Popmama Arisan: 5 Cara Tepat Menyusui Bayi Baru Lahir Menurut IDAI
Sudahkah Mama melakukan 5 cara berikut?
9 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyusui bayi bisa menjadi pengalaman menyenangkan, bahkan menyakitkan. Oleh karena itu, sebagai orangtua baru, Mama perlu mengetahui cara menyusui bayi baru lahir yang tepat, agar merasa nyaman dan kebutuhan ASI pun dapat tercukupi dengan baik.
Meski terlihat mudah, namun menyusui bayi untuk pertama kalinya bukanlah hal yang mudah. Bahkan mungkin butuh perjuangan keras dari Mama, sehingga tak jarang jika banyak Mama baru yang harus berkonsultasi berkali-kali ke bidan atau dokter agar bisa menyusui bayinya dengan benar.
Berangkat dari kasus tersebut, Popmama.com bersama Peduli Sehat berkolaborasi mengadakan acara Popmama Arisan yang sekaligus bertujuan untuk memperingati Pekan ASI Sedunia.
Peduli Sehat sendiri adalah sebuah wadah yang menawarkan layanan penggalangan dana secara online, real time dan transparan.
Pada dasarnya, Peduli Sehat dirancang untuk membantu mengumpulkan dana penyembuhan bagi masyarakat yang tidak mampu di luar sana.
Selain dapat dibayarkan melalui bank, penggalangan dana yang dilakukan oleh Peduli Sehat juga dapat dibayarkan dengan mudah melalui OVO ataupun GOPAY.
Acara Popmama Arisan dengan tema 'Menyusui Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Kronis Pada Anak' telah sukses diadakan pada Sabtu, 3 Agustus 2019 yang lalu di kawasan Jakarta Pusat.
Selaku Dokter Spesialis Anak, dr. Meirdhania Andina, Sp.A, M.Kes menuturkan beberapa penyakit kronis yang dapat dicegah melalui pemberian ASI kepada bayi baru lahir, yaitu termasuk hipertensi, pneumonia, hingga diabetes.
Tak hanya itu, dr. Meirdhania juga tak ragu untuk memperagakan cara pelekatan yang tepat saat menyusui bayi. Setelah mendengarkan penjelasan lengkap dari dokter, para peserta pun terlihat sangat antusias dan puas dengan informasi yang telah diberikan.
Nah, bagi Mama yang belum berkesempatan hadir di acara Popmama Arisan minggu lalu, jangan langsung berkecil hati ya!
Tenang saja, Popmama.com telah merangkum penjelasan lengkap dari dr. Meirdhania terkait 5 cara tepat menyusui bayi baru lahir menurut IDAI.
Mama juga harus mengetahui bagaimana cara yang tepat. Simak ulasannya berikut ini yuk, Ma!
1. Kontak kulit bayi dengan kulit Mama segera setelah lahir
Cara menyusui bayi yang benar diawali dengan momen kontak kulit antara Mama dan bayi setelah melahirkan, ini sangatlah penting untuk dilakukan. Cara melakukannya pun cukup mudah dan sederhana.
Tepat setelah melahirkan, bayi akan ditempatkan di dada Mama. Sementara perawat akan mengeringkan bayi dan menutupinya dengan selimut hangat.
Bayi kemudian akan berusaha mengenali diri Mama, menjilat kulit Mama, dan mencari puting susu untuk menyusu. Momen penting setelah melahirkan ini ternyata dapat membawa banyak manfaat penting bagi bayi, lho.
Berikut diantaranya:
- Menjaga suhu bayi stabil hangat
- Mengatur denyut jantung, laju napas, kadar gula darah
- Menenangkan bayi dan Mama
- Memperkuat ikatan batin
- Menambah kolonisasi flora normal usus bayi
- Awal keterampilan menyusu
- Memberikan kolostrum saat bayi menyusu
- Mendorong Mama menyusui sekehendak bayi
Baca juga: Ketahui Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini Setelah Proses Persalinan
Editors' Pick
2. Rawat gabung setelah melahirkan
Rawat gabung lahir atau rooming in adalah cara yang ditawarkan rumah sakit agar Mama dan si Bayi dapat bersama terus-menerus selama 24 jam penuh sejak dilahirkan.
Idealnya, rooming in atau kondisi rawat gabung setelah melahirkan dapat dilakukan pada bayi yang lahir normal dan dalam kondisi sehat, di mana dia tidak membutuhkan perawatan intensif lainnya.
Dengan rooming in, bayi akan ditidurkan dalam boks bayi yang berada di dekat ranjang Mama, sehingga mudah terjangkau. Tak disangka, ternyata rawat gabung lahir ini juga memiliki banyak manfaat.
Diantaranya adalah:
- Mama dapat belajar mengenali tanda lapar
- Mama dapat belajar merespons dan merawat bayi
- Bebas menyusui sekehendak bayi
- Bayi tidur lebih nyenyak dan jarang menangis
- Daya tahan bayi lebih kuat
3. Cegah pemberian susu atau makanan tambahan
Organisasi kesehatan besar dunia, seperti American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan bayi ASI selama 6 bulan atau biasa disebut dengan ASI eksklusif.
Walaupun banyak ahli merekomendasikan ASI sebagai makanan paling sempurna untuk bayi, namun beberapa Mama mungkin tidak dapat memberikan ASI-nya karena berbagai hal.
Tak hanya karena sang Mama, ada juga alasan medis pada bayi yang tidak memungkinkannya untuk mendapatkan ASI.
Apa saja?
Kondisi bayi yang tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif:
- Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti galaktosemia klasik
- Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti maple syrup urine disease
- Bayi yang memerlukan formula khusus, seperti enilketonuria
- Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi dengan BBLR <1500 gram
- Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi yang lahir pada usia kehamilan <32 minggu
- Bayi yang membutuhkan formula selain ASI dalam jangka waktu terbatas, seperti bayi yang beresiko hipoglikemia (gagal merespons pemberian ASI)
Kondisi Mama yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif:
- Mama dibenarkan tidak menyusui secara permanen jika terkena infeksi HIV
- Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terkena penyakit parah yang menghalangi Mama merawat bayi
- Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terkena infeksi virus herpes simpleks 1 di payudara
- Mama dibenarkan menghentikan menyusui sementara jika terpapar psikoterapi, radioaktif, iodium, dan kemoterapi
4. Hindari penggunaan botol-dot dan empeng
Penggunaan dot atau empeng pada bayi yang masih mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) sedapat mungkin harus dihindari. Pasalnya, penggunaan dot pada botol susu dapat mengganggu kegiatan menyusui anak.
Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), penggunaan dot untuk memberikan air susu ibu yang diperah dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting.
Bingung puting terjadi ketika Mama yang biasa menyusui lewat payudara, menggunakan botol susu untuk memberi ASI perahan.
Ketika akan memberikan ASI lewat payudara lagi, bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.
Tak hanya itu, berikut beberapa alasan lain untuk menghindari penggunaan botol-dot dan empeng menurut IDAI:
- Mengganggu transfer ASI (58%)
- Mengubah pola menghisap bayi
- Mempercepat berhenti menyusu
5. Cari bantuan praktis atau bimbingan menyusui
Agar proses menyusui si Kecil lancar, ada baiknya jika Mama mencari bantuan praktis atau bimbingan menyusui.
Namun jika belum sempat mencarinya, berikut beberapa informasi yang perlu Mama ketahui terkait posisi, pelekatan, dan hisapan yang efektif saat sedang menyusui bayi baru lahir:
Posisi menyusui yang tepat:
- Mama dalam kondisi nyaman (posisi duduk, rebahan, atau berbaring)
- Bayi dipeluk dekat dengan tubuh Mama, lengan Mama menyangga bahu dan tubuh bayi
- Bayi menghadap dada atau perut Mama, telinga dan bahu dalam 1 garis lurus
Pelekatan yang tepat:
- Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi
- Mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar keluar, dagu menyentuh payudara
- Pipi menggembung, isapan lambat dan dalam, tampak gerakan menelan
Hisapan yang efektif
- Tahapan refleks primitif bayi adalah rooting, sucking, kemudian swallowing
- Jika bayi dapat memasukkan sebagian besar areola ke dalam mulutnya, maka hisapan akan efektif (panjang puting akan bertambah 3x lipat)
- Jangan biarkan bayi menghisap dengan botol-dot, karena botol-dot memiliki mekanisme pengaliran yang berbeda dan dapat menyulitkan bayi menyusu
Nah, itulah kelima informasi penting terkait cara tepat menyusui bayi baru lahir menurut IDAI.
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di acara Popmama Arisan selanjutnya!
Baca juga: Seperti Keajaiban! Ini 10 Manfaat ASI Eksklusif Menurut WHO