Harus Paham! Inilah Teknik Proses Induksi saat Melahirkan
Induksi ternyata juga memiliki risiko besar lho, Ma
14 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Induksi adalah proses stimulan yang dilakukan untuk merangsang agar kontraksi rahim lebih intens. Induksi dilakukan agar proses persalinan menjadi lebih cepat. Prosedur ini tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan harus berhati-hati karena banyaknya risiko yang bisa terjadi.
Ada cara alami untuk merangsang kontraksi yaitu berhubungan badan, stimulan puting susu, ataupun akupuntur. Namun, cara alami tersebut belum terbukti secara ilmiah.
Ibu hamil memerlukan induksi jika bayi masih betah di dalam perut dari tanggal perkiraan bayi akan lahir. Batas waktu bayi di dalam perut hingga usia kehamilan mencapai 42 minggu. Jika tidak kunjung lahir setelah melewati waktu tersebut bisa menyebabkan risiko persalinan menjadi lebih tinggi.
Induksi juga biasanya akan dilakukan jika ketuban mama sudah pecah namun tidak adanya kontraksi dan Mama memiliki gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
Agar lebih memahami seputar induksi persalinan, kali Popmama.comtelah merangkum bagaimana proses induksi berlangsung.
1. Stimulan jangkauan selaput (membrane sweep)
Ini adalah salah satu cara induksi yang akan dilakukan kepada ibu hamil. Dokter atau bidan akan melebarkan mulut rahim dengan jari. Hal ini dilakukan untuk memisahkan membran yang mengelilingi bayi dari leher rahim.
Hal ini dilakukan untuk menstimulasi kontraksi agar persalinan cepat berlangsung yaitu dalam 24 sampai 28 jam ke depan. Teknik dasar ini umumnya dilakukan sebagai tahap awal proses terjadinya induksi.
Editors' Pick
2. Memecahkan ketuban (amniotomi)
Untuk melakukan teknik ini diperlukan alat khusus seperti jarum tumpul yang sudah distrerilisasi. Dengan pecahnya ketuban bisa membuat kepala bayi turun ke bawah. Jika sudah demikian, maka bila kontraksi terjadi bisa mempercepat proses persalinan secara alami.
Keunggulan dalam menggunakan teknik ini adalah kelahiran bisa terjadi satu jam lebih cepat, dokter juga bisa melihat kondisi air ketuban dan mendiagnosis kondisi bayi yang masih dalam perut, dan teknik ini bisa langsung mendeteksi detak jantung bayi secara langsung.