Kapan Mama Boleh Minum Alkohol setelah Menyusui?
Perhatikan juga batas konsumsinya agar tidak berdampak buruk terhadap ASI dan bayi
11 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melahirkan, pernahkah Mama bertanya-tanya mengenai bolehkah Ibu menyusui minum minuman beralkohol?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), minum satu minuman beralkohol per hari masih tergolong aman bagi busui. Tapi jauh lebih baik jika Mama menghindari konsumsi alkohol jenis apapun selama menyusui, karena alkohol yang diminum bisa terdeteksi di dalam ASI.
Selain itu, jika dikonsumsi secara berlebihan, alkohol dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh Mama dan bayi.
Karena itulah, jika ingin mengonsumsinya penting bagi kita untuk mengetahui batasan dan waktu yang aman mengonsumsi alkohol, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Berikut Popmama.com berikan informasi mengenai kapan Mama boleh minum alkohol setelah menyusui dan batasan konsumsi alkohol yang diperbolehkan, dilansir dari berbagai sumber.
1. Kapan Mama boleh minum alkohol setelah menyusui?
Setelah menyusui, Mama boleh saja mengonsumsi minuman berlakohol.
Namun American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa asupan alkohol oleh busui hanya boleh sesekali. Dalam hal ini Mama tidak boleh mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam satu waktu.
Konsumsi alkohol tidak boleh lebih dari 0,5 gram per berat badan Mama menyusui.
Sebagai contoh, jika Mama memiliki berat badan 60 kilogram, artinya Mama tidak boleh minum alkohol lebih dari 2 ons, atau setara dengan dua gelas bir.
Perlu diingat bahwa, konsentrasi alkohol dalam ASI mengikuti konsentrasi alkohol dalam darah.
Mengutip laman The Australian Breastfeeding Association ketika alkohol masuk ke ASI lewat darah, bergerak bebas dari darah ke ASI (dan keluar lagi). Alkohol akan ada di dalam ASI sekitar 30 sampai 60 menit setelah Mama mulai minum alkohol.
Sejumlah faktor memengaruhi seberapa banyak alkohol masuk ke dalam ASI, termasuk:
- Kekuatan dan jumlah alkohol dalam minuman.
- Apa dan berapa banyak makanan yang dimakan.
- Berat badan.
- Seberapa cepat Mama meminumnya.
Dilansir dari The Royal Women's Hospital, saat Mama minum alkohol selama masa menyusui, tunggu dua jam untuk setiap minuman standar sebelum menyusui sampai kondisi kamu stabil.
- Satu minuman standar: Tunggu 2 jam.
- Dua minuman standar: Tunggu 4 jam.
- Tiga minuman standar: Tunggu 6 jam.
Waktu yang diambil dari awal minum ya, Ma.
Biasanya, Mama kerap menemukan alkohol saat menghadiri acara khusus, disarankan perah ASI terlebih dulu dan berikan kepada bayi saat alkohol masih ada di dalam sistem tubuh. Kalau minum alkohol sampaimerasa mabuk, lebih baik hindari menyusui.
Begitu kamu berhenti minum, dan jumlah alkohol dalam darah turun, jumlah ASI dalam payudara juga akan turun.
Memerah ASI dan membuangnya tidak akan mengurangi jumlah alkohol dalam ASI Ma. Kamu juga tidak perlu melakukan ini setelah alkohol melewati sistem tubuh karena alkohol tidak disimpan dalam ASI, sama seperti alkohol tidak tertinggal dalam darah. Setelah alkohol keluar dari darah, itu akan keluar dari ASI.
Setelah mengonsumsi alkohol, ketika Mama memerah ASI, ASI masih mengandung alkohol, ASI perah tersebut akan terus mengandung alkohol.
Itulah sebabnya, sebaiknya menghindari alkohol saat sedang masa menyusui. Ketika sudah berhenti menyusui sama sekali, mungkin ini waktu paling tepat jika ingin kembali minum-minuman beralkohol.
2. Setelah minum alkohol, apakah Mama boleh langsung menyusui?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), alkohol yang dikonsumsi busui dapat terdeteksi di dalam ASI dan bisa terserap oleh bayi. Karena itu, Mama disarankan untuk menunggu kurang lebih 2 jam setelah mengonsumsi alkohol, sebelum menyusui dan memompa ASI.
Kadar alkohol tertinggi berada di dalam ASI pada 30 – 60 menit setelah Mama meminumnya dan ini akan terus terdeteksi sekitar 2 hingga 3 jam setelahnya.
Waktu tunggu ini bisa berubah tergantung dari seberapa banyak Mama mengonsumsi minuman berlakohol, dan seberapa cepat tubuh melakukan proses metabolisme.