Pilu, Ibu Meninggal Dunia setelah Ditolak Melahirkan di RSUD Subang
Kurnaesih tidak bisa mendapat perawatan lantaran tak memiliki surat rujukan
6 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Duka mendalam dirasakan oleh keluarga Kurnaesih (39), yang meninggal dunia di ambulan usai mendapat penolakan di RSUD Subang, saat hendak melahirkan.
Kurnaesih yang saat itu sedang mengandung 9 bulan, diketahui mengalami mual dan muntah. Dibantu bidan desa, Kurnaesih dibawa ke RSUD Subang untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Namun, pihak rumah sakit menolak untuk menangani Kurnaesih dan justru menyarankannya untuk dibawa ke rumah sakit lain.
Sayangnya, dalam perjalanan nyawa Kurnaesih dan bayi di dalam kandunganya tak tertolong lagi. Hingga akhirnya Kurnaesih dan bayinya dinyatakan meninggal dunia pada Kamis malam (16/2/2023).
Berikut Popmama.com telah merangkum kisah pilu Ibu meninggal dunia setelah ditolak melahirkan di RSUD Subang.
1. Kurnaesih yang sedang hamil 9 bulan alami mual dan muntah pada Kamis (16/2)
Juju Junaedi, suami Kurnaesih menuturkan bahwa kala itu sang Istri yang sedang mengandung 9 bulan mengalami mual dan muntah. Tanpa berpikir panjang, Juju kemudian membawa istrinya ke bidan Desa Buniara.
Menurut bidan Euis, ia mengira kalau Kurnaesih mengalami mual dan muntah karena hendak melahirkan. Sebab secara fisik, Kurnaesih terlihat sehat dan seperti tidak menunjukkan gejala sakit. Namun setelah pemeriksaan selesai, Kurnaesih justru mengalami kejang-kejang, hingga akhirnya harus dirujuk ke RSUD Subang.
“Kamis itu, sekitar pukul 21.00 WIB, setelah diperiksa ke bidan, tiba-tiba istri saya mengalami muntah dan kejang-kejang. Sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk menggunakan ambulans milik puskesmas ke RSUD Subang,” tutur Juju pada Senin (6/3/2023).
Editors' Pick
2. Kurnaesih ditolak saat hendak masuk ruang Ponek di RSUD Subang
Didampingi bidan Euis, Kurnaesih pun akhirnya dibawa ke RSUD Subang dan diterima di Intalasi Gawat Darurat (IGD).
Namun hal tak menyenangkan terjadi, ketika Kurnaesih hendak masuk ruang Ponek (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif). Dimana saat itu, Kurnaesih ditolak oleh perawat, lantaran belum adanya rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.
Selain itu, pihak rumah sakit juga memberi keterangan kalau ruang Ponek dan ICU dalam kondisi penuh, sehingga tak bisa memberikan perawatan untuk Kurnaesih.
Juju kemudian disarankan untuk membawa sang Istri ke rumah sakit lain guna mendapatkan perawatan. Padahal saat itu, Kurnaesih dalam kondisi kritis dan butuh pertolongan medis, lantaran mual serta muntah yang dialaminya.
3. Dibawa ke rumah sakit lain untuk mendapat perawatan
Saat masih berada di RSUD Subang, Euis sempat meminta tim perawat untuk memberikan pertolongan terlebih dahulu kepada Kurnaesih, mengingat kondisinya saat itu cukup kritis. Namun pihak rumah sakit tidak melakukan perawatan apapun dan membiarkan Kurnaesih begitu saja.
Hal ini membuat Euis merasa kecewa dan bingung. Hingga akhirnya ia mencoba berbicara dengan keluarga pasien untuk membawa Kurnaesih kerumah sakit lain, guna mendapat perawatan.
Tanpa berpikir panjang, Juju kemudian memutuskan untuk membawa sang Istri ke salah satu Rumah Sakit di Bandung, dengan bantuan ambulans.
“Saya pun akhirnya membawa istri menuju ke salah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberi tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis,” ungkap Juju.
4. Kurnaesih meninggal dunia di dalam ambulans
Sayangnya di dalam perjalanan menuju ke RS di Bandung, Kuranesih dan bayi di dalam kandungannya dinyatakan meninggal dunia. Menurut Euis, hal ini lantaran Kurnaesih mengalami muntah terus menerus hingga tubuhnya lemas.
“Waktu itu pasien langsung kami bawa dengan ambulans puskesmas menuju ke rumah sakit di Bandung. Namun tak menyangka, di tengah perjalanan pasien muntah lagi dan akhirnya meninggal sebelum sampai ke rumah sakit,” kata bidan Euis.
5. Dinkes Jabar meminta RSUD Subang untuk melakukan evaluasi
Atas kejadian memilukan yang dialami Kurnaesih, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Barat, Raden Vini Adiani Dewi meminta RSUD Subang untuk melakukan evaluasi.
Menurut Vini, rujukan yang terencana untuk Ibu hamil sangatlah dibutuhkan. Sebab dalam proses penanganan Ibu hamil, seluruh lintas sektor pelayanan kesehatan bersama masyarakat harus saling bekerja sama.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Subang dr. Ahmad Nasuhi menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga Kurnaesih. Dimana dalam pernyataanya, Ahmad berjanji akan memperbaiki sistem rujukan dan melakukan pembinaan baik secara internal maupun eksternal.
"Kami akan memperbaiki sistem rujukan dan akan lakukan pembinaan internal dan eksternal, serta kami juga berkomitmen membenahi diri meningkatkan kemampuan, sehingga kita bisa menghadapi kasus-kasus berat yang dirujuk dari puskesmas, sebelum di rujuk ke Rumah Sakit Tipe A seperti RSHS Bandung. Karena dengan sistem rujukan baru dan baik, kita bisa mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan bayi," kata dr. Ahmad Nasuhi.
Itu tadi rangkuman informasi mengenai kisah pilu Ibu meninggal dunia setelah ditolak melahirkan di RSUD Subang. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali ya!
Baca juga:
- Kontraksi di KRL, Ibu Melahirkan Bayi di Stasiun Tanah Abang
- Heroik! Petugas Damkar Bantu Ibu Melahirkan Menggunakan Skywalker
- Viral! Seorang Ibu Melahirkan Caesar 10 Kali, Apa Saja Risiko nya?