IMGS 2022: Pentingnya Paternity Leave untuk Kesehatan Mental Papa
Kebijakan paternity leave sudah diterapkan Unilever dan Google Indonesia sejak lama
30 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paternity leave merupakan hak cuti yang diberikan perusahaan kepada para suami. Selain pekerja perempuan, pekerja laki-laki nyatanya juga membutuhkan cuti melahirkan.
Cuti melahirkan diberikan perusahaan kepada karyawan laki-laki agar ia dapat membantu istrinya usai melahirkan buah hati.
“Ibu yang baru saja melahirkan rentan terkena sindrom baby blues. Mereka rentan terkena depresi, apalagi jika suami tidak mendapat cuti. Selain itu, ketika laki-laki tidak bisa mengasuh anaknya sejak dini, ikatan kedekatan antara Papa dan anak pun berkurang. Hubungan suami dan istri juga tidak seerat dulu,” kata Sandra Ratnasari selaku moderator dan Editor in Chief Popmama.com, dalam acara Indonesia Millennial & Gen-Z Summit, Jumat (30/9/2022).
Paternity leave pun mempunyai beberapa manfaat, seperti mengurangi depresi pada ibu pasca melahirkan, meningkatkan bonding antara Papa dan bayi, serta menjaga hubungan rumah tangga.
Berikut Popmama.com telah merangkum ulasan selengkapnya.
Editors' Pick
1. Google dan Unilever Indonesia menerapkan kebijakan cuti melahirkan untuk para suami
Beberapa perusahaan di Indonesia sudah menerapkan paternity leave, di antaranya adalah Google dan Unilever Indonesia. Bahkan, Google Indonesia sudah menerapkan cuti melahirkan untuk suami sejak awal berdiri.
“Maternity dan paternity sudah ada sejak awal di Google. Langkah awal Google untuk membuat karyawannya merasa aman dan tenang bekerja di sini adanya maternity leave. Kalau paternity leave di Google itu lebih dikenal dengan istilah baby bonding leave, karena memang tujuannya agar ayah bonding dengan anaknya,” kata Jason Tedjasukmana, Head of Communication Google Indonesia.
Selain Google Indonesia, Unilever Indonesia juga sudah menerapkan kebijakan cuti melahirkan bagi suami sejak tahun 2018. Sedangkan untuk maternity leave sudah diterapkan jauh sebelum adanya paternity leave.
“Ketika berbicara kesehatan, perusahaan ingin karyawannya sehat tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental. Oleh karena itu, kita sudah menerapkan paternity leave sejak tahun 2018. Kalau maternity leave sudah lama adanya. Durasi maternity leave empat bulan, kalau paternity leave 3 minggu,” kata Kristy Nelwan, Head of Communication Unilever Indonesia.
2. Paternity leave berdampak pada kinerja seseorang
Beberapa orang percaya jika cuti melahirkan mampu membuat kinerja seseorang meningkat, dibanding orang-orang yang tidak memperoleh cuti melahirkan. Apalagi, paternity leave tidak hanya menguntungkan bagi sisi suami saja, tetapi juga istri dan anak.
“Kita sangat percaya bahwa komitmen kita untuk menjaga kesehatan fisik dan mental itu jadi faktor penting. Adanya paternity leave ini giving good impact kepada mereka. Produktivitas dan semangat kerjanya pun turut meningkat,” ujar Kristy Nelwan.
Menariknya, Unilever Indonesia juga menyediakan ruang khusus menyusui dan daycare. Sehingga, perempuan yang berstatus sebagai Mama tidak perlu pusing memikirkan anaknya.
“Prinsipnya, kita ingin memberikan yang terbaik untuk karyawan kita. Jika di rumah kita memberikan maternity dan paternity leave. Sedangkan di kantor, mereka juga mendapat support dengan disediakannya nursery room dan day care. Perlu ditanamnkan mindset jika ibu melahirkan perlu support system di rumah dan juga di kantor,” tambah Kristy Nelwan.
3. Cuti melahirkan baik untuk kesehatan mental suami
Di Indonesia, masih banyak yang menjunjung prinsip bahwa pengasuhan anak dalam keluarga itu sepenuhnya tanggung jawab seorang Mama, padahal tidak demikian. Seorang Papa juga peranan besar dalam mengasuh anak sejak dini.
Oleh karena itu, paternity leave diusung untuk memberikan ruang bagi para suami merawat istri serta anaknya yang baru lahir.
“Adanya paternity leave yang paling diuntungkan pertama adalah ayah. Bayangkan kalau ngga ada cuti melahirkan, ayah mau bantu istri di rumah pasti capek duluan karena habis kerja. Lalu pas di kantor juga kerasa capek karena mikirin anak dan istri di rumah. Makanya ada paternity leave untuk menjaga kesehatan mental mereka juga,” ungkap Kristy Nelwan.
Semoga ke depannya masyarakat dan pemerintah semakin sadar betapa pentingnya paternity leave untuk kebaikan suami, istri, hingga anak.
Baca juga:
- RUU KIA: Cuti Melahirkan 6 Bulan Demi Dukung Golden Age Anak
- Tips WFH Sambil Mengasuh Bayi setelah Cuti Melahirkan
- Bukan Hanya Mama, Ini 5 Alasan Papa Juga Membutuhkan Cuti Melahirkan