Penting! 8 Hal yang Sebaiknya Dihindari setelah Mama Melahirkan
Hindari untuk cegah komplikasi, infeksi dan depresi pasca melahirkan
22 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Biasanya setelah melahirkan tentu Mama sudah nggak sabar ya ingin menghabiskan waktu bersama si Kecil. Mulai dari menyusui, memandikan, hingga mengajak si Kecil bermain.
Tapi perlu diingat nih Ma, setelah melahirkan tubuh umumnya akan mengalami banyak perubahan. Oleh karenanya, Mama sangat disarankan untuk perbanyak istirahat guna mengembalikan energi tubuh yang hilang saat melahirkan, serta membantu mencegah terjadinya komplikasi, infeksi, serta depresi pasca melahirkan.
Supaya proses pemulihan berjalan dengan baik, selain beristirahat ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari setelah Mama melahirkan ya. Berikut Popmama.com rangkum informasinya, dilansir dari Healthline.
1. Hindari memasukkan apapun ke dalam vagina sebelum benar-benar pulih
Setelah melahirkan, biasanya akan terjadi perubahan pada tubuh. Tidak terkecuali pada organ vagina. Biasanya ini dialami oleh Mama yang melahirkan secara normal.
Untuk itu, hindari memasukkan apapun ke dalam vagina ya Ma, baik tampon maupun penis saat berhubungan seksual. Sebaiknya tunggu hingga tubuh benar-benar pulih dan sudah mendapatkan izin dari dokter. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan pada enam minggu pasca melahirkan.
Hal ini harus dihindari guna mencegah terjadinya infeksi pada vagina dan menghindari kemungkinan robeknya luka bekas jahitan.
2. Jangan meremehkan pentingnya dukungan sosial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, adanya dukungan sosial yang didapatkan setelah melahirkan bisa membantu menurunkan risiko postpartum depression lho Ma.
Karena setelah memiliki bayi, tubuh akan mudah lelah atau bahkan kewalahan dalam menjalani peran baru sebagai seorang Mama. Untuk itu, adanya dukungan dari orang-orang terdekat seperti suami dan keluarga, tentunya bisa sedikit meringankan beban Mama dalam mengurus si Kecil.
Selain mencari dukungan dari orang terdekat, Mama bisa juga nih ikut bergabung dengan komunitas atau grup yang sesuai dengan kondisi dan minat Mama. Selain menambah informasi, setidaknya Mama tidak sendirian dalam menghadapi masalah terkait merawat dan mengurus si Kecil.
3. Hindari melakukan aktivitas fisik secara berlebihan
Setelah melahirkan, hindari melakukan aktivitas yang melibatkan fisik secara berlebihan ya Ma. Sebaliknya, Mama sangat disarankan untuk beristirahat guna mempercepat proses pemulihan.
Jika melakukan akitivitas secara berlebihan sedangkan kondisi tubuh Mama belum benar-benar pulih, dikhawatirkan risiko pendarahan akan meningkat.
Selain itu, melakukan aktivitas yang berlebihan pasca melahirkan juga bisa menyebabkan cedera, ketegangan otot serta menimbulkan rasa sakit dan nyeri di dalam tubuh. Sebagai gantinya, Mama bisa meminta bantuan suami atau orang terdekat untuk merawat si Kecil sampai kondisi Mama benar-benar pulih.
Editors' Pick
4. Jangan abaikan kebutuhan nutrisi
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil lewat menyusui, pastikan Mama juga memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh diri sendiri ya.
Ketika menyusui, tubuh kita membutuhkan antara 450 hingga 500 kalori ekstra dalam sehari. Dimana ini berguna untuk meningkatkan produksi ASI, sehingga kebutuhan nutrisi bayi bisa tercukupi Ma.
Mama bisa memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan mengonsumsi beragam makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari juga mengonsumsi makanan ringan yang tinggi lemak jenuh dan gula tambahan. Serta jangan lupa menghidrasi tubuh dan minum vitamin ya.
5. Jangan lupakan penggunaan kontrasepsi
Faktanya, Mama bisa hamil lagi enam atau delapan minggu setelah melahirkan lho. Jika Mama tidak merencanakan kehamilan dalam waktu dekat, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan masukan mengenai kontrasepsi atau pengedalian kelahiran ya.
Ada banyak metode pengendalian kelahiran yang bisa Mama gunakan, diantaranya:
- Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
- Implan kontrasepsi
- Suntik KB
- Kombinasi kontrasepsi hormonal
- Kontrasepsi progestin
- Sterilisasi
- Kondom (digunakan saat berhubungan seksual)
Untuk menentukannya, perhatikan juga kesiapan diri dan kondisi tubuh Mama ya. Selain itu, jangan lupa untuk berkomunikasi terelebih dahulu dengan pasangan.
6. Jangan meremehkan rasa sakit yang dialami
Umumnya, kebanyakan perempuan merasa sakit setelah melahirkan Ma. Tapi jenis dan durasi rasa sakitnya sangat berbeda-beda. Rasa sakit ini biasanya muncul dari luka bekas persalinan atau jika Mama mengalami komplikasi selama atau setelah melahirkan.
Rasa sakit bisa terjadi dalam hitungan hari, minggu atau bahkan bulan tergantung kondisi tubuh Mama. Berikut ini beberapa rasa sakit yang mungkin Mama alami pasca persalinan:
- Kram di perut karena organ rahim kembali ke ukuran semula.
- Rasa sakit dan nyeri di antara vagina dan anus.
- Rasa sakit dan nyeri di bekas luka sayatan.
- Rasa tidak nyaman di leher, punggung atau persendian.
- Rasa sakit dan bengkak di payudara.
Jika Mama mengalami kondisi tersebut disertai sakit kepala parah, demam tinggi, sulit bernapas atau pendarahan, sebaiknya jangan diabaikan dan segera periksakan diri ke dokter ya Ma. Karena jika dibiarkan bisa semakin parah dan mungkin berakibat fatal bagi diri Mama.
7. Jangan abaikan depresi pasca melahirkan
Depresi pasca melahirkan sangat mungkin dialami oleh Mama yang baru melahirkan. Dimana hal ini menyebabkan timbulnya perasaan sedih, cemas atau stres yang intens dalam waktu 10 hingga 14 hari pertama setelah melahirkan.
Tapi jika lebih dari 14 hari Mama masih merasakan hal yang sama, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter ya Ma. Karena jika dibiarkan terus menerus, ada kemungkinan Mama bisa menyakiti diri sendiri atau si Kecil.
Umumnya hal ini disebabkan karena kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat pasca melahirkan, adanya riwayat depresi dalam keluarga, hingga masalah kesehatan selama kehamilan atau melahirkan.
8. Hindari merokok dan menggunakan obat-obatan sembarangan
Setelah melahirkan tentunya Mama harus fokus menyusui si Kecil. Untuk itu, hindari merokok dan menggunakan obat-obatan secara sembarangan ya Ma. Karena hal tersebut bisa menyebabkan menurunnya produksi ASI, sehingga proses menyusui jadi kurang optimal.
Selain itu, merokok juga berbahaya bagi bayi. Bayi yang baru lahir dan menjadi perokok pasif bisa berisiko mengalami sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Paparan asap rokok juga dapat memicu terjadinya asma atau masalah pernapasan lainnya pada bayi dan anak-anak Ma.
Nah itulah tadi, 8 hal yang sebaiknya dihindari setelah Mama melahirkan.
Faktanya, proses melahirkan bisa menguras fisik dan mental yang tentunya bisa berisiko untuk diri Mama serta si Kecil. Oleh karenanya, pastikan proses pemulihan berjalan dengan baik agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Semoga ini bisa menambah informasi baru untuk Mama ya!
Baca juga:
- Perubahan Vagina setelah Melahirkan, Nggak Menakutkan Kok!
- 5 Dampak Akibat dari Kurang Tidur setelah Melahirkan
- 5 Makanan Terbaik untuk Mengatasi Insomnia setelah Melahirkan