Benarkah Melahirkan Bayi Laki-Laki Lebih Menyakitkan?
Kontraksi dikendalikan oleh hormon oksitosin dan prostaglandin yang menghasilkan rasa sakit
24 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki trimester ketiga, Mama mulai menyiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Selama mempersiapkan diri, Mama akan dihadapkan pada beberapa informasi tentang persalinan seperti melahirkan bayi laki-laki lebih menyakitkan dibanding melahirkan bayi perempuan.
Tentu saja informasi tersebut terdengar menyeramkan bagi Mama yang tengah hamil bayi laki-laki. Apakah informasi tersebut dapat dipercaya? Benarkah jenis kelamin menentukan rasa sakit saat persalinan?
Temukan jawabannya pada rangkuman ulasan dari Popmama.com berikut ini.
Alami Kontraksi saat Persalinan
Proses persalinan selalu dimulai dengan kontraksi, terutama jika Mama melahirkan secara normal. Kontraksi dikendalikan oleh hormon oksitosin dan prostaglandin yang menghasilkan rasa sakit. Saat kontraksi, leher rahim akan terbuka secara perlahan untuk menjadi jalan ke luar bayi.
Baik melahirkan bayi laki-laki atau perempuan, kontraksi akan menyebabkan rasa sakit. Meskipun begitu, ada sejumlah penelitian yang memaparkan seputar hubungan jenis kelamin bayi dan lamanya waktu melahirkan.
Editors' Pick
Melahirkan Bayi Laki-Laki Membutuhkan Waktu Lebih Lama
Sebuah penelitian kesehatan menyebutkan bahwa sebagian besar perempuan membutuhkan waktu lebih lama ketika melahirkan bayi laki-laki. Hal itulah yang menjadi penyebab beredarnya informasi tentang melahirkan bayi laki-laki lebih menyakitkan dibanding melahirkan bayi perempuan.
Sebab, ketika waktu persalinan lebih lama, maka Mama akan merasakan kontraksi dan rasa sakit lebih lama pula. Tentunya rasa sakit itu tidak sebanding dengan perasaan bahagia ketika melihat si Kecil lahir.
Meskipun begitu, hasil penelitian tersebut masih tidak signifikan karena jumlah sampel yang diambil masih belum sebanding antara ibu hamil yang melahirkan bayi laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, mitos yang menyebut melahirkan bayi laki-laki lebih menyakitkan belum sepenuhnya benar.