alami dari payudara juga bisa terhambat karena konsumsi alkohol.
Dimana kondisi ini tergantung dari jumlah alkohol yang Mama konsumsi. Semakin banyak alkohol yang diminum, tentu dampaknya juga akan semakin besar.
4. Kebiasaan buruk merokok
Freepik/jcomp
Seperti diketahui, merokok memiliki dampak buruk terhadap tubuh kita termasuk mengurangi produksi ASI.
Ini terjadi karena kebiasaan buruk yang satu ini, bisa menghambat pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin dalam tubuh.
Padahal hormon prolaktin dibutuhkan untuk pertumbuhan payudara dan produksi ASI. Sedangkan hormon oksitosin dibutuhkan untuk mengeluarkan susu. Tapi saat Mama merokok, adrenalin akan meningkat dan menyebabkan proses pelepasan kedua hormon tersebut menjadi terhambat.
5. Makan makanan tertentu yang bisa memengaruhi ASI
Freepik/Racool_studio
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 di Denmark menemukan bahwa, makanan yang dikonsumsi Mama menyusui bisa memengaruhi rasa ASI. Diantaranya:
Daun mint jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, konsentrasinya akan ditemukan dalam ASI.
Buah pisang, rasanya akan ditemukan dalam ASI hingga satu jam setelah Mama mengonsumsinya.
Bawang putih mentah, bisa memengaruhi rasa ASI karena aroma dari zat allicin yang cukup menyengat.
Jadi pada dasarnya, mengonsumsi makanan tertentu bisa memengaruhi rasa, bau dan jumlah ASI, sehingga bayi mungkin menolak untuk minum susu.
6. Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Freepik/Jcomp
Obat-obatan tertentu yang dapat larut dalam ASI, secara langsung bisa memengaruhi rasa, volume, dan warna ASI. Tak hanya itu, paparan dari obat-obatan juga berbahaya dan bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang bayi di tahap awal kehidupannya.
Obat-obatan tersebut diantaranya:
Obat hipertensi
Obat antihistamin (anti alergi)
Obat dekongestan
Obat diuretik
Narkotika
Namun selain obat-obatan, menurut penelitian penggunaan kontrasepsi oral terutama yang mengandung estrogen dan progestin, juga bisa menurunkan volume ASI dan durasi menyusui lho.
Jadi sebaiknya lebih berhati-hati lagi, serta pastikan Mama mengonsumsi obat-obatan di bawah pengawasan medis.