Nifas atau postpartum adalah masa pemulihan pasca persalinan hingga seluruh organ reproduksi perempuan kembali pulih. Masa nifas biasanya berlangsung sekitar 6-8 minggu setelah melahirkan.
Berdasarkan Saleha (2020), nifas merupakan masa yang rawan bagi perempuan. Sebab, hampir 50 persen kematian pada masa nifas terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama usai melahirkan. Serta, sekitar 60 persen kematian ibu terjadi setelah proses persalinan.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengetahui informasi lengkap tentang masa nifas, termasuk terkait mitos-motos yang beredar. Jangan sampai Mama mempercayai mitos yang salah karena bisa berbahaya.
Mitos yang berkembang di masyarakat tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mama, tetapi juga dapat berdampak pada buah hati mama.
1. Minum air yang banyak akan membuat luka persalinan sulit sembuh
Pexels/Andrea Piacquadio
Mitos pertama yang sering dipercaya ibu setelah melahirkan ialah mereka menolak untuk minum air banyak lantaran dapat membuat luka di jalan lahir (passage) menjadi basah. Sehingga, berujung membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih lama.
Faktanya, kepercayaan ini salah besar. Seperti yang kita tahu, manusia termasuk ibu pasca melahirkan dianjurkan minum air putih setidaknya delapan gelas atau dua liter per hari.
Hal ini didukung dengan adanya laporan berjudul “Budaya Nifas Masyarakat Indonesia: Perlukah Dipertahankan?” yang tertulis dalam jurnal Ejki tahun 2018 menunjukkan bahwa mitos ini tidak boleh diikuti.
Setelah melahirkan, Mama butuh asupan cairan yang cukup selama masa nifas. Yang mana, asupan tersebut bisa diperoleh dengan minum air yang cukup.
2. Dilarang makan makanan berkuah
Freepik/Azerbaijan_stockphoto
Mitos satu ini dibuat seakan ibu yang sedang berada di masa nifas tidak diperbolehkan makan makanan berkuah karna diyakini membuat vagina terus-menerus basah.
Berdasarkan pernyataan dari Kementerian Kesehatan RI di tahun 2019, informasi ini dianggap salah. Selama masa postpartum akan banyak cairan yang keluar dari vagina, namun hal itu tidak ada hubungannya dengan mengonsumsi makanan berkuah.
Jadi, bagi Mama yang dalam masa nifas dan menyukai makanan berkuah, masih tetap bisa menikmatinya tanpa harus khawatir.
3. Dilarang makan telur, ikan, daging, agar jahitan luka cepat sembuh
Freepik/timolina
Banyak mitos terkait masa nifas yang berkembang di Indonesia, salah satunya adalah larangan mengonsumsi protein seperti ikan, telur, dan daging agar luka jahitan yang ada bisa segera pulih.
Dari sisi medis justru hal tersebut sebaliknya. Menurut Amarbawati (2008), mengonsumsi makanan berprotein tinggi sangat dianjurkan bagi perempuan habis melahirkan, karena protein di dalamnya berfungsi membantu penyembuhan luka, termasuk luka jahitan.
Jika kebutuhan protein tidak pernuhi, maka proses penyembuhan luka persalinan dapat berjalan lambat dan justru berpotensi terkena infeksi.
4. Ibu diharuskan minum jamu khusus untuk memperlancar pemulihan
Freepik/rawpixel.com
Konsumsi jahu dipercaya banyak perempuan dapat mengembalikan vagina ke ukuran normal, seperti sebelum melahirkan dulu. Faktanya, itu hanyalah mitos belaka.
Berdasarkan laporan berjudul ‘Gambaran Sikap Ibu Postpartum pada Kepercayaan Budaya Melayu’ yang terbit di Jurnal Ners Indonesia di tahun 2020, perempuan tidak harus meminum jamu khusus selama masa nifas.
Sebab, vagina dan rahim akan pulih dengan sendirinya secara alami. Di samping itu, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan untuk membantu pemulihan kesehatan ibu pasca melahirkan.
Bahkan, beberapa dokter melarang ibu untuk minum jamu karena sering kali kandungan pada jamu memengaruh reaksi obat yang diresepkan dokter. Hal tersebut dapat memengaruhi bilirubin bayi yang dapat menyebabkan penyakit kuning pada si Kecil.
Editors' Pick
5. Menggunakan stagen atau gurita masih menimbulkan pro dan kontra
Freepik/bearfotos
Tidak sedikit yang percaya bahwa penggunaan stagen atau gurita dapat membuat postur tubuh terjaga dan kembali seperti awal sebelum melahirkan. Faktanya, pernyataan itu tidak salah, namun tidak juga sepenuhnya benar.
Menurut Rahmilasari dkk., (2020), penggunaan stagen yang tidak tepat bisa menimbulkan sejumlah kerugian, seperti alergi karena penumpukan keringat, bahan kain yang tidak cocok dengan kulit, serta bisa menghambat pergerakan tubuh jika dipakai terlalu ketat.
Di sisi lain berdasarkan "Pengaruh Pemakaian Bengkung terhadap Nyeri Punggung pada Ibu Nifas di Desa Keling" yang dimuat di Jurnal Ilkes tahun 2017, stagen juga mempunyai beberapa manfaat, antara lain dapat memaksimalkan involusi rahim (kembalinya rahim seperti sedia kala), memulihan tonus abdomen, dan mengurangi sakit punggung.
Sampai sekarang, pemakaian gurita atau stagen memang masih menimbulkan pro dan kontra di bidang kesehatan. Jika ingin memakainya, ibu yang sedang mengalami masa nifas harus mengenakan dengan cara benar agar manfaatnya bisa dirasakan. Maksimal penggunaan gurita adalah 4-6 jam per hari.
6. Selama masa nifas, dilarang mengonsumsi sayuran
Freepik/freepik
Tak sedikit yang percaya bahwa mengonsumsi banyak sayuran saat masa nifas dapat membuat persendian menjadi lebih lemah.
Hal itu berkebalikan dengan laporan yang dimuat dalam ‘Penerapan Kelas Ibu Nifas untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Gizi dan Mitos Makanan pada Periode Pasca Partum’ terbitan Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan tahun 2019.
Kepercayaan itu salah besar karena tidak ada bukti yang menyatakan bahwa makan sayuran bisa menyebabkan sendi menjadi lemah.
Mempercayai mitos ini bisa sangat berbahaya, karena dapat membuat ibu kekurangan asupan vitamin dan mineral. Padahal, vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk membantu proses pemulihan pasca melahirkan.
7. Menempatkan gunting di bawah bantal
Freepik/Fabrikasimf
Menurut kepercayaan masyarakat Sunda, Mama yang dalam masa nifas harus meletakkan benda tajam seperti gunting di bawah bantal guna menangkal datangnya makhluk halus. Mengutip laporan di Jurnal Ners Indonesia tahun 2020, hal ini merupakan mitos.
Faktanya, meletakkan benda tajam di bawah mantal justru dapat membahayakan Mama dan sang bayi. Apalagi, jika Mama lupa menyimpan benda tersebut. Jadi, sebaiknya letakkan benda tajam seperti gunting di tempat semestinya.
8. Dilarang mandi di malam hari
Freepik/user18526052
Banyak mitos beredar tentang larangan mandi di malam hari, karena dipercaya dapat membuat bayi masuk angin. Padahal, tidak ada hubungan antara waktu mandi Mama yang sedang dalam masa nifas dengan kesehatan bayinya.
Berdasarkan Yulianti (2015) dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar, mandi di malah hari bisa menjadi pilihan karena mungkin saja sang Mama baru punya waktu luang untuk membersihkan diri. Mandi di malam hari diwajarkan, asalkan air yang digunakan untuk mandi tidak terlalu dingin.
9. Larangan tidur siang dan kedua ibu jari kaki harus diikat
freepik/jcomp
Sebagian orang percaya bahwa ibu yang sedang dalam masa nifas dilarang tidur siang karena dapat memicu sel darah putih naik ke mata. Selain itu, dikatakan juga bahwa tidur siang harus dilakukan dalam posisi duduk dan kedua jempol kaki diikat agar merapatkan vagina.
Sampai sekarang, mitos tersebut belum terbukti secara ilmiah. Alih-alih menguntungkan, tradisi tersebut bisa sangat merugikan si Ibu karena dapat membuat pergerakannya jadi kurang nyaman.
Setelah melahirkan, Mama sangat disarankan untuk rutin melakukan aktivitas ringan, seperti senam karena dapat melancarkan peredaran darah.
10. Larangan berhubungan intim selama 40 hari masa nifas
Freepik/Arthur Hidden
Last but not least, ada pula mitos saat masa nifas tentang tidak boleh melakukan hubungan intim dengan pasangan selama 40 hari usai persalinan. Kalau mitos satu ini memang benar.
Sisi medis juga mengajurkan agar ibu dalam masa nifas tidak melakukan hubungan seks selama 40 hari pasca persalinan. Sebab, kegiatan seks dapat menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim.
Itu dia ulasan seputar fakta dari mitos saat nifas. Ketika mendengar mitos yang beredar, ada baiknya mencari informasi lanjutan dengan berkonsultasi ke dokter. Semoga bisa menambah ilmu baru bagi Mama, ya!