Waspada, Persalinan Caesar Tingkatkan Risiko Alergi pada Anak
Alergi pada anak berkaitan dengan sistem imunitas
30 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hampir semua ibu hamil menginginkan proses persalinan normal atau melalui vagina. Namun, seringkali kondisi menyebabkan seorang mama harus melahirkan secara operasi caesar. Tak perlu berkecil hati Ma, operasi caesar biasanya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa mama maupun si Kecil.
"Beberapa faktor risiko seperti paritas, panggul yang sempit, ketuban pecah dini, pre-eklamsia, janin terlalu besar, kelainan letak janin, dan janin kembar, serta faktor non medis seperti kondisi psikis ibu bisa meningkatkan risiko melahirkan secara caesar," ucap DR. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), dokter spesialis obgyn konsultan fetomaternal.
Sayangnya, meski dilakukan untuk menyelamatkan nyawa, persalinan dengan operasi caesar juga bisa meningkatkan risiko alergi pada anak.
Berikut Popmama.com beberapa fakta mengenai risiko alergi pada anak akibat persalinan operasi caesar, yang dirangkum dari acara virtual media beriefing "Digital Seminar C-Section Nutriclub"
Editors' Pick
1. Bayi yang dilahirkan caesar tidak mendapat paparan bakteri baik
Bayi yang dilahirkan secara normal mendapatkan paparan bakteri baik dari jalan lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir secara operasi caesar tidak mendapatkan bakteri tersebut. Namun terpapar bakteri yang didapatkan dari kulit serta lingkungan ruang operasi, yang menyebabkan terdapat perbedaan komposisi bakteri atau mikrobiota saluran cerna.
"Saat melewati jalan lahir, bayi akan terpapar bakteri baik dari vagina ibu, itulah yang memacu sistem kekebalan tubuh bayi," ucap Prof. Dr. Moh. Juffrie, SpA (K),PhD, dokter spesialis anak konslutan gastro hepatologi.
2. Persalinan caesar tingkatkan risiko asma dan alergi makanan pada bayi
"Mikrobiota saluran cerna mengandung jutaan mikroba yang dianggap penting untuk mengembangkan sistem imunitas tubuh. Sementara itu, pada persalinan caesar terjadi ketidakseimbangan mikrobiota dalam sistem gastrointestinal yang memicu risiko terjadinya gangguan imunitas, termasuk alergi terhadap makanan,” ungkap Prof. Juffrie.
Reaksi alergi makanan yang sering dialami bayi adalah dermatitis atopik. Beberapa gejalanya yaitu ruam merah yang gatal, kering, pedih, dan pecah-pecah. Alergi biasanya akan muncul saat anak mengonsumsi makanan yang mengandung alergen.
Selain dermatitis atopik, salah satu alergi yang sering dialami bayi yang dilahirkan secara caesar adalah asma. Apalagi bila ada riwayat asma dari salah satu atau kedua orangtua.