Tragis! Bayi di Gaza Lahir secara Caesar dari Rahim Ibu yang Meninggal
Bayi Sabreen lahir prematur dengan berat 1,4 kilogram
23 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berita mengejutkan datang dari wilayah Kota Rafah di Gaza. Tepat pada Sabtu (20/4/2024), seorang bayi perempuan diketahui lahir dengan selamat melalui operasi caesar di RS Al-Emirati. Tragisnya, bayi tersebut lahir dari rahim seorang Ibu bernama Sabreen Al Sakani, yang saat itu sudah dinyatakan meninggal dunia akibat serangan dari Israel.
Melansir dari Reuters, bayi tersebut diketahui sempat mengalami kritis lantaran lahir secara prematur, di usia kandungan 30 minggu. Namun menurut dokter yang menanganinya, kondisi bayi Sabreen kini sudah stabil dan bisa segera pulang dalam waktu 3 hingga 4 minggu ke depan.
Menurut keterangan rumah sakit, hingga saat ini masih belum diputuskan siapa yang akan merawat bayi tersebut. Sebab selain Ibu, Ayah dan kakak perempuannya turut menjadi korban dari serangan Israel.
Berikut ini Popmama.com bagikan informasi selengkapnya mengenai bayi di Gaza lahir secara caesar dari rahim Ibu yang meninggal.
Editors' Pick
1. Bayi di Gaza lahir secara caesar dari rahim Ibu yang meninggal
Serangan Israel kepada warga Palestina kian menyayat hati. Terbaru, Israel diketahui menyerang kota Rafah di Gaza, yang mengakibatkan 19 orang tewas dalam semalam.
Salah satu korban meninggal yakni seorang Ibu muda yang tengah mengandung bernama Sabreen Al Sakani. Sabreen meregang nyawa akibat serangan Isreal yang menyasar rumahnya.
Beruntungnya, bayi dalam kandungan Sabreen dinyatakan masih hidup dan berhasil dilahirkan melalui metode persalinan caesar darurat di RS Al-Emirati, Rafah, Gaza.
Melansir dari Reuters pada Senin (22/4/2024), bayi berjenis kelamin perempuan tersebut lahir prematur dengan berat 1,4 kilogram. Usai dilahirkan, bayi Sabreen langsung menyandang status sebagai yatim piatu. Sebab tak hanya Ibu, Ayahnya juga turut menjadi korban meninggal dunia dari serangan Israel di malam tersebut.
2. Dokter ungkap kondisi bayi Sabreen
Dokter Mohammed Salama, Kepala NICU RS Emirat di Rafah pun menjelaskan kondisi bayi Sabreen.
Menurutnya, bayi perempuan tersebut lahir dengan kondisi gangguan pernapasan yang parah. Salah satu alasannya, lantaran ia dilahirkan dalam kondisi prematur, sehingga paru-parunya belum bekerja secara maksimal ketika dilahirkan.
“Dia dilahirkan dalam kondisi gangguan pernapasan yang parah. Bahkan saat selamat, ia terlahir sebagai yatim piatu,” ungkap dr Mohammed Salama, dikutip dari Reuters.
Menyadari kondisi itu, tim medis pun segera memberikan pertolongan dengan menempatkan bayi tersebut di inkubator, serta berusaha memompa udara ke paru-parunya. Beruntungnya, bayi Sabreen berhasil melewati masa kritis dan kini masih dalam pantauan tim medis rumah sakit.
“Kami bisa menyebut ada beberapa kemajuan dalam kondisi kesehatannya. Tapi situasinya masih cukup berisiko. Sebab gangguan pernapasan ini awalnya disebabkan oleh kelahiran prematur. Anak ini seharusnya masih berada dalam kandungan Ibunya saat ini, tapi haknya dicabut,” tambahnya.
Dokter pun menyebut bayi itu merupakan bayi syahid dari Sabreen. Hal ini diketahui dari tulisan pada perekat, yang menempel ditubuh bayi perempuan tersebut, ‘Bayi Syahid Sabreen Al Sakani’.