Kardiomiopati adalah kondisi lemah jantung yang berisiko dialami oleh siapa saja, termasuk Ibu pasca melahirkan dan menyusui. Ini disebut juga kardiomiopati postpartum, yang biasanya muncul di akhir kehamilan, serta di beberapa bulan pertama pasca melahirkan (sekitar 5-6 bulan).
Kardiomiopati postpartum terjadi karena otot jantung mengalami gangguan, sehingga tak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan optimal. Kondisi ini muncul secara tiba-tiba dan besar kemungkinan tidak disadari gejalanya oleh penderita.
Meski jarang terjadi, gangguan kesehatan yang satu perlu diwaspadai ya, Ma. Karena bisa menyebabkan komplikasi fatal, terutama jika terlambat untuk ditangani.
Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai kardiomiopati postpartum, kondisi lemah jantung saat menyusui.
1. Apa itu kardiomiopati postpartum?
Freepik.com/freepik
Melansir dari Cleveland Clinic, kardiomiopati postpartum adalah suatu kondisi serius yang terjadi akibat rusaknya otot jantung, sehingga kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh menjadi tidak optimal.
Gangguan kesehatan yang satu ini, kerap menyerang orang-orang di bulan terakhir kehamilan, hingga lima bulan pasca persalinan. Sebenarnya, kardiomiopati postpartum bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering menyerang seseorang di atas usia 30 tahun.
Editors' Pick
2. Penyebab dan faktor risiko kardiomiopati postpartum
Freepik.com/ijeab
Sejauh ini tidak diketahui secara pasti penyebab kardiomiopati postpartum. Namun menurut penelitian, kemungkinan penyebabnya adalah perubahan hormon selama kehamilan dan masalah kesehatan yang dialami Ibu.
Ada beberapa faktor yang diketahui bisa meningkatkan risiko kardiomiopati postpartum, diantaranya:
Hamil dan melahirkan di atas usia 30 tahun.
Menjalani kehamilan kembar.
Mengalami penyakit tertentu seperti gangguan otot jantung dan hipertensi.
Mengalami obesitas.
Mengalami infeksi virus.
Mengalami malnutrisi.
Kebiasaan buruk merokok dan minum minuman beralkohol.
Efek samping penggunaan obat-obatan.
3. Gejala kardiomiopati postpartum
Freepik.com/stefamerpik
Gejala kardiomiopati postpartum sangat sering diabaikan, lantaran dianggap mirip seperti yang dirasakan saat hamil. Karena alasan inilah, banyak penderita yang tidak menyadarinya, sampai akhirnya kondisi tubuh sudah benar-benar parah.
Namun karena ini merupakan penyakit yang serius, penting untuk Mama mengetahui beberapa gejalanya:
Sesak napas terutama menjelang tidur, saat berbaring, dan saat melakukan aktivitas fisik.
Tubuh mudah mengalami kelelahan.
Mengalami pusing dan nyeri di dada.
Mengalami batuk kering.
Mengalami pembengkakan di area kaki.
Mengalami pembengkakan pembuluh darah di leher.
Mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi.
Palpitasi jantung (degupan jantung tidak stabil).
Sering buang air kecil terutama di malam hari.
4. Pemeriksaan dan pengobatan kardiomiopati postpartum
Freepik.com/freepik
Kardiomiopati postpartum sangat penting untuk segera dideteksi, sebelum berkembang menjadi kondisi gagal jantung yang berakibat fatal. Karena itulah, saat merasakan gejalanya, Mama sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Mulai dari ekokardiografi (USG jantung), elektrokardiografi (EKG), CT Scan (MRI jantung), rontgen dada, hingga pemeriksaan darah.
Jika seseorang didiagnosis mengalami kardiomiopati postpartum, dokter akan memberikan beberapa jenis obat, seperti:
Obat golongan ACE inhibitor untuk menstabilkan tekanan darah.
Obat antikoagulan sebagai pengencer darah, guna mencegah gumpalan darah.
Obat digitalis untuk mengoptimalkan fungsi pompa jantung.
Obat diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien untuk diet garam, membatasi asupan cairan, berhenti merokok dan menghindari minuman berlakohol. Ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja jantung, serta mengurangi pembengkakan yang terjadi di dalam tubuh.
5. Cara mencegah kardiomiopati postpartum
Freepik.com/jcomp
Kardiomiopati postpartum memang rentan dialami oleh Ibu pasca melahirkan dan selama menyusui. Namun Mama tak perlu khawatir, sebab ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kardiomiopati postpartum.
Melakukan pemeriksaan kehamilan dan setelah melahirkan secara rutin ke dokter. Terutama jika Mama memiliki riwayat kesehatan tertentu seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit jantung bawaan, serta preeklamsia.
Mengelola stres.
Berhenti merokok.
Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
Mengonsumsi makanan sehat yang rendah garam.
Rutin berolahraga, minimal 30 menit setiap harinya.
Hindari menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter.
Memastikan tubuh mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup.
Menjaga berat badan tetap ideal saat hamil dan pasca melahirkan.
Demikian informasi mengenai kardiomiopati postpartum, kondisi lemah jantung saat menyusui. Pastikan Mama selalu menjaga kesehatan tubuh ya.
Jika mengalami salah satu gejala dari kardiomiopati postpartum, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini, bisa membantu Mama terhindar dari risiko fatal yang mungkin terjadi.