Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Bayi Terlilit Tali Pusar
Mama sebaiknya mewaspadai lilitan tali pusar yang dapat membahayakan keselamatan janin ini
30 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama kehamilan berlangsung, tali pusar lah yang menghubungkan Mama dengan sang Bayi. Seutas tali inilah yang mengantarkan nutrisi dan oksigen yang Mama berikan kepada si Kecil.
Meskipun kehadiran tali pusar sangatlah penting bagi kehidupan bayi, namun jika si Kecil terlilit tali pusar maka risiko keselamatanlah yang menjadi taruhannya.
Sindrom yang satu ini dikenal dengan tali nuchal atau Cord Around the Neck (CAN) syndrome. Sudah pernahkah Mama mendengar sindrom yang satu ini?
Apa yang harus dilakukan jika hal tersebut terjadi?
Lalu, apa saja gejala yang timbul jika leher bayi terlilit tali pusar?
Nah, daripada semakin bingung, berikut Popmama.com telah merangkum lima fakta penting mengenai bayi terlilit tali pusar!
1. Apa yang dimaksud dengan sindrom leher bayi terlilit tali pusar?
Mama mungkin khawatir jika si Kecil di dalam perut tercekik oleh tali pusarnya sendiri. Namun mulai sekarang, berhentilah untuk meresahkan hal tersebut!
Tali pusar yang normal dan sehat dilindungi oleh pelapis khusus agar tidak kusut meski terlilit pada lehernya.
Pelapis tersebut adalah zat lunak dan licin atau yang biasa dikenal sebagai Wharton's Jelly yang terdapat pada tali pusar.
Jelly Wharton melindungi pembuluh darah di dalam tali pusar. Bahkan jika tali pusar terlilit hingga membentuk simpul, zat seperti jeli ini biasanya mampu mengurai lilitan tersebut.
Faktanya, cukup normal bagi tali pusar untuk kusut, atau mengikat tubuh bayi di setiap usia kehamilan.
Namun yang mengerikan, terkadang tali pusar dapat membungkus leher bayi selama kehamilan ataupun pada proses kelahiran. Simpul atau ikatan inilah yang dikenal sebagai tali nuchal.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam BMC Pregnancy Childbirth, tali nuchal terjadi ketika tali pusar melilit leher janin hingga 360 derajat.
Menurut para ahli medis, tali nuchal memang cukup umum terjadi pada satu dari tiga kelahiran. Jika tidak ada komplikasi serius yang terkait dengan tali pusar, maka bayi akan terlahir dengan sehat. Namun jika terjadi komplikasi pada tali nuchal, maka dokter perlu melakukan tindakan lanjutan.
Editors' Pick
2. Penyebab sindrom leher bayi terlilit tali pusar
Bayi di dalam perut mama seringkali bergerak aktif di dalam rahim, tidak mengherankan jika tali pusar menjadi kusut dan bengkok.
Namun, selain gerakan bayi yang terlalu aktif di dalam perut, ada alasan lain yang bisa menyebabkan bayi terlilit tali pusar.
Berikut beberapa penyebabnya:
- Hamil anak kembar
Jika satu dari tiga kelahiran tunggal berpotensi mengalami lilitan tali pusar, maka bayangkan saja jika Mama mengandung bayi kembar!
Dengan pergerakan dua atau lebih bayi di dalam rahim, maka tentu saja, peluang terjadinya lilitan tali pusar akan lebih tinggi.
- Wharton's Jelly yang terlalu sedikit
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Wharton's Jelly mampu menjaga tali pusar agar terlumasi dengan baik dan meminimalkan risiko tersimpul.
Nah, ketika zat ini tidak cukup, maka lilitan tali pusarpun dapat terjadi.
- Tali pusar yang panjang
Panjang tali pusar rata-rata adalah 50-60 sentimeter. Peneliti medis menunjukkan bahwa ketika tali pusar lebih panjang dari itu, kemungkinan terjadinya lilitan tali pusar akan lebih tinggi.
3. Gejala leher bayi terlilit tali pusar
Ada beberapa gejala yang menunjukkan adanya tali pusar yang terlilit di sekitar leher bayi.
Berikut beberapa gejala yang dapat terjadi:
- Gerakan bayi berkurang
Jika gerakan bayi jarang dirasakan setelah kehamilan 37 minggu, bisa jadi hal tersebut merupakan salah satu gejala tali pusar yang terlilit di sekitar leher bayi.
Pasalnya, seorang bayi di tahap kehamilan tersebut seharusnya menendang sekitar lima kali setiap 30 menit.
- Denyut jantung tidak normal
Selama persalinan, denyut jantung bayi dipantau secara konsisten. Jika ada kelainan pada detak jantung, maka hal tersebut memungkinkan terjadinya lilitan tali pusar pada leher bayi.
Menurut artikel Kehamilan dan Melahirkan BMC, menyatakan bahwa gerakan hiperaktif yang tiba-tiba diikuti dengan jeda gerakan dapat mengindikasikan bayi sedang mencoba memposisikan dirinya untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh lilitan tali pusar.
4. Komplikasi lilitan tali pusar di leher
Memang tidak semua lilitan tali pusar pada leher bayi dapat menimbulkan bahaya bagi bayi.
Namun terkadang, komplikasi bisa saja terjadi. Skenario kasus terburuk adalah ketika tali pusar melilit tubuh bayi dengan sangat erat, maka tali pusar bisa saja memotong aliran darah di pembuluh darah pusar.
Menurut Jaringan Riset Kolaborasi Stillbirth, sekitar 10 persen kelahiran mati disebabkan oleh kecelakaan tali pusar tersebut.
5. Cara mengatasi lilitan tali pusar
Selama persalinan, lilitan tali pusar bisa ditandai dengan terekamnya denyut jantung abnormal pada bayi.
Jika sudah begitu, dokter mungkin akan menambahkan oksigen untuk Mama untuk mengurangi kompresi dan tekanan.
Jika tali pusar terlilit terlalu erat di leher bayi, maka dokter mungkin akan menjepit dan memotong tali pusar sebelum bayi benar-benar dilahirkan.
Namun, jika denyut jantung bayi benar-benar turun, maka operasi caesar darurat dapat dilakukan. Dokter akan menyuntikkan cairan ke dalam rahim (amnioinfusion) yang dapat membantu meringankan beberapa tekanan.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai sindrom leher bayi terlilit tali pusar.
Untuk semua calon Mama, ingatlah bahwa Mama tidak perlu panik jika tali pusar melilit pada leher si Kecil. Namun, ada baiknya jika Mama dapat mencegahnya dengan melakukan kontrol secara rutin ke dokter kandungan.
Baca juga:
- Ternyata, Ini Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar Sejak Kehamilan
- 8 Cara Tepat Merawat Tali Pusar Bayi Hingga Puput
- 7 Fakta Kesehatan Tentang Tali Pusar yang Wajib Diketahui