Mindset yang Harus Diterapkan Ketika Mama sedang Menyusui Bayi

Menyusui ternyata bukan hanya sekedar memberikan bayi ASI loh ma!

2 Oktober 2024

Mindset Harus Diterapkan Ketika Mama sedang Menyusui Bayi
Dok. SONObebe

Menyusui adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan seorang ibu dan bayi. Ternyata, menyusui bukan hanya tentang memberi ASI pada bayi loh Ma! Saat menyusui, ada banyak hal yang perlu Mama perhatikan untuk membuat pengalaman menyusui menjadi lebih nyaman dan bermakna.

Dalam sebuah acara bertajuk Parenthood Unpacked yang digelar oleh SONObebe yang merupakan brand one stop babies store di Indonesia, pada Sabtu (28/09/2024) lalu di store mereka yang beradia di Jl. Symphonia, Kec. Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten

Acara tersebut digelar dengan tujuan untuk memberikan sesi-sesi menarik seputar persiapan kehamilan, laktasi, naturopati, cara meningkatkan kualitas tidur bayi, hingga tips-tips MPASI.

Dalam acara tersebut, Konselor Menyusui dan Food Technologist Agnes Widjaja menjelaskan tentang bagaimana mindset yang harus Mama terapkan selama menyusui bayi.

Kali ini Popmama.com akan memberikan informasi tentang mindset yang harus diterapkan ketika Mama sedang menyusui bayi. Yang dijelaskan oleh Agnes Widjaja, simak informasinya di bawah ini.

Editors' Pick

1. Kenapa bayi suka menangis saat sedang disusui?

1. Kenapa bayi suka menangis saat sedang disusui
Freepik

Agnes mengatakan banyak sekali pemikiran salah yang dimiliki oleh Mama dan Papa diluar sana ketika sedang menyusui bayi. Salah satunya adalah ketika bayi menangis saat sedang disusui, banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut karena susu yang diberikan Mamanya itu kurang.

"Papanya itu yang sering bilang, anaknya nangis terus nih! Kayaknya ASI mu kurang, ayo susui lagi," kata Agnes.

Ia mengatakan bahwa bayi yang menangis ketika sedang disusui tidak menandakan bahwa ASI yang diberikan Mamanya kurang, melainkan hanya sebagai satu-satunya caranya dalam berkomunikasi. 

"Selama 9 bulan, bayi didalam kandungan tidak pernah merasakan yang namanya kelaparan, tidak pernah merasakan kalau popoknya basah. Dan selama di dalam kandungan bayi itu dapat merasakan detak jantung Mamanya, selalu dibawa kemana-mana. Setelah 9 bulan itu dia pindah alam," sambungnya.

Oleh karena itu, bayi yang selama 9 bulan hidup dan bernapas melalui Mamanya, kemudian harus pindah dan harus belajar hidup dengan dirinya sendiri.

Sehingga membuatnya menjadi stres saat beradaptasi. Ia juga mengatakan bahwa bayi baru merasa bahwa mereka adalah individu yang berbeda dari Mamanya itu ada usia 5 bulan.

Jadi di 4 bulan pertamanya, bayi akan merasa bahwa mereka dan Mamanya itu adalah satu orang yang sama.

2. Menyusui bukan hanya sekedar memberikan ASI pada bayi

2. Menyusui bukan ha sekedar memberikan ASI bayi
Pexels/MART PRODUCTION

Agnes juga mengatakan bahwa Mama harus menerapkan mindset yang mindful setiap menyusui bayi. Maksudnya, Mama harus menganggap bahwa menyusui bukan hanya sekedar memberikan ASI pada bayi, melainkan lebih dari itu. Ia mengatakan bahwa dari 8,5 miliar orang di dunia, hanya Mama seorang lah yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi anak melalui ASI.

Oleh karena itu, menyusui merupakan cara Mama untuk memberikan bayi ASI, asa, dan asuh. Yaitu memberikan bayi nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya, memberikan rasa aman, serta memberikan kasih sayang padanya. Ia mengatakan bahwa terdapat penelitian yang mengatakan bahwa ASI dapat menurunkan risiko terkena penyakit mental saat anak sudah beranjak dewasa, dan membuatnya menjadi lebih sehat.

"Percayalah ketika Tuhan menitipkan seorang anak pada kita, maka Tuhan akan menitipkan rezeki, dan mencukupkan kebutuhan ASI nya pada kita," kata Agnes.

3. ASI itu bukan harus banyak, tetapi harus cukup!

3. ASI itu bukan harus banyak, tetapi harus cukup
purepremiumcare.co.id

Agnes juga menekankan bahwa banyak sekali Mama diluar sana yang salah kaprah mengenai ASI yang harus diberikan pada bayinya. Banyak Mama yang memiliki persediaan ASI beku yang sangat banyak. Ia mengatakan bahwa ASI itu tidak harus banyak, namun harus cukup.

Mengenali kebutuhan ASI pada bayi itu fokusnya harus di bayinya. Jangan sampai fokus Mama itu lebih ke seberapa banyak persediaan ASI yang harus diberikan padanya. 

"Jadi yang harus diperhatikan itu hal-hal seperti oh dia udah pipis 6 kali sehari nih, urinenya jernih, nggak berbau. Dan dia juga berat badannya naik sesuai KMS, berarti yaudah cukup ASInya," jelas Agnes.

Itulah informasi tentang mindset yang harus diterapkan ketika Mama sedang menyusui bayi. Semoga setelah mendengar penjelasan tersebut, Mama bisa lebih tenang, percaya diri, dan mampu memahami kebutuhan ASI bayi dengan lebih baik ya!

Baca juga:

The Latest