Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi karena Hipertensi
18 persen kematian ibu hamil disebabkan oleh hipertensi
22 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu gangguan yang paling menghantui ibu hamil adalah tingginya risiko mengalami hipertensi. Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkan berbagai masalah jangka panjang, baik pada ibu maupun janin. Dalam taraf yang lebih parah, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kematian.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi bahkan mengungkapkan bahwa angka kematian ibu akibat hipertensi masih sangat mengkhawatirkan. Hal ini juga berkaitan dengan pengendalian Covid-19 yang kini sedang digalakkan pemerintah.
Lalu seberapa besar kasus angka kematian ibu akibat hipertensi yang terjadi di Indonesia? Adakah cara untuk menanggulanginya? Berikut rangkuman informasi yang dihimpun Popmama.com.
1. Fakta terkini
Dalam acara bertajuk "Deklarasi Percepatan Vaksinasi Ibu Hamil Indonesia" yang digelar secara virtual pada Kamis (19/8/2021), Budi Gunadi mengungkapkan bahwa saat ini kematian ibu hamil akibat hipertensi masih sangat tinggi. Kondisi ini diperparah oleh pandemi Covid-19, karena meningkatkan ancaman kesehatan pada perempuan yang sedang mengandung.
Jika dinyatakan dalam angka, kasus kematian ibu akibat tekanan darah tinggi mencapai 300 orang per 1000 penduduk. Ada berbabagi macam penyebab, antara lain karena kondisi ini tidak diketahui secara dini sehingga gagal mendapatkan penanganan yang semestinya.
Selain itu, sarana medis juga belum memadai di berbagai daerah sehingga risiko kematian semakin tinggi. Belum lagi, para ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 sangat rentan mengalami komplikasi sehingga berujung pada kematian.
Editors' Pick
2. Gejala hipertensi pada ibu hamil
Hipertensi dapat terjadi pada 7-9 persen kehamilan, sedangkan 18 persen kematian pada ibu hamil disebabkan oleh kondisi ini. Tingkat keparahannya pun bervariasi mulai dari yang paling ringan hingga yang mengancam nyawa. Beberapa di antaranya adalah hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan preeklampsia, hipertensi gestasional, preeklampsia, dan eklampsia.
Gejala yang muncul biasanya adalah tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Selain itu, beberapa keluhan yang mungkin Mama alami antara lain adalah jantung berdebar-debar, hidung berdarah, wajah memerah, sulit bernapas, mudah lelah, sakit kepala, tinitus, dan kesulitan melakukan berbagai aktivitas karena otot yang sulit digerakkan.
3. Penyebab
Kebanyakan kasus hipertensi muncul karena gaya hidup yang tidak sehat. Pada ibu hamil, konsumsi garam berlebihan bisa menjadi pemicu naiknya tekanan darah. Merokok, minum alkohol, memakan makanan dengan pengawet, serta makan makanan berlemak juga bisa menyebabkan hipertensi.
Dalam beberapa kasus, kafein juga bisa meningkatkan tekanan darah. Namun jika Mama tidak berlebihan mengonsumsi, maka hal ini masih diperbolehkan. Tingkat stres yang tinggi juga akan memengaruhi tekanan darah mama.
4. Berkaitan dengan pengendalian Covid-19
Sebagaimana disinggung di atas, kasus hipertensi pada ibu hamil juga terkait erat dengan pengendalian Covid-19. Tekanan darah tinggi membuat banyak perempuan hamil gagal mendapatkan vaksin Covid-19 dikarenakan kondisinya sangat rentan mengalami efek samping.
Padahal, golongan ini juga sangat mudah tertular dan mengalami komplikasi akibat Covid-19. Jika sampai tertular pun, mereka umumnya tidak mendapatkan perawatan yang memadai karena kurangnya alat, tenaga, dan ruangan. Hal inilah yang juga semakin menaikkan risiko kematian ibu hamil.
Bahkan tanpa munculnya Covid-19, hipertensi pada ibu hamil juga membawa dampak yang cukup menakutkan. Hal ini memicu persalinan prematur hingga bayi lahir mati. Pada ibu, selain berisiko mengalami pendarahan saat persalinan, hipertensi juga membawa dampak jangka panjang mulai dari kerusakan ginjal, kanker, dan disfungsi organ.
5. Bagaimana menyikapinya?
Walau kasus hipertensi pada ibu hamil cukup menakutkan, namun Mama jangan menjadikannya sebagai sebuah momok. Satu hal paling penting adalah jangan lupa menerapkan pola hidup sehat. Cek kandungan secara teratur juga bisa mengenali indikasi hipertensi sejak dini sehingga bisa menurunkan risikonya.
Dengan kondisi pandemi seperti sekarang, pemerintah berharap bahwa hipertensi tidak lagi menjadi kendala utama yang membuat ibu hamil tak bisa mendapatkan vaksinasi.
Itulah informasi terkait tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat hipertensi di masa pandemi. Setelah membaca penjelasan Popmama.com, semoga Mama tergerak untuk menerapkan pola hidup sehat. Dengan kesadaran sendiri, Mama akan membantu menurunkan angka kematian akibat penyakit ini.
Baca Juga:
- Ini Dia Pantangan Makanan Untuk Ibu Hamil dengan Hipertensi
- Hipertensi saat Hamil Bisa Meningkatkan Risiko Stroke pada Anak
- Waspada, Hipertensi saat Hamil Bisa Berdampak Jangka Panjang