Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu program pemerintah yang telah dilakukan sejak tahun 1953. Program ini bertujuan untuk mencegah kehamilan guna mengatasi masalah pertumbuhan penduduk.
Program memiliki misi untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi bagi seluruh warga negara.
Tujuan program ini meliputi peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Semua ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992. Program KB mempunyai berbagai metode, seperti KB suntik, kondom, susuk, tubektomi, vasektomi, dan banyak lagi.
Lantas, apakah ada efek samping pada KB suntik? Simak penjelasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan merujuk dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia.
Apa Itu KB Suntik dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Freepik/Freepik
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengguna suntik DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat) memiliki persentase yang sangat tinggi. Di Indonesia, akseptor KB suntik DMPA mencatatkan persentase terbesar, yaitu 49,93% untuk akseptor baru dan 47,78% untuk akseptor lama.
KB suntik adalah metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Metode ini menjadi pilihan paling populer karena dianggap aman, lebih efektif, sederhana, tidak mengganggu produksi ASI, serta dapat digunakan setelah melahirkan.
Metode KB suntik dilakukan dengan menyuntikkan hormon progesteron secara berkala kepada perempuan. Setelah disuntikkan, hormon tersebut masuk ke dalam pembuluh darah dan diserap tubuh secara bertahap untuk mencegah kehamilan.
Cara kerja KB suntik yakni dengan cara mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma. Ini dilakukan dengan menghentikan pelepasan sel telur dari ovarium, sehingga ovulasi tidak terjadi.
Selain itu, KB suntik membuat lendir di leher rahim menjadi lebih kental, yang mana membantu menghalangi sperma masuk ke dalam rahim.
Editors' Pick
Jenis-jenis KB Suntik
Freepik.com/rawpixel.com
Menurut BKKBN, KB suntik adalah metode kontrasepsi yang paling efektif dibandingkan dengan metode lainnya. Dalam KB suntik, hormon progesteron disuntikkan secara intramuskular dan bekerja selama kurang lebih 3 bulan. KB suntik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
KB Suntik 1 Bulan
Ini adalah jenis KB suntik yang diberikan setelah 7 hari pertama menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan ini diberikan setiap bulan, menggunakan kombinasi hormon medroxyprogesterone acetate (hormon progestin) dan estradiol cypionate (hormon estrogen).
KB Suntik 3 Bulan
Jenis KB suntik ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu sekali, yakni dengan menyuntikkan hormon progestin (medroxyprogesterone acetate) sebanyak 150 mg. Seperti KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan juga dimulai setelah 7 hari pertama menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan.
Efek Samping KB Suntik
Freepik/katemangostar
KB suntik adalah jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Namun, penting juga bagi Mama dan Papa untuk mengetahui beberapa efek samping yang dapat timbul dari penggunaan kontrasepsi ini. Beberapa di antaranya adalah:
Adanya Gangguan Menstruasi
Sebelum memilih KB suntik, penting untuk mengetahui bahwa metode ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi, seperti:
Perubahan siklus menstruasi menjadi lebih panjang atau lebih pendek, mirip dengan efek penggunaan obat analgesik.
Selama menstruasi, jumlah darah yang keluar bisa sangat banyak atau sangat sedikit, dan kadang hanya berupa bercak-bercak saja (spotting).
Tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Kurang Efektif
Para Mama yang menggunakan KB suntik harus rutin kembali ke pusat pelayanan kesehatan untuk suntikan ulang setelah masa perlindungan hormon progesteron habis.
Misalnya, pengguna KB suntik 3 bulan maka harus mendapatkan suntikan lagi setiap 3 bulan, sedangkan pengguna KB suntik 1 bulan harus melakukannya setiap bulan. Selain itu, kontrasepsi ini tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu, melainkan harus menunggu hingga masa efektif hormon berakhir.
Masalah Berat Badan
Perempuan yang memiliki badan gemuk harus berhati-hati dengan KB suntik karena dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hormon progesteron yang disuntikkan dapat meningkatkan nafsu makan dengan mempengaruhi pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus, sehingga pengguna KB suntik akan makan lebih banyak dari biasanya.
Tidak Melindungi dari Penularan Penyakit
KB suntik tidak memberikan perlindungan terhadap penularan penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS, Hepatitis B, atau Infeksi Menular Seksual (IMS).
Adanya Masalah Kesuburan
Setelah berhenti menggunakan KB suntik, Mama yang menggunakannya kemungkinan mengalami keterlambatan dalam memulihkan kesuburan.
Ini sering dianggap sebagai kelainan pada organ genital, namun sebenarnya disebabkan oleh efek pelepasan hormon yang belum sepenuhnya hilang dari tubuh.
Efek Jangka Panjang Penggunaan KB Suntik
Freepik/freepik
Penggunaan KB suntik dalam jangka panjang (lebih dari 3 tahun) dapat menyebabkan beberapa efek samping, antara lain:
Menurunkan Kepadatan Tulang
Penggunaan KB suntik jangka panjang dapat menyebabkan penipisan tulang dan penurunan kepadatan tulang (osteoporosis). Oleh karena itu, para ahli kesehatan menyarankan untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan setiap 2 tahun sekali.
Vagina Menjadi Kering
Hormon progesteron yang disuntikkan dapat menyebabkan pengentalan lendir di vagina dan mengubah karbohidrat menjadi lemak yang sulit bereaksi dengan air.
Sehingga, berujung mengakibatkan kekeringan pada vagina. Hal tersebut dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual yang dikhawatirkan berdampak pada penurunan gairah seksual.
Menyebabkan Depresi
Suntikan hormon progesteron dapat mengubah aktivitas tubuh perempuan, yang mana dapat menyebabkan rasa lesu, penurunan semangat, sering pusing, cepat lelah, dan depresi.
Memicu Terjadinya Keputihan
KB suntik dapat menyebabkan perubahan hormon yang memicu keputihan. Keputihan yang normal ditandai dengan keluarnya cairan seperti lendir, tidak berbau, tidak panas, tidak gatal, dan tidak menimbulkan keluhan lainnya.
Menimbulkan Jerawat
Perubahan hormon akibat penggunaan KB suntik dapat menyebabkan gangguan kulit seperti jerawat. Hal ini dikarenakan hormon yang disuntikkan meningkatkan sekresi minyak di wajah, sehingga berujung menyebabkan penyumbatan pori-pori dan jerawat.
Penurunan Libido
Penggunaan kontrasepsi hormonal seperti KB suntik dapat menurunkan libido dan mempengaruhi gairah seksual seorang perempuan. Maka dari itu, disarankan melakukan olahraga rutin untuk meningkatkan hormon yang dapat meningkatkan libido.
Keuntungan Penggunaan KB Suntik
Pexels/Olly
Meskipun KB suntik memiliki banyak efek samping, metode ini juga menawarkan berbagai keuntungan. Beberapa alasan seseorang memilih alat kontrasepsi ini antara lain:
Lebih Aman: Risiko kehamilan sangat kecil bagi pengguna KB suntik. Metode ini juga sangat aman untuk perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun.
Lebih Praktis: Satu suntikan hormon dapat memberikan perlindungan hingga 3 bulan lamanya.
Tidak Memengaruhi Jumlah Produksi ASI: Para ahli mengatakan hormon progesteron dalam KB suntik justru baik untuk produksi ASI, sehingga sangat cocok bagi perempuan yang masih menyusui.
Menambah Nafsu Makan: Penyuntikan hormon progesteron dapat meningkatkan nafsu makan, membantu menaikkan berat badan.
Mengurangi Masalah Haid: Hormon progesteron dapat mengurangi nyeri menstruasi dan jumlah darah yang keluar saat menstruasi.
Tidak Perlu Mengonsumsi Pil Setiap Hari: Dengan KB suntik, Mama tidak perlu mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari. Sekali suntikan memberikan
Menurunkan Risiko Berbagai Penyakit: Menurut para ahli kesehatan, hormon progesteron dapat mengurangi risiko berbagai penyakit seperti gangguan payudara, peradangan panggul, anemia, dan penyakit reproduksi lainnya.
Meskipun KB suntik memiliki efek samping, tidak semua perempuan akan mengalaminya karena adaptasi setiap individu terhadap hormon progesteron berbeda-beda.
Penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahlinya untuk mengetahui jenis KB yang sesuai dengan kebutuhan mama, apakah KB suntik 1 bulan atau 3 bulan.
Demikian informasi mengenai efek samping dari KB suntik. Semoga informasinya membantu ya, Ma!