Amankah Ibu Menyusui Konsumsi Sangobion Bila Terkena Anemia?
Tetap penting untuk mengatasi anemia dengan baik agar ibu menyusui sehat dan lancar memproduksi ASI
22 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa pun bisa mengalami anemia, tak terkecuali ibu menyusui. Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah (hemoglobin) dengan gejala mudah lelah dan sakit kepala karena rendahnya level zat besi dalam tubuh.
Pada ibu menyusui, kondisi anemia biasanya tidak disadari. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu menyusui dalam jangka panjang. Tetap penting untuk mengatasi anemia dengan baik agar ibu menyusui sehat dan bisa memproduksi ASI dengan lancar. Anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi dan Sangobion adalah salah satunya.
Namun, untuk mengatasi anemia, apakah ibu menyusui aman mengonsumsi Sangobion? Bagaimana efek sampingnya terhadap kualitas dan kuantitas ASI?
Di bawah ini Popmama.com sudah merangkum informasinya untuk Mama
1. Untuk apa obat Sangobion digunakan?
Sangobion adalah suplemen multivitamin dan mineral untuk mengatasi kurang darah atau anemia akibat kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat (megaloblastik). Produk suplemen zat besi dan penambah darah ini tersedia dalam bentuk kapsul, sirop, dan tablet effervescent.
Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah kurangnya zat besi di dalam tubuh. Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan jika kebutuhan zat besi terpenuhi, anemia defisiensi besi bisa teratasi.
Sangobion mengandung ferrous gluconate, yaitu suplemen zat besi yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel darah merah dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Selain zat besi, Sangobion juga mengandung vitamin dan mineral lainnya, seperti copper sulfate, vitamin C, asam folat, dan vitamin B12.
2. Aturan pemakaian Sangobion
Sangobion sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, yakni 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Namun, jika pernah mengalami masalah lambung sebaiknya diminum bersama makanan.
Untuk Sangobion dalam bentuk kapsul, telan dengan bantuan segelas air dan jangan berbaring setidaknya 10 menit setelah mengonsumsinya.
Jika mengonsumsi Sangobion dalam bentuk tablet effervescent, maka larutkan dalam 200 cc air dan dapat disajikan dengan air dingin. Setelah tablet larut, pastikan untuk segera meminumnya.
Hindari mengonsumsi obat antasida, susu, teh, atau kopi selama 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi Sangobion karena dapat menurunkan efektivitasnya. Dosis Sangobion untuk mengatasi anemia untuk orang dewasa adalah 1-2 kapsul per hari.
Editors' Pick
3. Interaksi Sangobion dengan obat lain
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lainnya sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.
Kandungan zat besi dalam bentuk ferrous gluconate pada Sangobion bisa menimbulkan efek interaksi jika digunakan bersama obat lain. Beberapa interaksi obat yang bisa terjadi, diantaranya:
- Obat jenis antasida sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan Sangobion karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam pencernaan, dan
- Penggunaan Sangobion bersamaan dengan obat antibiotik jenis tetrasiklin sebaiknya dihindari karena dapat menurunkan penyerapan kedua jenis obat ini dalam pencernaan.
4. Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi Sangobion
Sama halnya dengan obat-obatan lainnya, Sangobion termasuk obat penambah darah yang berpotensi menimbulkan terjadinya efek samping pada beberapa orang.
Gejala dan tingkat keparahan efek samping mungkin akan bervariasi. Efeknya pada setiap orang bisa jadi berbeda atau bahkan tidak ada efek sama sekali.
Sangobion umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh tetapi ada beberapa efek samping yang mungkin muncul dan perlu diperhatikan. Beberapa efek samping tersebut antara lain:
- Sembelit
- Urine atau feses berwarna hitam atau gelap
- Diare
- Mual, muntah, atau mulas
- Kram perut atau sakit perut
- Gigi berubah warna untuk sementara
Efek samping lainnya yang juga bisa lebih serius, antara lain:
- Feses berwarna merah terang atau bercampur darah
- Nyeri di dada atau tenggorokan saat menelan Sangobion
- Gejala alergi
- Sulit bernapas
- Pingsan
Umumnya efek samping ini bersifat sementara dan akan hilang saat tubuh sudah menyesuaikan diri dengan kandungan Sangobion. Namun, segera periksakan ke dokter jika efek samping di atas tidak mereda atau justru semakin memburuk.
5. Amankah ibu menyusui mengonsumsi Sangobion?
Tak terkecuali ibu menyusui, mengonsumsi suplemen zat besi bisa menjadi pilihan untuk mengatasi anemia. Meskipun demikian, Mama mungkin khawatir jika mengonsumsi suplemen zat besi bisa mengganggu kualitas dan kuantitas Air Susu Ibu (ASI).
Sering mengonsumsi suplemen zat besi yang mengandung lebih dari 20 mg dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan sakit perut. Kondisi ini bisa semakin memburuk jika Mama tidak mengonsumsinya bersama makanan.
Dalam kasus yang parah, overdosis zat besi juga dapat menyebabkan kegagalan organ, pendarahan internal, koma, kejang, bahkan kematian.
Suplementasi zat besi tidak dianjurkan kecuali dalam kasus defisiensi yang terdiagnosis atau ketika seseorang berisiko tinggi mengalami kekurangan zat besi.
Mama yang mengalami anemia defisiensi besi tetap dianjurkan untuk menyusui buah hatinya. Meski begitu, Mama mungkin akan kehilangan zat besi dalam tubuh melalui ASI yang diberikan pada anak.
Jika Mama tetap menyusui secara eksklusif, kecil kemungkinan akan mengalami menstruasi selama empat hingga enam bulan. Artinya, meski kehilangan zat besi melalui ASI, Mama tidak akan kehilangan zat ini melalui darah yang keluar dari menstruasi.
Anemia pada ibu menyusui dapat merupakan kelanjutan dari anemia selama kehamilan yang tidak tertangani dengan baik. Nah, jika Mama mengalami anemia tetapi dalam kondisi menyusui dan ingin mengonsumsi suplemen zat besi seperti Sangobion, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter terutama jika sebelumnya Mama sudah mengalami anemia selama hamil.
Suplementasi besi terkadang dapat menyebabkan konstipasi. Untuk mengatasi efek samping ini maka disarankan untuk mengonsumsinya menjelang tidur di malam hari. Jika tidak didapatkan tanda dan gejala anemia, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan dosis zat besi yang dikonsumsi.
Sebenarnya zat besi aman dikonsumsi saat sedang menyusui. Untuk ibu menyusui, Recommended Dietary Allowance (RDA) menyarankan penggunaan 9 miligram (mg) per hari.
Jika Mama kehilangan banyak darah selama melahirkan akibat pendarahan pascapartum, Mama mungkin harus menjalani tes kadar hemoglobin (Hb) setelah melahirkan. Tes ini dapat menilai tingkat keparahan anemia dan bisa untuk pertimbangan dalam menggunakan suplemen zat besi.
6. Ibu menyusui butuh zat besi untuk mencegah anemia defisiensi besi
Mama yang menyusui membutuhkan asupan zat besi untuk mencegah anemia defisiensi besi dengan jumlah yang sama saat hamil. Selain dari suplemen zat besi, bahan makanan seperti daging merah, hati ayam, atau kuning telur juga dapat menjadi sumber makanan kaya zat besi.
Mama juga perlu memperkaya tubuh dengan nutrisi yang baik dengan mengonsumsi makanan, seperti sayuran hijau, kacang hijau, labu, tahu, sereal, kentang, dan kacang polong.
Untuk memaksimalkan penyerapan zat besi di dalam usus, Mama sangat disarankan untuk menambahkan bahan kaya vitamin C dalam menu sehari-hari, misalnya buah jeruk, stroberi, tomat, dan sebagainya.
Selain itu, Mama juga harus mengurangi konsumsi teh. Teh mengandung zat yang dinamakan tannin yang memperlambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Tak hanya teh, terlalu banyak konsumsi kalsium juga dapat menghambat penyerapan zat besi.
Nah, itulah informasi mengenai aman atau tidaknya bagi Mama yang menyusui untuk mengonsumsi Sangobion. Semoga informasi di atas dapat membantu ya.
Baca Juga:
- Waspada, Anemia Setelah Melahirkan Mudah Mengintai Mama Baru
- Waspada! Bahaya Ibu Hamil yang Alami Anemia saat Persalinan
- 5 Makanan Kaya Zat Besi untuk Mama yang Habis Melahirkan