Dampak Negatif pada Bayi akibat Induksi dan Kelahiran Caesar
Usahakan kelahiran normal ya, Ma
9 April 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, hampir di seluruh dunia, angka kelahiran normal telah menurun. Banyak bayi yang dilahirkan dengan proses induksi dan caesar, baik yang darurat maupun yang terencana. Dilansir dari situs popsugar.com, para peneliti menyebutkan persalinan dengan induksi dan caesar bisa mempengaruhi kesehatan anak ke depannya.
Tim periset tersebut meneliti 491.590 kelahiran di New South Wales pada tahun 2000 hingga 2008 dan memperoleh hasil temuan yang cukup mengejutkan. Di antaranya terdapat kelahiran vaginal sebanyak 38 persen dan selebihnya merupakan kelahiran melalui operasi dan bantuan induksi.
Studi kesehatan ini meneliti anak-anak yang berusia 28 hari hingga 5 tahun. Hasilnya, anak-anak yang terlahir dengan campur tangan alat medis ternyata cenderung memiliki kesehatan yang negatif dalam jangka pendek dan panjang.
Editors' Pick
Dari hipotermia hingga stres
Perlu diketahui bahwa bayi yang lahir melalui caesar mempunyai tingkat hipotermia yang lebih tinggi daripada bayi yang lahir secara vaginal. Selain itu, bayi yang lahir lewat caesar darurat memiliki gangguan metabolisme tinggi di kemudian hari, misalnya diabetes atau obesitas.
Gangguan kesehatan lainnya akibat kelahiran caesar adalah bayi mendapat tingkat stres yang lebih tinggi ketimbang kelahiran normal. Sementara itu, tim peneliti juga menemukan bayi yang terlahir dengan proses induksi memiliki risiko penyakit kuning dan masalah makan.
Karena itulah, semua anak yang lahir dari proses induksi ataupun caesar lebih rentan mengalami infeksi pernapasan, gangguan metabolisme, dan eczema atau lebih dikenal dengan eksim.
Perkembangan otak terhambat
Yang paling mengkhawatirkan adalah kelahiran caesar bisa menghambat perkembangan otak bayi. Dikutip dari dailymail.co.uk, tim peneliti dari York University, Kanada, menemukan fakta bahwa faktor-faktor seperti berat bayi dan usia seorang ibu ketika melahirkan juga mempengaruhi perkembangan otak dan kemampuan berpikir bayi.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr Scott Adler dan Dr Audrey Wong-Kee-You ini membandingkan bayi yang dilahirkan dengan normal dan caesar.
Mereka melakukan percobaan pada bayi berusia tiga bulan dan menyimpulkan bahwa bayi yang terlahir caesar kurang memiliki konsetrasi yang baik terhadap objek tertentu. Bola mata kelompok bayi caesar tidak bisa bergerak ke objek tertentu ketika seseorang mengarahkan perhatiannya.
Pada akhir riset, tim peneliti ini meyakini bahwa perkembangan otak bayi dipengaruhi oleh metode kelahiran. Akan tetapi, mereka memberi juga memberikan catatan, apakah dampak negatif dari kelahiran caesar ini berlangsung seumur hidup atau hanya di tahap awal perkembangan bayi saja.