Kapan Waktu Normal Ketuban Pecah? Ini Penjelasan Dokter!
Kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan
10 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air ketuban adalah cairan pelindung bagi janin yang ada di dalam rahim selama Mama mengandung. Selain dapat membuat janin bergerak bebas di dalam rahim, air ketuban juga dapat menunjang perkembangan organ.
Air ketuban memang sudah seharusnya difungsikan agar menjaga suhu di dalam rahim tetap stabil supaya janin merasa nyaman. Cairan ketuban mengandung banyak unsur penting untuk perkembangan janin, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi.
Mama mungkin sudah tidak asing dengan istilah ketuban pecah, namun apakah Mama sudah tahu kapan waktunya ketuban pecah? Buat informasi selengkapnya, yuk simak pembahasan yang telah Popmama.com rangkum.
Editors' Pick
1. Kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan
Dr. Purnawan Senoaji, SpOG(K)-FM selaku dokter spesialisasi kebidanan dan kandungan serta konsultan subspesialis Fetomaternal kerap membagikan ilmu tentang kehamilan dan persalinan melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam sebuah unggahannya, Purnawan menjelaskan bahwa kondisi pecah ketuban tidak seharusnya terjadi sebelum proses persalinan. Kondisi tersebut dinamakan KPD (ketuban pecah dini) dan termasuk kondisi tidak normal.
Jika pecah ketuban terjadi sebelum keluar lendir darah, maka dapat diindikasikan sebagai ketuban pecah dini.
“Pecah ketuban itu tidak seharusnya terjadi duluan. Pecah ketuban itu termasuk jika terjadi sebelum kontraksi. Sebelum keluar lendir darah itu berarti termasuk ketuban pecah dini,” jelas Purnawan Senoaji.
2. Waktu normal ketuban pecah
Proses normal yang menandai awal persalinan rangkaiannya adalah kontraksi rutin, keluar lendir darah, kemudian pembukaan serviks sebelum pecah ketuban.
Normalnya, air ketuban pecah terjadi menjelang persalinan, yakni ketika kehamilan berusia 38-40 minggu. Setelah keluar lendir darah, pembukaan serviks bisa terjadi dan nantinya akan semakin lebar, perlahan kepala bayi akan semakin turun.
Barulah setelah itu, biasanya ketuban akan pecah karena sudah hampir terjadi kelahiran bayi.
“Yang seharusnya terjadi itu ibu kontraksi dulu. Terus kemudian keluar lendir darah, diperiksa ternyata ada pembukaan. Selama perjalanan itu pembukaan akan semakin lebar, kepala bayi makin turun dan terjadi kelahiran,” ungkap Purnawan Senoaji.