Bagaimana Aroma ASI yang Normal? Ketahui untuk Menjaga Kualitasnya
ASI pertama yang diproduksi umumnya berwarna kekuningan, pekat, dan kental
9 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air Susu Ibu (ASI) adalah asupan penting bagi tumbuh kembang bayi. ASI dianjurkan diberikan kepada bayi, minimal enam bulan pertama pasca dilahirkan. Selanjutnya, Mama bisa memberikan makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.
ASI pertama yang diproduksi umumnya berwarna kekuningan, pekat, dan kental. ASI itulah yang disebut kolostrum. Seiring bertambahnya hari, ASI akan berubah warna menjadi lebih putih. Mama tak perlu khawatir dengan perubahan warna ASI karena hal itu tidak memengaruhi kualitas ASI bagi si Kecil.
Lantas, bagaimana ciri-ciri bau ASI yang baik untuk bayi? Bagaimana cara mengetahui ASI masih layak untuk diberikan kepada bayi? Popmama.com telah merangkum penjelasan seputar aroma ASI yang baik seperti di bawah ini.
1. ASI segar tidak berbau
Normalnya, ASI memiliki aroma sedikit manis, namun seringnya tidak menimbulkan aroma apa pun. Sementara itu, warna ASI normal adalah kekuningan atau putih pucat.
Apabila ada perubahan warna ASI, maka itu bisa disebabkan ASI telah terkontaminasi darah akibat puting lecet.
Editors' Pick
2. Aroma ASI tidak amis
Ciri pertama yang perlu diperhatikan sebelum memberikan ASI, terutama ASI perah kepada bayi adalah aroma ASI tidak amis. Bau amis dan asam menandakan kualitas ASI sudah buruk dan tidak layak untuk diberikan kepada bayi.
Bau amis dan asam itu umumnya disebabkan ASI disimpan di botol dalam waktu lama sehingga ASI menjadi basi.
Oleh karena itu, Mama dianjurkan memberikan ASI secara langsung kepada bayi. Apabila Mama dituntut beraktivitas di luar rumah, maka jangan simpan ASI di botol dalam waktu lama.
3. Tidak bau sabun atau tengik
Mama kerap menyimpan ASI perah di lemari es. Padahal menyimpan ASI di lemari es membuat ASI memiliki tekstur dan berbau seperti sabun.
Perlu diketahui, ASI berbau tengik seperti sabun disebabkan tingginya kandungan lipase atau enzim yang terdapat dalam ASI. Apabila Mama menyusui si Kecil secara langsung, enzim lipase mampu melarutkan lemak dalam ASI sehingga mudah dicerna oleh si Kecil dan melumpuhkan kuman yang bisa menginfeksi tubuh bayi.
Namun, apabila ASI disimpan di lemari es dalam waktu lama, enzim lipase akan memecah lemak dalam ASI sehingga menimbulkan bau tengik menyerupai sabun.
Bolehkan ASI Berbau Diberikan kepada Bayi?
Pada dasarnya, asi berbau tengik masih boleh diberikan kepada bayi selama Mama telah mengikuti teknik penyimpanan dan pencairan ASI dengan benar. Namun, Mama tidak diperbolehkan memberikan ASI yang berbau asam dan amis kepada bayi karena itu menandakan ASI sudah basi.
Di sisi lain, ASI berbau sabun umumnya ditolak oleh bayi karena bayi merasakan ada perubahan rasa. Untuk lebih meyakinkan, Mama sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau konsultan laktasi sebelum memberikan ASI berbau sabun kepada bayi.
Tips Mengurangi ASI Berbau
Untuk diketahui, tak ada cara khusus untuk menghilangkan bau pada ASI. Pasalnya, ASI perah yang disimpan di lemari es pasti menimbulkan bau. Mama hanya dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi ASI berbau sabun dan mencegah ASI basi.
Pertama, Mama dianjurkan memanaskan ASI perah sebelum dimasukkan ke lemari es. Panaskan ASI menggunakan api kecil hingga muncul gelembung kecil di tepi panci. Lalu, masukkan ASI ke dalam botol dan simpan di lemari es.
Cara di atas akan menonaktifkan enzim lipase sehingga mencegah proses pemecahan lemak yang dapat menimbulkan ASI berbau sabun. Proses pemanasan ASI itu memang bisa mengurangi sebagian nutrisi dalam ASI. Meskipun begitu, pemberian ASI perah yang dipanaskan masih lebih baik dibandingkan berhenti memberikan ASI.
ASI berbau tidak selalu menandakan ASI telah basi. ASI berbau tengik menyerupai sabun masih bisa diberikan kepada bayi selama Mama telah mengikuti teknik penyimpanan dengan benar.
Nah itulah informasi seputar aroma ASI yang normal. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Kenali Media Pemberian ASI Perah selain Botol Dot
- Jangan Sembarangan, Menghangatkan ASI Perah Ada Aturannya
- Mana yang Lebih Baik, Simpan ASI Perah di Botol atau Kantong Plastik?