Mama Baru, Ini Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Laktasi
Mempelajari proses laktasi sebaiknya dilakukan sejak awal masa kehamilan hingga selama masa menyusui
8 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa kehamilan dan persalinan tentu merupakan proses panjang yang dilalui oleh Mama. Setelah kedua masa tersebut berakhir, tiba waktunya Mama masuk dalam masa laktasi.
Istilah laktasi erat kaitannya dengan proses menyusui yang dilakukan oleh Mama pada bayi. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) merupakan hal mutlak yang diberikan pada bayi, bahkan dianjurkan jika Mama baru melahirkan dan dalam kondisi sehat untuk mencoba menyusui buah hati sekitar 30 menit setelah melahirkan.
Mempelajari proses laktasi sejak masa kehamilan sangat penting dilakukan agar Mama dapat memenuhi dengan baik kebutuhan ASI yang dibutuhkan bayi saat menyusui nanti.
Untuk memahami lebih jelas mengenai laktasi, yuk simak pembahasanPopmama.comberikut ini yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Apakah itu laktasi?
Laktasi adalah masa setelah masa kehamilan dan masa persalinan di mana Mama menyusui sendiri sang buah hati. Proses menyusui dimulai dari Mama memproduksi ASI sampai pada tahap bayi mengonsumsi ASI dengan cara mengisap dan menelan ASI tersebut.
Pemberian ASI sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Idealnya, ASI diberikan sampai anak berusia dua tahun dengan teknik yang baik dan benar sehingga anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
Proses laktasi kerap dianggap mudah. Walau demikian, ada banyak kondisi yang dapat membuat proses menyusui menjadi lebih sulit dari yang dibayangkan.
Melakukan manajemen proses laktasi merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui. Ini sebaiknya dilakukan sejak awal masa hamil hingga selama masa menyusui.
Editors' Pick
2. Manfaat laktasi bagi Mama dan bayi
Tak hanya bermanfaat untuk bayi, memberikan ASI eksklusif juga memberikan manfaat untuk Mama. Berikut adalah beragam manfaat yang bisa didapatkan Mama dan Si Kecil dari pemberian ASI eksklusif:
- Sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat
ASI mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang dapat melawan bakteri dan virus. Bayi yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit, seperti diare, asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, sembelit, dan meningitis.
Bayi yang diberi ASI juga berisiko lebih rendah untuk mengalami obesitas serta diabetes tipe I dan II dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif .
- Membuat anak cerdas
Menurut para ahli, asam lemak yang terdapat pada ASI memiliki peranan penting bagi kecerdasan otak bayi. Selain itu, hubungan emosional antara Mama dan buah hati yang terjalin selama proses menyusui akan memberi kontribusi positif bagi kecerdasannya.
Didukung pula oleh berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Mama dianjurkan untuk memberikan ASI ekslusif pada si Kecil selama enam bulan pertama hidupnya.
- Berat badan anak ideal
Bayi yang mendapat ASI cenderung tidak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat tumbuh besar. Para ahli mengemukakan, ASI lebih sedikit merangsang produksi insulin ketimbang susu formula.
Hormon insulin dapat memicu pembentukan lemak, sedangkan ASI tidak banyak memicu pembentukan lemak pada bayi.
Bayi yang diberi ASI juga memiliki kadar leptin lebih tinggi. Leptin adalah hormon yang memiliki peranan dalam menimbulkan rasa kenyang dan berperan dalam metabolisme lemak.
Selain itu, ASI mendukung pertumbuhan bakteri sehat yang hidup di sistem pencernaan. Hal ini memengaruhi metabolisme tubuh dan berkontribusi terhadap berat badan yang ideal.
- Mengurangi risiko alergi pada anak
ASI berperan dalam mengurangi risiko alergi pada anak. ASI mengandung lima antibodi, yaitu imunoglobulin A, D, G, M, dan IgE. Masing-masing memiliki fungsi sendiri untuk membantu agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari alergi.
- Mendapat limpahan kolesterol
Pada orang dewasa, kolesterol merupakan asupan yang tidak baik. Namun, berbeda halnya pada bayi.
Kolesterol sangat dibutuhkan bayi untuk menunjang tumbuh kembangnya dan zat ini banyak ditemukan pada ASI.
- Mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
ASI eksklusif dapat mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Penelitian menunjukkan bahwa efek ASI dalam mengurangi risiko terjadinya SIDS, baru akan terlihat jika ASI diberikan secara eksklusif minimal dua bulan.
- Memperkuat hubungan Mama dan si Kecil
Saat menyusui, Mama akan bersentuhan dengan kulit si Kecil dan saling bertatapan. Hal ini bisa memperkuat ikatan antara Mama dengan si Kecil.
- Melangsingkan tubuh
Menyusui dapat membakar kalori sehingga membantu Mama menurunkan berat badan lebih cepat. Tubuh Mama membakar sekitar 500 kalori ketika memproduksi ASI.
- KB alami
Memberikan ASI eksklusif merupakan metode KB alami yang disebut sebagai metode amenore laktasi. Namun, manfaat ini hanya efektif jika Mama menyusui si Kecil secara eksklusif kapan pun Si Kecil mau, baik siang maupun malam.
- Mengurangi stres
Menyusui akan merangsang produksi hormon oksitosin yang bisa memuat Mama merasa relaks. Menyusui juga lebih praktis karena Mama tidak perlu menyeduh susu formula, mencuci, mensterilkan, serta mengeringkan botol sehingga Mama bisa memiliki waktu lebih banyak untuk bersantai bersama Si Kecil.
- Mengurangi perdarahan
Hormon oksitoksin yang keluar saat menyusui juga dapat membantu rahim berkontraksi. Hal ini bisa mengurangi risiko perdarahan rahim usai persalinan sekaligus mempercepat kembalinya bentuk rahim seperti sebelum hamil.
- Mengurangi risiko penyakit
Menyusui menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium. Semakin lama Mama menyusui, semakin Mama terlindungi dari penyakit ini.
Hal ini kemungkinan terjadi karena menyusui bisa menekan produksi hormon estrogen. Selain itu, menyusui juga dapat mengurangi risiko osteoporosis dan diabetes melitus pada Mama.
3. Konsultasi laktasi
Bagi Mama yang baru pertama kali menyusui, berkonsultasi tentang laktasi dapat menangani keluhan yang dialami saat menyusui.
Berkonsultasi soal laktasi berperan sangat penting, mulai dari menunjukkan Mama bagaimana menyusui dengan benar hingga menangani keluhan terkait menyusui. Konsultasi laktasi memiliki beberapa peran sebagai berikut:
- Melatih Mama menyusui dengan benar
Pada dasarnya konsultasi laktasi dapat melatih Mama untuk menyusui bayi serta mendampingi saat proses menyusui. Selain itu, juga dapat untuk mengajarkan bagaimana posisi menyusui yang benar dan cara meningkatkan produksi ASI.
- Menangani keluhan menyusui
Konsultasi laktasi dapat menangani keluhan Mama selama menyusui, seperti luka pada puting, bayi yang tidak ingin menyusu, susah menaikkan berat badan bayi, ataupun produksi ASI kurang lancar.
- Mengenalkan alat bantu menyusui
Manfaat lainnya adalah dapat membantu Mama mengenali alat bantu menyusui. Contohnya, mengetahui tentang pompa ASI dan cara kerjanya serta cara menyimpan ASI agar tidak mudah basi.
Hal ini sangat penting bagi Mama yang mempunyai banyak aktivitas di luar rumah atau bekerja di luar rumah sehingga harus memberikan ASI pada bayi secara tidak langsung.
- Mengarahkan pemberian MPASI
Konsultasi laktasi juga dapat memberikan pengetahuan kepada Mama untuk mendapatkan makanan pendamping ASI selama menyusui.
- Merancang strategi makan untuk bayi
Manfaat lain dari konsultasi laktasi adalah dapat membantu Mama untuk menerapkan pemberian makan untuk bayi yang lahir prematur yang kebutuhan nutrisinya berbeda.
4. Persiapan menyusui sejak hamil
Manajemen laktasi lebih baik dimulai sejak awal masa kehamilan. Hal ini ditandai dengan perubahan payudara yang semakin membesar, puting menjadi tegak, dan areola yang semakin gelap.
Selain perubahan fisik pada payudara, perubahan hormon juga akan terjadi. Hormon yang berperan dalam masa kehamilan seperti hormon oksitosin dan prolaktin akan meningkat selama kehamilan.
Peningkatan hormon oksitosin mempengaruhi keluarnya air susu, sedangkan peningkatan hormon prolaktin berguna untuk menunjang produksi air susu.
Selain perubahan hormon yang terjadi, pada trimester kedua kehamilan juga akan mulai memproduksi kolostrum sehingga produksi dan keluarnya air susu telah diatur secara alami hingga saat persalinan tiba.
5. Hal yang harus diperhatikan saat menyusui
- Frekuensi pemberian ASI
Mama disarankan untuk memberikan ASI dalam sehari sekitar 8-12 kali. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tetapi cara ini juga dapat membantu menjadi produksi ASI agar bertambah banyak.
Setelah beberapa hari dilahirkan, bayi umumnya akan menyusui setiap dua jam sekali pada siang hari dan hanya beberapa kali saja di malam hari.
- Tanda kecukupan pemberian ASI
Mama juga harus memahami apakah ASI sudah cukup atau belum. Jika asupan ASI yang diberikan cukup, pipis bayi akan berwarna kuning jernih. Setelah menyusui sampai kenyang, umumnya bayi akan tertidur dan payudara Mama akan terasa lebih lunak.
Selain itu, perhatikan kenaikan berat badan bayi. Umumnya bayi yang sehat memiliki berat badan yang cenderung bertambah sekitar 18 sampai 28 gram per hari selama sampai berusia tiga bulan.
- Asupan makanan ibu
Beberapa makanan dapat memberikan reaksi yang negatif untuk bayi, seperti bumbu rempah, jeruk, kubis, kol, brokoli, dan cokelat. Namun, hanya beberapa bayi saja yang memiliki reaksi tersebut.
Mama juga harus membatasi konsumsi kopi dan minuman lainnya yang mengandung kafein. Hindari juga makanan dan minuman yang mengandung alkohol untuk mencegah bayi mengonsumsinya saat masuk ke dalam ASI.
- Masalah saat menyusui
Terkadang akan muncul beberapa masalah saat menyusui pada Mama, seperti luka pada puting, ASI yang tersumbat, mastitis, dan nyeri pada payudara.
Mama sebaiknya memeriksakan diri ke dokter kandungan agar masalah saat menyusui dapat ditangani sejak dini.
- Kondisi kesehatan ibu
Agar proses laktasi berjalan dengan lancar, Mama juga perlu menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, minum air putih yang cukup, dan mencegah stres.
Jika Mama sakit, proses menyusui sebenarnya masih bisa dilakukan. Namun, jika Mama sedang sakit penyakit menular seperti flu, lebih baik menghindari untuk berada di dekat bayi untuk sementara waktu.
Begitu pula jika Mama sedang menjalani pengobatan jangka panjang. seperti kemoterapi, radioterapi, dan mengonsumsi obat anti migrain sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan ASI kepada bayi untuk mengetahui efek sampingnya terhadap bayi.
Nah, demikian tadi informasi mengenai laktasi. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Mama, ya!
Baca juga:
- Fakta Mengenai Komplikasi Mastitis yang Umum Terjadi pada Ibu Menyusui
- Ibu Menyusui Merasa Tidak Bahagia, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
- 14 Tips untuk Memperbanyak ASI secara Alami agar Menyusui Lancar