Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression, Lebih Parah Mana?
Baby blues dan postpartum depression merupakan dua kondisi yang berbeda
27 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melahirkan, banyak Mama di luar sana yang mengalami berbagai perubahan emosional. Salah satu kondisi yang umum terjadi adalah baby blues. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih atau cemas dalam beberapa hari pertama usai melahirkan.
Namun, ketika perasaan tersebut berlangsung lebih lama dan lebih berat, kemungkinan besar kondisi tersebut dapat berkembang menjadi depresi postpartum. Kondisi baby blues dan postpartum depression merupakan dua hal berbeda.
Nah, kali ini Popmama.com siap membahas lebih lanjut perbedaan baby blues dan postpartum depression.
1. Baby blues bertahan paling lama dua minggu setelah melahirkan
Umumnya, baby blues muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan, seperti hari kedua hingga hari ketiga usai persalinan. Kondisi ini dapat berlangsung paling lama dua minggu lamanya.
“Pada dasarnya baby blues dialami beberapa hari setelah melahirkan dan dia hanya bertahan beberapa hari, paling lama dua minggu,” kata Arina Megumi Budiani, M.Psi selaku Psikolog Morula IVF Jakarta saat sesi Popmama Talk Oktober 2024.
Editors' Pick
2. Gejala baby blues tidak seintens postpartum depression
Gejalababy bluesbiasanya tidak berlangsung secara intens atau terus-menerus. Perasaan-perasaan seperti sedih, cemas, atau mudah menangis cenderung datang dan pergi.
Gejalanya lebih sering kali muncul pada waktu tertentu saja, seperti saat Mama merasa kelelahan atau merasa kesulitan karena menghadapi tantangan baru dalam merawat bayi.
“Gejalanya bisa dibilang biasanya tidak melulu intens, jadi cuma dalam jangka waktu tertentu perasaan-perasaan yang dirasakan,” ujar Arina Megumi Budiani, M.Psi.
3. Gejala yang lebih parah dapat mengarah ke postpartum depression
Bisa dibilang, gejala baby blues cenderung ringan dan akan mereda dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Jika gejala berlangsung lebih dari dua minggu atau semakin parah, ini bisa menjadi tanda dari postpartum depression.
“Ketika gejalanya terasa lebih intens dan terjadi lebih dari dua minggu atau bahkan berbulan-bulan, itu biasanya sudah mengarah ke postpartum depression,” ungkap Arina Megumi Budiani, M.Psi.
4. Berniat menyakiti anak atau menyakiti diri sendiri bisa menjadi pertanda postpartum depression
Postpartum depression dapat ditandai dengan tidak mampu mengurus anak, munculnya keinginan untuk menyakiti anak, atau bahkan berniat menyakiti diri sendiri. Namun, penting untuk diingat bahwa diagnosis resmi harus dilakukan oleh profesional.
“Gejalanya dapat berupa tidak mampu mengurus anak, berniat menyakiti anak, atau bahkan menyakiti diri sendiri. Itu biasanya sudah mengarah ke postpartum depression. Meski begitu, untuk diagnosis sendiri perlu dilakukan oleh profesional supaya tidak salah,” jelas Arina Megumi Budiani, M.Psi.
Itu dia perbedaan baby blues dan postpartum depression. Jadi, sekarang sudah bisa membedakannya ya, Ma?
POPMAMA TALK Okrober 2024 - Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog
Psikolog Morula IVF Jakarta
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Salsyabila Sukmaningrum
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto
Property by INFORMA
In Collaboration with MORULA IVF Jakarta
Baca juga:
- 8 Ciri-Ciri Baby Blues saat Hamil, Kenali Tandanya
- Diduga Alami Baby Blues, IRT di Bali Bunuh Diri usai Melahirkan!
- 7 Ciri-Ciri dan Cara Mengatasi Baby Blues saat Hamil
Popmama Star
Popmama Talk: Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog Morula IVF Jakarta
Mental Health Pasca Melahirkan: Kunci Bahagia Keluarga