Bagaimana rasanya jika Mama sedang menantikan kelahiran anak? Mungkin bahagia dan haru pasti menyelimuti seluruh keluarga.
Namun, berbeda dengan yang dialami oleh pasangan asal Los Angeles, Alexander Cardinale (41), dan istrinya Daphna Cardinale (43).
Daphna mengalami pengalaman yang paling buruk, karena melahirkan bayi keluarga lain setelah pihak laboratorium biologis mencampurkan embrio pasangan lain saat program bayi tabung.
Bagaimana kisah haru dan perjuangan Daphna ketika dalam posisi ini? Simak beberapa cerita lainnya yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini!
1. Cerita haru yang Daphna rasakan
dailymail.co.uk
Dikutip dari Daily Mail, Daphna membuka cerita tentang cobaan berat yang emosional, ia mengungkapkan kehancurannya setelah mengetahui bahwa yang mereka besarkan adalah anak orang lain.
“Alexander dan saya hancur. Kami melewatkan satu tahun penuh kehidupan putri kami, termasuk saat sedang hamil,” kata Daphna kepada Sky News.
Daphna melanjutkan bahwa ia tidak mendapatkan pengalaman hamil bahkan melahirkan dengan bayi perempuan mereka, yang diberi nama Zoe.
Ia pun merasa sangat sedih karena melewatkan seluruh periode bayinya yang baru lahir. Termasuk memeluk Zoe saat masuk ke dunia dan detik-detik pertama kehidupannya.
Editors' Pick
2. Putri pertama Daphna mengalami traumatis
dailymail.co.uk
Apa yang bisa menggambarkan kesedihan Daphna di atas, kali ini bertambah lagi karena putri pertama mereka yang berusia tujuh tahun, bernama Olivia mengalami situasi traumatis.
Daphna bercerita, itu adalah masa paling sulit memberitahu Olivia bahwa anak itu, anak yang ia cintai bukan saudara kandung Olivia.
Anak yang Daphna besarkan dan terikat beberapa bulan dengan Olivia harus pergi, tetapi membimbing Olivia melalui cara kehilangan adik perempuan yang ia cintai baginya akan sulit.
“Kenyataan kami saat melahirkan akan selalu dinodai oleh kenyataan menyakitkan bahwa anak kandung kami diberikan kepada orang lain, dan bayi yang saya perjuangkan untuk dilahirkan ini bukan milik saya,” lanjutnya, haru.
3. Merasakan kehilangan yang luar biasa
dailymail.co.uk
“Tidak ada cara untuk menggambarkan rasa sakit yang telah kami alami,” itulah kalimat yang muncul dari mulut Daphna.
Daphna menambahkan bahwa ia merasakan rasa kehilangan yang luar biasa ketika harus mengembalikan anak yang telah ia besarkan dan saling terikat selama empat bulan.
“Bayangkan, saya menyusui anak saya dan saling terikat satu sama lain, lalu kemudian dipaksa untuk memberikannya kepada orang lain,” tuturnya.
4. Penyebab hal ini dialami oleh Daphna
dailymail.co.uk
Awal mula saat Daphna Cardinale melahirkan putri kedua pada September 2019, ia dan suaminya, Alexander langsung dibuat bingung dengan penampilan sang bayi.
Bayi perempuan mereka meski sehat, namun tidak mirip dengan kedua orangtuanya, dan terlihat dari ras yang berbeda.
Tujuh minggu kemudian, tes DNA keluar. Kekhawatiran yang mengganggu mereka pun datang, bahwa anak itu tidak terikat darah dengan Daphna atau Alexander.
Hal ini disebabkan karena klinik bayi tabung dan pusat kesehatan reproduksi California yang dimiliki Dr. Eliran Mor melakukan malpraktik.
5. Kronologi dan gugatan ke klinik bayi tabung
dailymail.co.uk
Pasangan ini menggugat klinik Dr. Eliran Mor atas malpraktik medis, kelalaian dan penipuan, kelalaian, penderitaan emosional dan penyalahgunaan mengenai embrio dan mencari ganti rugi serta kompensasi.
Klinik tersebut memindahkan embrio yang diyakini pasangan itu sebagai milik mereka. Di waktu yang sama dengan Daphne, pasangan lain yang diidentifikasi menerima embrio biologis Daphne. Dan anak tersebut pun sama perempuan.
Seperti dalam dokumen gugatan pengadilan, menuduh bahwa klinik tersebut memindahkan embrio bayi tabung tanpa sepengetahuan mereka.
Alhasil, kedua pasangan yang bayinya tertukar mesti menggunakan sistem pengadilan untuk mendapatkan hak asuh hukum atas anak-anak mereka.
Menurut kuasa hukum Alexander dan Daphne, mereka menandatangani kontrak pembawa kehamilan untuk meresmikan pertukaran bayi.
Pasangan lain yang bayinya tertukar pun katanya, mengajukan gugatan yang sama dengan keluarga Alexander, namun mereka ingin merahasiakan identitasnya.
Perlu diketahui bahwa keputusan dan keadaan yang dialami Daphna menciptakan gejolak emosional dan psikologis yang berkelanjutan.
Daphne pun merasa bersalah dan kehilangan atas bayi yang telah mereka ‘berikan’. Perasaan campur aduk ini tidak bisa Daphne sembunyikan atas insiden tersebut.