Alasan Mama Tidak Mendapatkan Epidural saat Bersalin
Ternyata, tidak semua wanita hamil bisa mendapatkan epidural. Kenapa ya?
31 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan merupakan hal yang membahagiakan terutama bagi orangtua baru. Demi kesehatan calon bayi di dalam kandungan, Mama harus membuat keputusan yang terbaik untuk Mama dan calon bayi.
Seperti dokter kandungan yang harus dipilih, rumah sakit tempat Mama akan melahirkan, sampai ke pemilihan warna untuk kamar.
Menjelang persalinan, Mama dihadapkan lagi dengan pilihan, apakah Mama menginginkan persalinan dengan atau tanpa epidural.
Meski ada pro dan kontra, pilihan menggunakan epidural untuk meringankan rasa sakit atau berjuang menahan sakit, ini sepenuhnya adalah pilihan Mama.
Mama harus berdiskusi dengan dokter atau bidan dan tidak membuat keputusan berdasarkan dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Bagaimanapun proses persalinan Mama adalah pilihan Mama sendiri.
Tetapi ada beberapa kondisi yang membuat anestesi epidural berisiko atau tidak mungkin untuk dilakukan dalam persalinan. Inilah yang perlu Mama ketahui tentang kemungkinan Mama mendapatkan epidural selama persalinan.
Berikut ini Popmama.com rangkum fakta mengenai epidural dalam persalinan.
Apa Itu Epidural?
Menurut American Pregnancy Association, anestesi epidural adalah salah satu jenis anestesi yang paling umum untuk persalinan dan melahirkan. Diperkirakan sekitar 50 persen wanita yang melahirkan di rumah sakit di Amerika Serikat menggunakan epidural.
Untuk melakukan epidural, ahli anestesi menempatkan jarum ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang kemudian memasukkan tabung kecil melalui jarum. Jarum dilepas dan tabung, yang disebut kateter, ditempelkan pada tempatnya.
Kateter kemudian digunakan untuk menanamkan dosis obat yang diukur secara berkala atau melalui infus konstan. Obat ini memblokir saraf yang memberi makan tubuh bagian bawah dan hasilnya, ketika dilakukan dengan benar, adalah menghilangkan rasa sakit.
Epidural dapat menghasilkan pengalaman kelahiran yang lebih santai, dan memungkinkan Mama untuk beristirahat di antara kontraksi dan tidak terlalu lelah ketika maraton persalinan akhirnya berakhir.
Meskipun terbukti aman dari anestesi epidural, Mama mungkin tidak mendapatkannya. Ada beberapa kondisi membuat epidural bermasalah atau benar-benar berbahaya untuk Mama yang melahirkan. Apa saja ya?
Editors' Pick
1. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
Jika Mama memiliki riwayat medis yang kompleks, Mama mungkin menyadari keterbatasan yang dimiliki terkait epidural sebelum persalinan.
Mama mungkin tidak menjadi kandidat untuk epidural jika memiliki pembekuan darah abnormal, kondisi neurologis tertentu seperti aneurisma tulang belakang, infeksi kulit sistemik, kondisi jantung tertentu, dan volume darah rendah, jelas Eduardo Hariton, MD, seorang OB-GYN di University of California San Francisco.
Dokter mungkin mengalami kesulitan menempatkan epidural untuk mereka yang memiliki kelainan tulang belakang seperti skoliosis atau penyakit rematik. Demikian juga jika Mama memiliki riwayat operasi tulang belakang atau trauma. Ahli anestesi mungkin tidak dapat memasukkan jarum ke dalam ruang di antara vertebra jika sempit atau lebih kecil dari biasanya.
Apabila komplikasi muncul selama kehamilan, dokter kandungan atau bidan dapat membantu menentukan pilihan anestesi yang tepat untuk Mama dan mengatur konsultasi dengan ahli anestesi supaya lebih aman.
Jeremy Dennis M.D., asisten profesor anestesi klinis di Rumah Sakit Yale-New Haven, Universitas Yale, menjelaskan bahwa konsultasi anestesi sebelum persalinan tidak wajib.
"Dalam kebanyakan kasus, ini mungkin tidak diperlukan kecuali ada keadaan yang meringankan." katanya.